- Happy reading -
Tok tok tok ..
Lelaki berhoodie putih mengetuk pintu rumah Yewon. Jam menunjukkan pukul empat lebih lima belas menit. Yoongi selalu datang lebih awal untuk menjemput gadis ini, karena dia membutuhkan waktu dandan yang cukup panjang.Jika Yoongi menunggunya dirumah, Yewon akan semakin lama. Gadis ini tidak merasa ditunggu atau apapun seandainya Yoongi tidak benar-benar menghampirinya.
Maklum, wanita.
“Umji-ie ..” Nyonya Kim sedikit meninggikan suaranya agar terdengar.
“nee eomma?” sambil sedikit memberi liptint pada bibirnya, Yewon menyahut.
“oppa sudah menunggu ..”
“mwo?” ulang gadis ini yang tidak begitu mendengar.
“kau mau ku tinggal?”
Tiba-tiba suara Yoongi terdengar jelas didepan pintu kamarnya yang tertutup. Lelaki itu benar-benar senang membuat Yewon terburu-buru. Ini masih jam setengah lima kurang, tapi kenapa sudah tiba?
“iya-iya sabarrr ..” sedikit blush on Yewon berikan untuk memberikan kesan rona pada pipinya.
“aku masuk ya?”
Walaupun dia menyebalkan, tapi Yoongi masih lebih sopan dari gadis ini. Yoongi selalu meminta izin untuk sesuatu hal yang bersifat pribadi, seperti izin untuk masuk ke kamar Yewon.
Dia paham, Yewon sudah semakin besar. Dia tidak bisa dengan sembarangan masuk dan ikut bergabung dengan gadis itu dalam satu ruangan. Bagaimana jika Yewon sedang mengenakan baju yang terbuka? Atau mungkin sedang berganti baju?
Beda lagi jika mereka sudah punya janji dan Yewon masih dalam keadaan tidur. Nyonya Kim dengan senang hati mengizinkan Yoongi untuk menyipratkan air ke wajah anak tunggalnya itu. Supaya tidak kebiasaan.
“masuklah tak apa ..” jawab Yewon.
Tak berapa lama, terdengar suara decitan pintu yang terbuka. Dari cermin didepannya dapat Yewon lihat Yoongi duduk di sisi ranjang sambil terus memperhatikan Yewon tak berpaling. Yewon yakin setelah ini ia akan berkomentar seperti biasa.
“kenapa wanita suka melukis alisnya?”
Belum genap pikirannya hilang, Yoongi sudah bertanya. Ya, gadis ini sedang mengimbangi garis atas matanya antara sisi kanan dan sisi kiri. Ini menyebalkan, yang kanan sudah bagus, yang kiri lebih tipis. Begitu saja terus.
“memangnya semua?”
“entahlah .. kau melakukannya ..”
“wanita tak hanya aku ..”
“tapi aku hanya tau kau ..”
“ck .. makanya kau jangan diam saja .. cari pacar supaya tau .. aku heran dengan orang-orang yang menganggapmu lelaki cool .. mata mereka tertutup .. jelas-jelas Oppa secerewet itu, darimana dinginnya?”
Saat masih di menengah pertama dulu, Yewon selalu ditanya oleh teman-temannya. Mereka yang tau Yewon dekat dengan Yoongi masih tak mengerti. Yoongi lelaki yang dingin, bisa dekat dengan Yewon yang super tidak bisa diam itu.
“dia tak sediam yang kalian bayangkan ..”
Hanya itu yang Yewon ucapkan ketika lagi-lagi pertanyaan itu ia dengar. Yewon di sekolah menengah pertama dan Yoongi disekolah menengah atas. Sekolah mereka masih dalam satu yayasan dan ruang lingkup yang berdekatan. Tak heran jika teman Yewon bisa tau seorang Min Yoongi.
Lelaki yang Yewon ajak bicara hanya diam. Gitar disebelah meja rias gadis itu ia ambil dan mulai memetik beberapa kunci untuk menghilangkan bosan. Sudah Yoongi duga Yewon akan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Me
Fanfiction[End] ✔️ "jika dia untukmu,, pasti dia akan kembali.." gadis berkuncir kuda itu berusaha menenangkan. Yoongi yang sedang menyetir hanya bisa tersenyum sendiri mengingat ucapan Soohyun hari itu. Inikah yang ia maksud?