- Happy reading -
Ting nung ning ..
Pengumuman seminar dadakan baru saja disiarkan. Nama-nama yang terpilih akan di tempel pada mading koridor dan dipersilahkan segera memasuki aula.Yoongi dengan santainya masih duduk di bangku ketika bel istirahat sudah berbunyi. Sedangkan semua mahasiswa berkerumun ingin melihat daftar nama yang terpilih.
Bagi seorang Yoongi, dia bisa melihatnya nanti. Atau paling tidak, pasti akan ada teman yang mengajaknya jika memang dia ikut.
“Yoongi-ah ..”
Benar saja, Yejun dan dia terpilih mengikuti seminar untuk hari ini. Segera buku-buku diatas meja ia rapikan dan masukkan ke dalam tas. Acaranya pasti akan berjalan lama.
Itu membuatku mengantuk ..
“kau tadi tidak melihat pengumuman ya?” tanya Yejun saat mereka sudah duduk bersebelahan.
“ya, pasti nanti ada yang mencariku ..”
“aishh .. tau begitu biar saja kau mendapat alfa ..” kekeh Yejun sambil membenarkan posisinya karena pembicara sudah masuk ke ruangan.
Dikampus memang sering diadakan seminar dadakan seperti hari ini. Biasanya jika sudah begitu, anggota akan dipilih langsung oleh dosen yang bersangkutan. Berhubung nilai Yoongi cukup baik pada mata pelajaran ini, dosen memilihnya sebagai salah satu anggota.
Tak berapa lama seminar akhirnya dibuka. Yoongi fokus memperhatikan pembicara yang mulai menjelaskan beberapa hal baru yang Yoongi tau. Cukup menarik, maka dari itu nilainya juga cukup baik pada bidang ini.
“jam berapa sekarang?” bisik Yoongi pada Yejun.
“dua belas lebih ..”
“ha? Serius?!” fokusnya buyar seketika.
“aku berbohong .. cek sendiri di ponselmu ..”
Yoongi tiba-tiba teringat Yewon. Tadi lelaki itu menjanjikan jemputan untuk Yewon dan berniat mengatakan perasaannya saat ini juga. Tapi sepertinya harus terundur lagi. Tangan lelaki bermarga Min itu merogoh sakunya hendak mengambil ponsel.
Sial!
Batrainya habis. Ponsel hitam itu drop tak bisa menyalah sama sekali.“aku boleh pinjam ponselmu sebentar?” tanya Yoongi sedikit panik.
“kau kenapa?”
“tak apa .. pinjam sebentar saja ..”
Yejun mengeluarkan ponselnya dari saku kemeja. Dengan cepat Yoongi membuka panel angka dan berusaha mengingat nomor telfon Yewon, tapi gagal. Dia sama sekali tidak ingat.
Gadis itu memang tak pernah mengganti nomor telfonnya, tapi Yoongi juga tak pernah terfikir untuk mengingat nomor gadis itu. Mereka selalu bersama dan terhubung, jadi untuk apa?
Mau mengetik nomor Hoseok juga masalahnya sama. Yoongi tidak hafal. Untuk menghafal nomornya sendiri saja malas, apalagi nomor orang lain.
“aish!” umpat Yoongi.
“kau kenapa? Seperti tidak tenang?” tanya Yejun yang sedari tadi memperhatikan raut Yoongi.
“gwenchana .. terimakasih ponselnya ..” Yoongi mengembalikan ponsel tersebut pada Yejun.
“sudah? Kau meminjamnya untuk apa?”
“aku tak hafal nomornya ..”
“siapa?”
“seseorang ..”
“kau punya seseorang juga ternyata ..” Yejun tertawa kecil menyadari hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Me
Fanfiction[End] ✔️ "jika dia untukmu,, pasti dia akan kembali.." gadis berkuncir kuda itu berusaha menenangkan. Yoongi yang sedang menyetir hanya bisa tersenyum sendiri mengingat ucapan Soohyun hari itu. Inikah yang ia maksud?