1 minggu berlalu, dan tidak ada hari yang dilewati Cikal untuk bertemu Langit. Bahkan kini keseharian Cikal, setelah pulang kuliah selalu dirumah Kinara hingga petang yang sudah pasti kebal dari usiran Kinara.
Kinara sudah lelah terus berdebat dengan Cikal, kini ia hanya diam memperhatikan interaksi antara Cikal dan Langit.
"Ayah," Panggil Langit pada Cikal.
"Apa lagi nak?" Jawab Cikal lembut sambil memainkan balok balok lego bersama Langit.
"Enapa ayah da obo cini mma Langit?" Tanya Langit polos membuat Cikal berhenti memainkan lego dan menatap Langit yang juga sedang menatap Cikal dengan tatapan polos nya.
Cikal tersenyum dan mengelus rambut Langit. "Nanti ya, kalo urusan ayah sudah beres semua kita pergi menemui kakek dan nenek oke," Jawab Cikal dengan senyumannya meski dalam hati dan fikiran berkecamuk tak karuan.
"Oke!" Ujar Langit dengan lantang tak lepas raut wajah gembira nya.
"Akan ayah usahakan segala nya agar wajah bahagia mu tidak pernah luntur, meskipun dunia keras dan bertolak belakang dengan keinginan kita tapi tidak ada yang tidak mungkin dengan segala usaha yang tak kenal menyerah," Ucap Cikal dalam hati.
Kinara melihat raut wajah Cikal yang tersenyum namun pandangannya tak bisa bohong jika sebenarnya banyak hal yang laki-laki itu sembunyikan dihadapan anak nya. Kinara hanya bisa menghela nafas, Kinara tau tidak mungkin hanya dirinya yang kini memiliki banyak beban dan pikiran , namun Cikal bahkan keluarga nya juga mungkin saat ini sama seperti dirinya.
"Sudah malam, waktu nya Langit istirahat," Ujar Kinara melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.
"Buuu," Langit merengek seraya Kinara membereskan mainannya.
"Langit, besok ayah datang lagi ya. Sekarang jagoan ayah harus istirahat agar tetap sehat oke?" Ujar Cikal pada Langit dan mendapat anggukan kecil dari diri nya versi kecil, alias Langit.
Semirip itu Cikal dan Langit. Apalagi kini Cikal sedang menggendong Langit berjalan menuju kamar selalu membuat Kinara iri. Jelas iri, dirinya lah yang mengandung Langit hinga lahir kedunia, hanya Kinara yang selalu berada disamping nya, namun kenapa wajah Cikal yang menurun pada Langit.
"Mbak," Panggil Cikal.
"Apa?" Jawab Kinara sambil berjalan menghampiri Cikal yang sudah duduk dipinggiran kasur dengan tangan mengusap punggung kecil Langit yang mulai terlelap.
"Aku pulang, jangan lupa kunci pintu dengan rapat setelah aku pergi," Ujar Cikal dan mulai berdiri berjalan menghampiri Kinara yang kini berdiri didepan pintu kamar.
"Saya juga tau hal itu," Jawab Kinara.
Cikal berdiri dihadapan Kinara dengan senyuman hangat dan tangannya mulai mengelus pelan kepala Kinara yang tertutup hijab.
Chuupp. "Aku pulang, sampai ketemu lagi besok," Ujar Cikal berlalu pergi setelah mencium kening Kinara.
Hening. Kinara terdiam beberapa detik hingga tersadarkan oleh suara pintu yang ditutup oleh Cikal.
"Astagfirullah! Sadar Kinara sadar!" Umpat Kinara sambil menepuk wajah nya beberap kali.
Bisa-bisa nya Kinara terhanyut hanya karna kecupan kecil oleh Cikal yang begitu sat set. Kinara berjalan keluar memastikan Cikal sudah pergi dan menutup pintu dengan rapat.
Kinara berjalan menuju kamar, duduk disamping Langit yang sudah terlelap begitu nyenyak. Memang Langit ini anak Cikal banget, bisa-bisa nya cuma diusap punggung pelan oleh Cikal tapi langsung terlelap begitu nyenyak. Beda hal nya jika Kinara yang menidurkan, sangat banyak dramanya.
Menghela nafas pelan, rasa-rasanya beberapa hari terakhir perasaannya tidak enak. Kinara menatap kosong jam dinding yang menempel di depannya. 2 tahun lebih sudah Kinara memutus kontak dengan semua orang, termasuk kedua orangtuanya.
Kinara dengan cepat membuka laci paling bawah lemari pakaian dan menggemgam sebuah handphone. Handphone yang ia gunakan dulu sebelum memutus kontak dengan semua orang setelah kehadiran Langit dalam rahim nya.
Dengan ragu Kinara mencoba untuk menyalakan handphone tersebut dengan kabel charger terpasang. Harap-harap cemas, Kinara berharap handphone nya bisa menyala namun disatu sisi Kinara pun takut.
Dan, setelah beberapa lama logo android muncul membuat Kinara refleks menyenderkan tubuh nya pada kasur. Dengan gelisah , Kinara menunggu handphone nya menyala sempurna dan menunjukkan halaman awal. Yang ia lihat pertama adalah walpaper wajah ceria tersenyum hangat rambut tergurai warna coklat agak pirang tanpa hijab, melihat foto itu mengingatkan ia pada masa-masa bahagia nya di pertengahan 25 thn.
Kinara mengkonekan sambungan data ke wifi rumah , yaps sepertinya kartu data nya sudah terblokir karna tidak di isi pulsa maupun data 2thn lebih.
Drrtt. Drrrttt. Drrrtttt.
Tangannya terus bergetar seraya serbuan notifikasi masuk tak lama setelah sambungan wifi terhubung. Aplikasi yang pertama Kinara buka adalah Whatsapp, bergitu banyak chat masuk dari teman-teman nya dan yang paling spam sudah pasti Cikal. Meski ada beberapa chat yang tidak bisa dibuka karna pesan yang begitu lama, namun Kinara terpaku melihat chat paling atas dan terbaru.
------------------------
Ibu💕
------------------------Dengan hati tak karuan Kinara membuka roomchat yang berisi begitu banyak chata yang dimana 90℅ bertanya tentang kabar Kinara yang tidak bisa dihubungi. Namun Kinara kini mematung membaca pesan terakhir dari ibu nya itu.
Ibu💕
Ayu , meski ibu tau percuma mengirim pesan ini tapi ibu tetap akan mengirim pesan ini kepada kamu nakIbu💕
Ibu harap kamu bisa pulang dalam waktu dekat karna ibu dan bapak terus memikirkan kamu nak kami sangat merindukanmuIbu💕
Jika kamu memiliki banyak masalah atau beban yang tak bisa dibagi dengan siapapun , kamu jangan lupa kalo ada ibu dan bapak yang akan selalu untuk kamu dalam kondisi apapunIbu💕
Ibu bapak selalu mendoakan yang terbaik untuk mu nak
Ibu hanya ingin kamu pulang nakHati Kinara begitu sakit rasa nya melihat pesan dari ibu nya itu, meski Kinara bukan anak kandung dari Arki dan Inara namun mereka berdua adalah orangtua terbaik bagi Kinara. Salah satu alasan Kinara merantau adalah tidak ingin terus menerus menyusahkan kedua orangtuanya itu.
Bohong jika Kinara tidak merindukan orangtuanya, namun Kinara tidak akan sanggup menghadapi mereka berdua. Kinara di adopsi jadi anak oleh Arki dan Inara dari usia 7 hari disalah satu panti asuhan. Ujar pengurus panti Kinara ditinggalkan didepan panti asuhan dengan ari-ari masih terpasang dan tubuh yang hanya dibalut oleh selimut bulu.
Bagaimana tanggapan kedua orangtuanya jika tau Kinara kini sudah memiliki anak. Anak diluar pernikahan , sama seperti dirinya. Kinara tidak bisa membayangkan betapa kecewa nya kedua orangtuanya itu.
Drrttt drrtttt
Ibu💕
Layar handphone Kinara menunjukkan nama Ibu💕 yang kini sedang menelfonnya melalu whatsapp. Hari sudah malam , tapi ibu nya masih memegang handphone hingga mengetahui jika pesannya telah dibaca oleh Kinara. Dengan ragu Kinara menyentuk tombol berwarna hijau dilayar.
"Assalammualaikum ibu,"
.
.
.
.
.Gimana iniiiii sedih juga lihat Kinara 😢
KAMU SEDANG MEMBACA
Sssttt Mbak!
RandomKinara Ayu (28thn), seorang sekretaris disebuah perusahaan swasta yang sedang berkembang. Anak tunggal yang jauh dari sanak saudara. Wanita yang manis, perfectsionis, cuek yang selalu dihindari oleh beberapa karyawan wanita karna ke-ketusannya yang...