Tiga Puluh Satu

450 17 3
                                    

Kini mereka semua sudah kembali ke rumah Kinara. Cikal , Arki dan Inara duduk diruang tamu dengan suasana yang hening menunggu Kinara kembali dari kamar setelah menidurkan Langit yang mengantuk.

"Sebelumnya perkenalkan, nama saya Cikal Farizky. Seperti yang anda tau kalo saya ayah dari Langit, anak mba Kinara," Ujar Cikal memecah kesunyiaan namun tak basa basi langsung ke inti nya.

"Ya, kami berdua sudah tau soal itu. Dan mungkin kamu pun tau pertanyaan pertanyaan apa yang ada dibenak kami berdua?" Ujar Arki dan bertanya balik pada Cikal.

Kinara dengan raut sedih nya duduk disamping Cikal yang berhadapan dengan Arki dan Inara. Kinara dan Cikal saling bertatapan, saling mengirim sinyal satu sama lain. Saat Kinara hendak berlutut pada Arki dan Inara, namun dirinya kedului oleh Cikal yang lebih cepat melakukan hal itu.

"Disini saya benar-benar memintaa maaf kepada kalian berdua selaku orang tua mbak Kinara. Saya mengakui segala kesalahan saya, saya........... " Cikal menjelaskan semua nya pada Arki dan Inara tanpa ada yang terlewat satupun, termasuk pernikahannya dan Keysa.

Kinara meremas tangannya dengan kepala menunduk, sakit ternyata jika mendengar semua yang telah dilewati dengan berat lalu diungkit kembali. Namun ia tau, jika hal ini pasti akan terjadi dan tak bisa dipungkiri. Tak lama suasana menjadi hening, Kinara mengangkat kepala sedikit demi sedikit melihat Cikal yang terdiam setelah menjelaskan semua nya dan juga Arki serta Inara juga terdiam menatap Cikal.

"Nak, lihat wajah saya," ujar Arki dengan kedua tangan menangkup wajah Cikal yang tertunduk jadi menatap nya. "Apa kamu benar-benar mencintai Kinara?" Lanjutnya.

Cikal mengangguk pelan dan terkaget dengan tiba-tiba Arki memeluknya dengan lembut, hingga tak sadar Cikal terisak mengingat jika seharus nya yang ia dapatkan adalah sebuah pukulan bukan pelukan.

"Ibuuu," Panggil Kinara pelan.

Inara yang mendengar itupun langsung memeluk Kinara dengan lembut dan penuh kasih sayang, tumpah sudah semua air mata yang ia pendam selama ini. Rasanya beban dipundaknya sedikit demi sedikit memudar saat pelukan sang ibu ia rasakan dengan hangat.

"Nak, ibu dan bapak akan menerima segala keadaan mu. Tapi jangan pernah pergi tanpa kabar lagi ya nak, kami sangat khawatir," Ujar Inara.

"Maafkan Ayu ibu, maafkan Ayu bapak," Ujar Kinara sambil terisak dalam pelukan Inara.

Mereka berempat meluapkan segala emosi yang terpendam selama ini, segala yang terjadi pun sudah terungkap maupun dari kehidupan Kinara maupun Cikal. Kini Cikal maupun Kinara mencoba saling mengerti keadaan satu sama lain dari masa lalu yang mereka hadapi beberapa tahun terakhir, dan mencoba saling memahami karakter satu sama lain.

-----------------------------------------------------------------

1 minggu berlalu, Kini Arki dan Inara hendak pulang kembali ke kampung halaman. Bukan karna tak betah, tapi mereka tak enak jika lama-lama meninggalkan rumah dikampung kosong. Meski Kinara sudah membujuk agar tinggal lebih lama, tapi Arki dan Inara keukeuh untuk pulang hari ini juga.

"Pak bu, yakin pulang hari ini? lebih lama lah tinggal disini, banyak tempat wisata yang belum sempat bapak dan ibu kunjungi di kota ini," Ujar Kinara.

"Kapan-kapan saja, ibu dan bapak ingin pulang hari ini Ayu," jawab Inara lembut.

Kinara pun menghela nafas pelan, rasa nya sangat tak rela melihat kedua orang tua nya pulang hari ini. Ada rasa sesak dan tak karuan di hati nya, namun kedua orang tua nya itu sudah tidak bisa dibujuk-bujuk lagi.

Kinara pun membantu membawakan tas milik Arki dan Inara ke pekarangan rumah sambil menunggu taxi online yang dipesan datang.

Tak lama sebuah mobil berhenti didepan rumah Kinara, bukan taxi online melainkan mobil yang tak asing bagi Kinara. Terbuka nya pintu mobil dan menunjukkan sosok Kiky Farizky - ayah dari Cikal beserta dengan Sofia - istri nya dan juga Cikal.

Mereka bertiga berjalan menghampiri Kinara , Arki, Inara dan juga Langit yang ada didepan rumah.

"Assallammu'alaikum," ujar Kiky sambil bersalam kepada Arki dan juga Inara yang diikuti oleh Sofia juga Cikal.

"Maaf jika saya mengganggu, tapi ada yang perlu saya bicarakan. Apa bisa kita bicara sebentar didalam?" Tanya Kiky mendapat anggukan dari Kinara.

"Pak bu, taxi online nya Ayu batalkan dulu ya. Kita bicara dulu didalam sebentar," Ujar Kinara pada Arki dan Inara yang mendapat anggukan setuju dari keduanya.

Mereka berjalan memasuki rumah dan duduk membentuk lingkaran diruang tamu.

"Jadi maksud kami datang kesini bertujuan untuk melamar Kinara untuk putra sulung saya, Cikal Farizky," Ujar Kiky.

Kinara yang mendengar itu sedikit kaget, memang satu minggu ini hubungannya dengan Cikal sudah membaik tapi tak disangka jika ia dilamar secepat ini.

"Tidak kah terlalu cepat jika membahas pernikah pak?" Tanya Arki memahami raut wajah dan gestur tubuh Kinara.

"Alangkah baik nya jika lebih cepat, mengingat kondisi Langit yang semakin hari semakin tumbuh besar," Jawab Sofia. "Juga mengingat putra sulung kami yang semakin hari semakin tergila-gila pada putri kalian," lanjutnya dengan kekehan kecil.

"Mah!" Ujar Cikal sambil memberengut kesal pada Sofia, bisa-bisa membongkar rahasia rumah.

Kinara tersenyum tipis. "Maaf pak bu, memang benar jika semakin hari Langit tumbuh semakin besar tapi menurut saya pun terlalu cepat jika harus lamaran sekarang. Karna dalam islam jika lamaran, paling lama menuju pernikahan adalah 3 bulan. Dan menurut saya itu waktu yang singkat untuk mengenal satu sama lain lebih dalam," ujar Kinara.

"Mbak, 3 bulan itu kelamaan tau mana ada cepet. Kalo bisa sekarang juga aku pinginnya akad langsung bukan lamaran," celetuk Cikal membuat Kiky refleks menyubit paha anak sulung nya itu.

Lagi, Kinara tersenyum tipis. "Tidak semudah yang kamu ucapkan, hubungan kamu dan aku itu rumit jadi ga bisa melakukan segala nya dengan instan. Mengingat aku juga anak yang tidak diinginkan kedua orang tua kandung ku, setidaknya aku harus menikah memakai wali hakim tanpa tau nama belakang ku binti siapa. Semua nya tidak sesederahan itu Cikal," Ujar Kinara membuat seisi ruangan hening.

Yang Kinara ucapkan tidak salah, nyatanya tidak sesederahan itu menikah dengan dirinya. Mengingat segala fakta yang menyakitkan tentang asal usul dirinya, hal itu lah yang membuat Kinara memilih mempertahankan Langit dan berusaha untuk selalu ada untuk dirinya. Ia tidak ingin jika Langit menjadi korban dari segala kesalahannya dan mengalami hal hal menyakitkan seperti dirinya.

"Nak, ada hal belum bapak dan ibu beritahukan kepadamu," Ujar Inara sambil mengelus pelan punggung tangan Kinara.

Arki dan Inara saling memandang dan akhirnya Arki pun mengangguk pelan, Inara menarik nafas pelan dan tersenyum menatap Kinara yang juga menatapnya.

"Sebenarnya Ibu dan Bapak sudah tau siapa orang tua kandung mu nak, mereka datang mencari mu 2 tahun lalu dan bertemu dengan kami setelah mereka dapat informasi dari pihak panti asuhan," Ujar Inara.

Kinara terdiam mencoba mencerna perkataan Inara. Orang tua kandung nya mencari dirinya? Apa ia tidak salah dengar? Apa Arki dan Inara tidak salah orang?

.
.
.
.
.

Gimana gimana gimana??????
Jangan lupa voteeeee 🥰

Sssttt Mbak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang