Tidak apa-apa.

210 48 10
                                    

- Happy Reading -

Yewon sudah siap dengan seragamnya. Walaupun sudah tidak ada aktifitas, tapi kelas dua belas masih diwajibkan untuk masuk sekolah. Hanya sekedar mengisi absen. Sisanya mereka mau apa terserah, asal tidak pulang ke rumah.

Setelah hari itu, hari dimana Yewon melihat Yoongi mabuk sampai tak sadarkan diri, gadis ini masih belum berani memulai obrolan apapun. Pasalnya yang ingin ia ajak berkomunikasi juga semakin menjauh dan hampir tak pernah terlihat.

Antara memang sibuk, atau semakin gentar menghilangkan diri.

“Yewon pamit eomma ..” gadis itu bersalim pada ibunya dan menyusul Tuan Kim yang sudah berada di mobil lebih dulu.

Sudah tiga hari ini Vernon jarang menghubunginya. Antara merasa bersalah atau memang sibuk mencari universitas, Yewon tidak tau. Yang jelas gadis ini menyadari hal itu.

Biasanya setiap malam lelaki itu akan mengajaknya mengobrol via chat atau mungkin menelfon. Bukan suatu masalah yang besar sebenarnya. Lagipula mereka biasa bertemu disekolah.

“Yewon-ah Yewon-ah ..”

SinB menggeser kursinya meminta gadis yang baru saja sampai dikelas itu untuk segera duduk. Yewon hanya menurut sambil memperbaiki posisi tasnya. Wajah SinB mendekat sambil melirik kekanan dan kekiri penuh was-was.

“yaya! Kenapa kau ini?” tanya Yewon bingung.

“sudah berapa hari sejak kau melakukan itu dengannya ..” SinB mengutik kata ‘itu’ menggunakan kedua tangan.

“hey! Ita-itu .. itu hal yang wajar kan? Maksudku semua pasangan pasti melakukan itu!” Yewon berusaha membela diri. SinB terdengar seperti membahas sesuatu yang besar.

“iya aku paham .. tapi aku tidak suka kau melakukan itu dengan Vernon ..” wajah sewot SinB keluar lagi.

“lalu dengan siapa? Satpam didepan?! Ish! Tidak mau!”
“anni-ya!”

“kenapa, sih?”
“ya aku tanya dulu,, sudah berapa lama ..”
“eumh? Tiga?”

“tiga hari yang lalu?”
“sepertinya ...”

“Yoongi sunbaenim mabuk ya?”
“itu juga sudah kemarin lusa .. kenapa terlambat sekali jika mau memarahiku?”

“aku sudah tau .. hanya memastikan ..”
“kau pagi-pagi sudah mengintrogasiku seperti ini .. apa tidak ada kerjaan lain? Menyapu kelas, mungkin?”

“bukan aku yang piket ..” mata SinB terputar malas. Ada saja pengalihannya.
“lalu kenapa? Ada apa ini? Ada apa?”

“kalau sudah tiga hari yang lalu .. berarti tepat seminggu .. hari ini hari apa?”
“hari minggu ..”

“aku serius!”
“kau sudah pakai seragam seperti ini tapi masih lupa? Hari rabu ..”

“ah iya, malam rabu lalu .. malam rabu lalu aku melihat Vernon pergi malam-malam ..”

“aku juga pernah pergi malam ..”
“ani-ani .. dia tidak sendiri .. dia dengan seorang wanita ..”

“adiknya wanita, SinB ..”
“aku tau adiknyaaaa .. aku mau bilang ini lupa saja terus ..”

“geuttae?”
“ish! Aku curiga dia main dibelakang mu ..”

“ya! Bicara apa kau ini?”
“kalau itu benar-benar terjadi bagaimana?”

“biasa saja ..”
“iyalah .. kau tak punya perasaan ..”
“hmm ..”

“ey! Aku serius ini!”
“iya lalu bagaimana?! Ish, kau menurunkan moodku pagi-pagi ..”

Back To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang