9. SAXEI ||🍁antara iya dan tidak🍁

1K 55 9
                                    

Happy reading 😇
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak💞

______________________________________

'kamu itu seperti malam hari, gelap namun menyejukkan'
~Xeira~

♡♡♡♡♡

Xeira merebahkan tubuhnya diatas kasur empuknya, kegiatan hari ini cukup melelahkan.

Xeira bangun, menatap dirinya dipantulan cermin sembari memegang kalung dilehernya. Xeira tersenyum manis, betapa indah kalung yang Sarez berikan tadi, meskipun sederhana namun cukup cantik.

 Xeira tersenyum manis, betapa indah kalung yang Sarez berikan tadi, meskipun sederhana namun cukup cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalung ini sangat berharga, banyak kenangan yang tersimpan didalamnya, pemberian orang yang gue sayang. Bukan pacar mantan atau teman dekat."

"Siapa Kak?"

"Suatu saat lo bakal tahu, gak sekarang."

Xeira tersenyum mengingat ucapan Sarez tadi sewaktu pulang sekolah. Itu artinya Sarez memberikan kepercayaan untuk menjaga kalung ini, apa Xeira boleh berasumsi jika dirinya termasuk orang spesial bagi Sarez?

Xeira awalnya kaget dengan kedatanga Sarez yang tiba-tiba didepan kelasnya apalagi yang tidak memakai seragam, sudah dipastikan jika Sarez bolos, padahal tadi pagi Xeira sudah memperingati. Namun yang namanya Sarez tetap Sarez.

Xeira tidak mengingkari janjinya yang akan menjauhi Sarez, namun tak ada salahnya-kan bertemu Sarez untuk yang terakhir kalinya. Ralat, mereka akan tetap bertemu namun seperti tidak saling kenal, bukan mereka tapi hanya Xeira. Xeira akan mencoba menjauhi Sarez, meskipun berat.

Ting tong!

Xeira mengerutkan dahinya kala mendengar suara bel pintu berbunyi.

Xeira berjalan keluar kamar, melihat sekeliling ruang tamu yang sepertinya bundanya lagi tak ada dirumah.

Ceklek!

"Siap--"

Belum sempat Xeira menyelesaikan ucapannya, Xeira menutup mulutnya kaget.

"Gula aren! Lo kenapa!?" Xeira menyentuh luka dipelipis Varen.

"Awsh, sakit ogeb!"

Pelipis yang berdarah, sudut bibir robek, bahkan banyak luka lebam diwajah tampannya, memang benar-benar gula aren minta dikasih siraman kolbu ala Xeira.

Varen langsung saja masuk kedalam rumah Xeira tanpa permisi, membuat Xeira jengkel. Xeira mengikuti Varen dari belakang, berdiri didepan Varen yang sudah duduk manis disofa.

"Ngapain kesini?"

"Ya buat minta obatin lah."

"Obatin ya kerumah sakit lah, ngapa dirumah gue!"

SAREIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang