Empat

2.5K 162 2
                                    

Kinara berjalan mengikuti langkah Panca tanpa mengangkat kepala sedikit-pun dan itu dilihat oleh Cikal , jika tangannya tidak ditarik oleh papahnya mungkin Cikal akan terus mengikuti kemanapun Kinara melangkah. Cikal melepaskan pegangan tangan papahnya dan berjalan mengikuti Kiky keluar dari perusahaan itu.

"Kamu naik apa kesini?" tanya Kiky pada Cikal.

"Naik si boy pah sambil boncengin mbak Kinara," jawab Cikal sopan.

"Kenapa bisa kamu boncengin dia?" tanya Kiky heran.

"Tadi subuh ban mobilnya mbak Kinara dikempesin semua sama aku, yaaahhh sedikit modus biar bisa nganterin mbak Kinara," jawab Cikal dengan jujur.

"Nak, papah ga ngelarang kamu dekat dengan Kinara tapi kalo untuk jatuh cinta papah minta jangan. Kamu harus tau batasan perbedaan umur kalian terlalu jauh," Kiky mengelus tangan atas Cikal sebelum melangkah meninggalkannya di loby, "Papah pergi duluan, masih banyak yang harus papah urus. Kamu hati-hati dijalan dan segera urus semua yang dibutuhkan untuk masuk universitas."

Cikal hanya mengangguk kepala saja tanpa menjawab dengan sepatah katapun. Kenapa papahnya harus memperingatinya coba toh Cikal pun tau jika dia tidak mungkin benar-benar jatuh cinta pada Kinara, mbak-mbak tetangga sebelah rumah yang umurnya berbeda 10 tahun dengan dirinya walaupun memiliki badan minimalis dengan wajah baby face.

Sejarah dalam hidupnya adalah ia yang dikejar bukan mengejar, jadi tidak mungkin ia memainkan hati dalam permainan yang ia buat sendiri. Ia hanya ingin membuktikan jika tidak ada yang bisa menolak pesona seorang Cikal Farizky. Ia hanya butuh waktu 3 bulan untuk membuat Kinara jatuh hati padanya, tak masalah ia disukai oleh mbak-mbak yang otw tante-tante tapi Kinara memiliki visual yang tidak menunjukkan hal itu. Jadi Cikal tidak masalah.

Dengan wajah sumringah Cikal langsung berjalan menuju motor maticnya dan berlalu pergi dari perusahaan menuju salah satu rumah temannya untuk membicarakan soal berkas-berkas yang harus disiapkan untuk daftar ke universitas tujuan mereka. Sedangkan dilain tempat Kinara terduduk kesal dihadapan Panca yang menatapnya tajam.

"Mau sampai kapan kamu terdiam seperti itu Kinara?" tanya Panca membuat Kinara menghela napas pelan.

"Saya sudah jelaskan yang sejujur-jujurnya pak, kalo ban mobil saya tiba-tiba semua nya kempes dan itu benar tidak ada unsur kebohongan bahkan 0,00001 % sekalipun," jawab Kinara.

"Logika nya, kamu tidak kemana-mana tapi kenapa semuanya bisa kempes dalam satu malam hm?" tanya Panca semakin menyudutkan Kinara.

"Ya tuhan Panca aku berkata jujur! Sungguh untuk apa aku berbohong tidak ada gunanya dan tidak mungkin ada orang yang sengaja membuat semua ban mobil aku kempes," jawab Kinara mulai sedikit mengeluarkan nada kesalnya.

"Mungkin memang ada yang sengaja," ujar Panca sambil menyenderkan tubuhnya pada kursi dengan santai.

"Sangat-sangat tidak ada kerjaan orang yang--- , wait sepertinya aku tau siapa orang yang kurang kerjaan itu," ujar Kinara sambil mengepalkan kedua tangannya kedepan wajah.

"Siapa coba?" tanya Panca ingin tau.

"Bocah sialan yang tadi berdiri didepan ruang rapat anak dari pak Kiky," jawab Kinara membuat Panca langsung terduduk tegak dan menarik kursinya untuk mendekati meja berhadapan dengan Kinara.

"Kamu serius?"

"Yups aku sangat yakin, karna kalo bukan dia tidak mungkin dia berdiri didepan pagar rumah nya pagi hari dengan pakaian rapih serta motor maticnya," jawab Kinara yakin.

"Apa mungkin dia naksir kamu Kinara,"

"Walaupun iya pun ga akan aku terima," Kinara berdiri dan berjalan keluar dari ruangan.

"Kenapa?!" Tanya Panca sedikit berteriak.

"Karna dia 10 tahun lebih muda dari ku!" Jawab Kinara dari depan pintu menunjukkan wajah kesalnya pada Panca sebelum berlalu keluar ruangan dan kembali ke mejanya untuk melanjutkan pekerjaan.

Terdengar jelas gelak tawa Panca saat Kinara keluar dari ruangan. Kinara tau pasti bos nya itu menertawai dirinya yang baru pertama kali terdengar didekati oleh pria yang umurnya berbeda 10 tahun, sangat-sangat anak kecil dimata Panca dan Kinara.

***

Kinara turun dari taxi dengan wajah lunglai mengingat banyaknya pekerjaan yang ia kerjakan hari ini sebagai hukuman karna datang terlambat dan membuat kerja sama antar perusahaan terhambat. Padahal pikir Kinara, jika dia datang terlambat kenapa tidak ada yang inisiatif sendiri untuk mengambil berkas yang diperlukan dimeja Kinara? tapi saat hendak marah ia teringat jika ada beberapa berkas yang memang baru Kinara bawa dari rumah, salah satunya berkas yang dibahas deng Kiky pada hari minggu kemarin.

Tanpa memperdulikan Cikal yang sudah berdiri didepan gerbang rumahnya, Kinara berjalan datar melewati Cikal dan terus mengabaikan setiap panggilan yang ditujukan untuk dirinya hingga depan pintu rumah dengan sengaja Kinara membanting dengan keras tepat dihadapan Cikal.

"Woy mbak nanti malem diner yok! gue jemput jam 7 ya!" Teriak Cikal yang pasti tidak didengar oleh Kinara.

Cikal pun berjalan dengan santai menuju rumahnya dengan senyuman. Kiky yang melihat itu pun menatap heran dan mengajak Cikal untuk menemaninya bersantai sore didepan ruang keluarga sambil menonton serial tv sore yang biasa ditonton usai pulang dari kantor.

"Nak jangan kebanyakan bercandain orang tua, nanti malah kamu sendiri yang masuk dalam bercandaan itu loh," ujar Kiky pada Cikal.

"Ga akan pah, tenang aja aku yakin kalo aku bisa buat si mbak tetangga buat jatuh cinta sama aku dalam waktu 3 bulan," jawab Cikal dengan bangga.

"Karma ga ada yang tau loh nak, gimana kalo malah kamu yang terperangkap dalam perasaan cinta itu?" tanya Kiky mulai berbicara dengan nada serius.

"Ga mungkin pah, mbak tetangga itu bukan selera aku banget," jawab Cikal sambil berdiri, "Aku duluan ke kamar ya pah."

Dalam diam Cikal melangkah menuju kamarnya yang berada dilantai dua, dan bohong jika ia tidak kepikiran soal omongan papahnya tadi. Ia tau karma itu pasti selalu ada dan berlaku untuk semua orang. Tapi tidak mungkin kan kalo yang ia lakukan malah menjadi boomerang untuk dirinya? sangat tidak mungkin. Cikal berdiri dipagar balkon sambil menatap ke arah kamar Kinara. Sekelibat ingatan tentang kemarin apa yang ia lihat pada tubuh Kinara sangat-sangat jelas membuatnya tiba-tiba malu namun hmmmmm sedikit membuat badan panas.

Walaupun orang lain bilang Cikal masih bocah karna baru lulus SMA tapi bukan berarti dia tidak mempunyai pemikiran dewasa apalagi tentang yang 18++ , sudah pasti Cikal tau karna di sekolahnya dulu Cikal salah satu most wanted yang bad boy incaran para siswi tapi sampai saat ini masih setia dengan gelar jomblonya.

"Gue ga tau kenapa, tapi yang pasti lo sangat menarik mbak untuk gue deketin dan bercandain. Lo itu udah tua tapi masih sangat uwuu bikin rasa penasaran semakin tumbuh," ujar Cikal pada diri sendiri sebelum melangkah masuk kedalam kamar.

Sssttt Mbak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang