3 tahun kemudian.
Cikal berdiri dibalkon sambil terus memandangi rumah sebelah yang sudah lama tak dihuni , hanya dibersihkan 1 bulan 2x oleh Mbok Ria - asisten rumah tangga Kinara. Ia menghela nafas kasar karna sudah mencoba beratus-ratus kali ia mencari keberadaan Kinara namun hasilnya nihil. Sudah 3 tahun ia tak bertemu dengan sosok Kinara itu, sungguh kini ia sudah sangat menyerah meski hati masih khawatir akan kabar mbak tetangga nya itu.
Melikirik arloji dipergelangan tangan kirinya sudah menunjukkan pukul 9 malam, Cikal pun hendak kembali ke kamar setelah melihat Keysa sudah tertidur diatas kasur. Namun saat akan membalik badan , gerakannya terhenti melihat sosok wanita memakai kerudung serta masker berjalan memasuki pekarangan rumah Kinara dan dengan gampangnya membuka gerbang yang selalu digembok itu.
Dengan gercep Cikal berlari keluar kamar, menuruni tangga dengan tergesa mengabaikan pandangan aneh dari keluarga nya yang masih terbangun. Dengan sangat cepat ia kini sudah berada didepan pintu besar rumah Kinara yang sudah tertutup rapat kembali, meski lantai 1 lampunya mati seperti biasa tapi dilantai 2 tepatnya kamar Kinara lampunya menyala menandakan jika sosok wanita berhijad yang ia lihat tadi benar Kinara.
Cikal terus berdiam diri didepan pintu tanpa berniat untuk mengetuk atau berpindah dari posisinya saat ini. Hingga sekitar 30 menit pintu terbuka dari dalam dan menunjukkan sosok Kinara dengan wajah kaget nya melihat Cikal sudah berdiri dihadapannya.
Kinara menetralkan degub jantungnya dan mencoba mengabaikan Cikal, ia mencoba lengkah ke kiri namun Cikal melangkah menghalanginya. Tak menyerah, Kinara mencoba melangakh ke sisi kanan namun lagi Cikal menghalangi. Terus begitu hingga Kinara geram dan memandang Cikal dengan tatapan sendu.
"Bisa beri saya jalan? masih banyak hal-hal penting yang harus saya urus," ujar Kinara dengan nada dingin.
"Kemana aja selama ini mbak? kenapa pergi tanpa pamit? kenapa ga ada kabar? ke--"
"Bukan urusan anda untuk tau hal privasi saya," jawab Kinara dengan datar.
"Ur---"
"Lebih baik urusi aja keluarga anda dan berhenti ikut campur dalam kehidupan saya," potong Kinara dan mendorong Cikal dengan kencang hingga hampir terjatuh.
Dengan tergesa Kinara mengunci kembali pintu rumahnya dan berjalan meninggalkan pekarangan rumah mengabaikan Cikal yang terus mengoceh dan mengekorinya hingga ke depan gerbang. Kinara terus mengabaikan dan mengeluarkan smart phone nya memesan ojek online dari salah satu aplikasi ternama.
"MBAK!!" teriak Cikal jengkel terus diabaikan oleh Kinara.
Kinara hanya mendelik saja menatap Cikal dengan tajam. Saat hendak menjawab Cikal, Kinara melihat beberapa orang sedang mengintip dari balik tembok rumah keluarga Cikal yang pastinya ya penghuni rumah itu. Kinara hanya menghela nafas dan beristigfar dalam hati. Tak lama ojek yang ia pesan datang dan hendak memberikan helm pada Kinara namun tangan Cikal lebih cepet menyambar dan menatap Kinara geram.
"Apa-apaan kamu!" Bentak Kinara sudah cape hati menghadapi Cikal.
"Makanya jawab dong pertanyaan aku bukannya terus mengabaikan aja kaya ga pu--"
"Sudah saya bilang jangan ikut campur!" ujar Kinara.
"Aku cuma pingin tau kemana aja kamu selama ini apa salah!" balas Cikal.
"SALAH BESAR!" Bentar Kinara, "Kamu sudah berkeluarga jadi ga usah ngurusi hidup orang lain, dan urus saja keluarga kamu sendiri," lanjutnya dengan nada mulai melemah.
"Tapi perasaan aku tetap sama ke mbak, ga berubah sedikit pun," balas Cikal dengan nada yang sama melemah bahkan seperti suara yang menahan tangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sssttt Mbak!
RandomKinara Ayu (28thn), seorang sekretaris disebuah perusahaan swasta yang sedang berkembang. Anak tunggal yang jauh dari sanak saudara. Wanita yang manis, perfectsionis, cuek yang selalu dihindari oleh beberapa karyawan wanita karna ke-ketusannya yang...