Empat Belas

1.3K 77 7
                                    

"Mbak tau ga? sejak tadi tuh sebenarnya abang gue merhatiin kita dari atas motornya disamping mobil mbak tuh," ujar Ayudia sambil menunjuk pada sisi lain mobil dan Kinara mengikuti arah tangannya.

Benar, dapat Kinara lihat Cikal termenung diatas motor maticnya itu dengan tatapan dingin. Namun tak sendiri, ada seorang gadis seumuran Cikal yang berdiri disampingnya dengan tatapan dingin juga menatap ke arah Kinara. Sialannya pemandangan ini malah membuat hati Kinara tak karuan. Sambil menarik nafas, Kinara menginjak gas, langsung memasuki pekarangan lalu tanpa perduli pagar terbuka dengan tergesa keluar dari mobil berjalan memasuki rumah dan menutup pintu dengan kencang.

"Astagfirullah, Kinara harus gimana ya Allah," ujar Kinara lirih sambil terjongkok dan menyender pada pintu.

***

Drrttt drrttt

Kinara melihat hp nya yang bergetar disampingnya dan menatap datar tanpa minat. Bukan tanpa sebab sih tapi sungguh hatinya saat ini sedang berkecamuk dan ia tidak ingin semakin badmood dengan mengangkat panggilan dari sang bos yang sungguh tak bisa ditebak.

Dengan lunglay ia berjalan tertatih menuju kamar nya dan langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan menelantarkan barang bawaannya berantakan semaunya dia.

Drrttt Drrttt

"Astagfirullah," ujar Kinara saat mendengar hpnya yang terus bergetar, dengan kesal ia bangkit dan menerima panggilan dari bosnya itu - Panca.

"Assalammualaikum," ujar Kinara mengucap salam saat panggilan tersambung.

"Waalaikum salam, sepertinya ada hidayahnya juga ya dicampakkan sama nak bocah," jawab Panca disebrang sana.

"Ada paan sih to the point aja deh jangan bikin emosi,"

"Selow sayang. Bukain pintu dong, dari tadi didepan rumah nih bagaikan baginda raja yang nakal dikunci diluar rumah oleh baginda ratu," ujar Panca dengan nada merajuk.

"Lo ada didepan rumah gue?!"

"Yaps sayang,"

Tut.

Kinara langsung mematikan sambungan telepon dan berlari menuruni tangga langsung menuju pintu, membuka dengan lebar. Dapat terlihat jelas wajah tampan Panca dengan cengiran bodohnya berdiri tepat didepan pintu dengan tangan penuh menenteng handbag.

"Sejak kapan disini?" tanya Kinara sambil mengerutkan dahi nya.

"Sejak negara api sudah menyerah menyerang konoha karna kumara hidup lagi dan doraemon menjadi kucing serta upin ipin memiliki rambut hitam lebat--"

"Stop , jangan dilanjutin. Cuma bikin telinga pengang aja," ujar Kinara memotong ucapan absurd Panca.

"Hahaha muka nya lucu banget sayang,"

"Paan sih, mau ngapain kesini? dan berhenti manggil sayang oke,"

"Mau main dong kerumah calon istri,"

"Calon istri? maksud lo gue?" tanya Kinara sambil menunjukan dirinya sendiri.

Panca mengangguk mantap namun wajahnya sangat menunjukkan ekspresi yang tak bisa ditebak. Kinara menjulurkan lidahnya mengejek pada Panca.

"Emang nya gue mau nikah sama lo? Pede banget jadi orang wleee,"

"Terus lo mau jadi istri kedua dari bocah kecil yang bahkan punya penghasilan sendiri pun belum,mau dikasih makan apa lo? yang ada lo yang nafkahin dia. Gue udah jelas mapan, harta tahta dan agama punya udah mantep berumah tangga, siap bertanggung jawab," jawab Panca dengan sangan percaya diri.

Sssttt Mbak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang