Lima

3.7K 181 14
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 21.30, saat orang lain sudah terlelap atau bahkan siap-siap untuk tidur tapi berbeda dengan Cikal yang malah bersiap hendak pergi keluar rumah.

Dengan kemeja polos berwarna biru muda dengan dalaman kaos berwarna putih dipadukan dengan celana jeans denim dan sepatu sport berwarna biru muda senada dengan kemejanya. Cikal berkaca dengan pede sebelum mengambil kunci motor serta jaketnya yang ia letakkan diatas meja. Ia berjalan dengan santai menuruni tangga mengabaikan empat mata yang menatapnya.

"Mau kemana kamu jam segini?" Tanya sang papah.

"Main," jawab Cikal sambil berlalu dan menutup pintu dengan pelan yang selanjutnya berlari menghampiri motornya yang langsung ia jalankan dengan cepat sebelum teriakan sang papah terdengar olehnya.

Kiky hanya menggeleng kepala melihat tingkah anak sulungnya itu, ia pikir dengan pindah rumah kelakuan anaknya akan berubah. Namun ia salah, jika masih pindah di kota yang sama tetap saja anaknya juga masih berteman dengan orang yang sama.

***

Cikal turun dari motor dengan gaya cool, dengan senyuman khasnya. Berjalan menghampiri temannya yang sudah menunggu didalam club. Club malam yang biasa hanya didatangi oleh orang-orang diatas umur 17 tahun atau mungkin juga orang-orang tertentu yang memiliki uang. Kalo Cikal termasuk kedalam golongan orang-orang tertentu yang memiliki uang, walau umur masih 18 tahun tapi ia sudah memiliki KTP dan menghasilkan uang dari bermain game.

Dilihatnya dua orang pria seumurannya duduk dimeja paling ujung sambil berbincang. Cikal melangkahkan kakinya dan duduk disofa paling ujung sambil mengeluarkan sebungkus roko dan pematik dari dalam saku jaket.

"Segelas bro?" Tanya temannya yang paling putih bernama Ariel.

"Nakal boleh tapi jangan sampe mabok," jawab Cikal santai sambil mengepulkan asap rokonya.

"Ayolah bro, udah 18 tahun masih ga mau nyoba nih?" Sodor teman yang lainnya bernama Angga, dia yang paling kaya diantara mereka.

"No," Cikal berdiri dan melambaikan tangan pada seorang waitres untuk meminta buku menu.

"Pasti blue ocean," celetuk Ariel dan Angga bersamaan.

"Paan sih," balas Cikal sedikit ketus. Dilihatnya buku menu dan benar apa yang dikata kedua temannya itu, "Big blue ocean," ujar Cikal memesan pada sang waitres.

Angga dan Ariel hanya terkikik melihat tingkat temannya itu. Mereka sudah kenal sejak masa putih biru, yang pastinya sudah saling tau kesukaan dan ketidak sukaan masing-masing.

Mereka melewati malam sambil berbincang dengan sesekali sambil merokok dan menyantap makanan yang mereka pesan. Meski mereka ke club tapi mereka tidak melakukan hal senonoh seperti orang kebanyakan. Mereka hanya menikmati suara bising dan menikmati berbagai macam menu yang disediakan.

"Gue ke toilet dulu," ujar Cikal pada Angga dan Ariel yang mulai mengajak pulang karna jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi.

Kedua temannya itu hanya mengangguk kepala dan kembali fokus menatap layar hp masing-masing. Meski mereka banyak minum tapi mereka berdua tidak akan mabuk karna minum yang mereka pesan sudah biasa mereka nikmati sejak dulu. Yah bisa dibilang sudah terbiasa dengan dosis alkoholnya. Angga yang tiba-tiba terpikirkan ide jail-pun mencolek lengan Ariel dan menatapnya.

"Apaan sih horor banget natapnya," ujar Ariel sambil bergidik.

"Kali-kali biar tau rasanya," ujar Angga sambil menuangkan segelas kecil minum beralkohol yang berwarna bening itu pada minuman Cikal.

"Ga akan bahaya tuh?" Tanya Ariel yang dibalas gelengan kepala oleh Angga.

"Dikit ga akan ngaruh besar."

Ariel hanya mengangguk kepala dan refleks kembali menatap layar hpnya sedangkan Angga menyantap kentang goreng yang sisa beberapa pcs lagi. Cikal yang tak tau apa-apa langsung duduk dan meneguk habis minumannya.

Meski terasa aneh namun Cikal tetap saja menghabiskan minumannya sebelum berdiri dan berjalan menuju pintu keluar untuk pulang kerumah yang diikuti oleh Angga dan Ariel. Mereka bertiga berpisah diparkiran karna membawa kendaraan masing-masing ditambah jalur yang dilewati berlawanan arah.

Cikal mengendarai motornya dengan kecepatan sedang berbeda dengan saat ia berangkat, rasanya ada yang aneh dengan kepalanya. Seperti rasa pusing namun terasa jarang-jarang. Karna merasa ada yang tidak beres saat kesadarannya masih cukup penuh, Cikal langsung menaikkan kecepatan hingga sampai rumah.

Cikal memarkirkan motornya didepan pagar rumah tapi langkahnya malah menuju rumah Kinara. Dengan langkah sempoyongan dan kepala mulai berat, Cikal terus melangkah menuju pintu rumah Kinara yang beruntungnya dia pintu rumah itu tidak dikunci seolah mengizinkan nya untuk masuk tanpa permisi.

Ditelisik setiap sudut rumah yang membayang hingga akhirnya menemukan sebuah tangga menuju lantai atas membuat Cikal mempercepat langkahnya untuk menaiki satu persatu anak tangga yang akhirnya sampai didepan kamar bertuliskan 'Queen Kinara'.

Cikal memegang gagang pintu dan gotcha, kedua kalinya ia beruntung pintu tidak dikunci membuatnya langsung melangkah masuk. Dapat dilihat seorang wanita bertubuh mungil sedang tertidur dibalik bedcover yang tebal. Cikal menghampiri dan membuka sedikit bedcover untuk dapat berbaring disamping Kinara.

Meski membayang Cikal dapat melihat jelas wajah polos Kinara saat tertidur, ya meski tidak cantik seperti kebanyakan wanita yang tertidur pulas dengan mulut tertutup. Kinara malah tertidur dengan wajah sangat pulas dengan mulut terbuka yang sedang membuat pulau kecil diatas bantalnya, rambut sedikit berantakan, namun terlihat sexy dengan lingeri tidur yang cukup menerawang.

Dengan jiwa lakinya, Cikal perlahan mendaratkan telapak tangannya yang lebar itu diatas buah dada Kinara yang sempat ia lihat tempo hari. Benar dugaannya, meski badan Kinara kecil namun ia memiliki suatu aset tersembunyi yang kenyal-kenyal buah delima.

Merasa badannya mulai panas dan kepalanya mulai semakin pusing namun rasa yang berbeda dari yang tadi, Cikal meremas perlahan buah dada Kinara membuat sang empu mendesah pelan. Melihat respon yang seperti itu membuat Cikal melanjutkannya hingga beberapa menit kedepan yang membuat Kinara bergerak menggelinjang dan terlentang namun masih dengan terlelap nyenyak.

Cikal semakin terpancing dan merangkak diatas tubuh Kinara meremas pelan kedua buah dada dan mulutnya mulai mencium bibir Kinara yang berwarna merah muda alami. Meski Cikal sering menonton blue film namun sungguh ini kali pertama ia merasakannya secara langsung bagaimana praktek dari berhubungan intim.

Dari yang awalnya pelan Cikal semakin sini semakin memperdalam ciumannya dengan tangan kiri yang mulai turun memasuki bagian bawah tubuh Kinara dan memainkannya yang membuat sang empu semakin menggelinjang dan sialnya Cikal kali ini membangungkan Kinara yang terlelap.

"Sial---"

"Sssttt mba," Cikal meletakkan jari telunjuknya didepan bibir Kinara yang hendak memarahi dirinya, "ini enak mba, yakin mau marah dan berhenti?"

.
.
.
.
.

Jangan lupa vote dan komennya❤️
Terima kasih!

Sssttt Mbak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang