"Kinara itu milik gue, punya gue dan ga akan ada yang pernah bisa milikin Kinara selain gue. Dengan apa gue ngeklaim? Gue yang pertama kali tidur dengan dia, gue yang ambil kesucian dia jadi jelas dia milik gue, inget itu," ujar Cikal dengan penuh penekanan seolah lupa dengan sekitar.
Prang. Semua orang terdiam mematung melihat pecahan kaca berserakan dilantai serta darah mengalir dari kepala belakang Cikal.
Keysa yang kaget pun hendak menolong Cikal namun tangannya ditahan oleh ibu mertuanya - mamah Cikal. Dengan sendu ia menatap suaminya itu yang terluka namun masih bertahan dengan pendiriannya.
"Ups," ujar Panca melihat kejadian ini, bukan ini yang ia ingin tapi yah apa lah daya satu gelas sudah pecah tidak bisa dibenarkan kembali.
"CIKAL!" teriak Kiky membuat Cikal membalikkan badannya menatap papah kandungnya itu dengan dingin, "MASUK KE KAMAR KAMU SEKARANG!" lanjutnya.
"PAH!" balas Cikal. "Cikal punya kehidupan Cikal sendiri, papah cukup sampai sini ikut campur dalam kehidupan Cikal. Cukup pah cukup," lanjutnya.
"PAPAH GA PERNAH NGAJARIN KAMU KURANG AJAR SEPERTI ITU! KAMU MAU TANGGUNG JAWAB ATAS APA YANG KAMU PERBUAT? APA KAMU INGIN MEMPERMALUKAN KELUARGA?!"
"Cikal udah dewasa, Cikal bisa tanggung jawab atas apa yang Cikal perbuat. Cikal bukan anak kecilnya papah lagi, Cikal udah masuk umur dewasa jadi tolong pah jangan ikut campur,"
"Gimana papah ga ikut campur, kamu udah kelewat jalur Cikal. Kamu sadar apa yang kamu perbuat? Zinah, sesuatu yang dibenci oleh sang pencipta dan sekarang kamu ingin terus berbuat dosa dengan mengejar wanita lain dan mengabaikan istri kamu sendiri? cukup berbuat dosa semakin jauh dan bertaubat membenahi rumah tangga kamu," ujar Kiky dengan nada sendu sudah tidak tau harus berkata apa pada anak tertua nya itu.
"Pah , Cikal tau semua itu sungguh Cikal tau. Cikal juga hendak bertanggung jawab apa yang Cikal lakuin tapi disatu sisi papah terus memaksa Cikal untuk menikah dengan Keysa. Ini semua jadi semakin rumit," balas Cikal.
Kinara menatap Keysa yang juga menatap dirinya, mereka berdua bisa saling melihat tatapan sendu dari kedua mata mereka. Bukan hanya satu pihak yang tersakiti tapi ini mereka berdua tersakiti sekaligus dalam waktu yang sama. Panca yang melihat tatapan Kinara pun akhirnya berjalan menghampiri Kinara dan memalingkan wajahnya menatap wajah Panca.
"Liat gue aja ya. Kita balik sekarang," ujar Panca pelan pada Kinara yang dibalas anggukan kepala.
"Kami pamit undur diri," ujar Panca menengahi ayah dan anak yang sedang berdebat itu. "Oh iya, heh bocil lo ga usah sok sok an mau tanggung jawab kalo duit aja masih tau orang tua. Kinara dan gue mau menikah jadi lo ga usah ikut campur dalam kehidupan Kinara. Dan yah kalo kalian berpikir apa Kinara akan hamil atau engga nantinya? itu urusan gue sebagai suaminya nanti jadi stop cukup sampai sini aja oke," lanjutnya.
Panca langsung membawa Kinara kembali ke rumahnya. Mendudukkan Kinara disofa dan tanpa izin berjalan menuju lantai atas memasuki kamar Kinara , membereskan semua pakai Kinara memasukkannya kedalam koper yang ada dan tas tas besar dikamar Kinara.
Setelah beres membawa semua yang menurutnya penting karna dipikir-pikir jika membawa semuanya sekaligus sekarang tidak muat. Panca berjalan perlahan sambil badan penuh membawa berbagai tas dan koper berisi barang Kinara. Saat sudah sampai dibawah dapat dilihat, Kinara masih duduk dengan posisi yang sama sejak tadi bahkan kini ditambah air mata mengalir dipipinya yang mulus itu.
Panca menaruh semua barang dan berlutu dihadapan Kinara, menghapus perlahan air mata dipipi Kinara dan menangkup penuh wajah itu.
"Kin, saya ngomong sebagai seorang lelaki dewasa. Kamu ga usah khawatir dengan apa yang akan terjadi didepan nanti, meski kamu sering bilang aku sedikit gila tapi aku masih punya akal sehat diotak aku. Saya sedia ada disamping kamu menghadapi apapun oke? Jadi please smile," ujar Panca dengan nada lembut.
Kinara yang tersenyum kecil menatap Panca. Memang iya kakak tingkat sekaligus bos nya itu kadang sedikit gila, tapi ia memiliki kedewasaan yang luar biasa dan hadir disaat yang tepat.
"Tapi pasti ga akan segampang itu," ujar Kinara sendu.
"Bisa dilewatin bersama Kin, ga usah mikirin keluarga saya. Tenang aja, ini hidup saya dan kedua orang tua saya ga akan ikut campur karna saya sudah cukup dewasa dalam mengambil keputusan dalam hidup," balas Panca meyakinkan. "Sekarang kita pergi dulu dari sini oke, sementara kamu tinggal di apart saya oke," lanjutnya dan mendapat anggukan kecil dari Kinara.
***
Keesokan harinya Cikal berdiri dihadapan rumah Kinara dengan tatapan yang sulit diartikan, hingga tangan Keysa menyentuk pundaknya menyadarkan kembali Cikal dari lamunannya menatap rumah mbak tetangga yang cukup menguras pikirannya. Setelah kejadian semalam, Cikal benar-benar dijaga ketat oleh Kiky hingga tadi pagi lepas pengawasan karna terpaksa harus berangkat kuliah.
"Kal," panggil Keysa lembut. "Yuk berangkat," lanjutnya sambil menarik tangan Cikal berjalan menuju taxi yang sudah dipesan.
Dengan helaan nafas, Cikal mengikuti Keysa memasuki taxi dan duduk termenung menatap keluar jendela mengabaikan Keysa disampingnya. Sungguh percakapan semalam masih sangat terngiang diotaknya. Bagaimana bisa ia membuat kesalahan hingga menimbulkan masalah besar. Awalnya hanya karna cemburu yang tak bisa ditahan melihat pria lain memasuki rumah Kinara, tapi tak disangka masalah malah semakin besar dan rumit.
"Key," panggil Cikal pelan pada Keysa.
"Apa Kal?" jawab Keysa lembut.
"Aku belum sempat minta maaf atas kejadian semalam, aku sunggu minta maaf tapi aku juga ga bisa memungkiri segala yang terjadi semalam ada fakta yang ada. Jadi aku harap kamu mengerti kalo terjadi sesuatu yang lebih rumit dikemudian hari," ujar Cikal dengan nada sendu.
Keysa mengangguk pelan dengan senyuman kecil, "Iya Kal aku ngerti kok," jawabnya sambil mengepal tangannya yang disembunyikan didalam saku jaket menahan rasa sakit di dada.
Yah, Keysa sudah yakin dan pasti akan terjadi sesuatu hal yang besar dikemudian hari. Bisa jadi Kinara hamil dan meminta pertanggung jawaban Cikal membuat dirinya terpaksa di madu, atau bisa juga Kinara pergi menghilang bertahun-tahun dari kehidupan Cikal namun kembali datang sambil menuntun seorang anak meminta hak nya pada Cikal, ah otak Keysa tak bisa berhenti memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
"Apa aku terlalu egois jika segala kemungkinan buruk takkan pernah hadir dalam rumah tangga ku ini? aku hanya ingin Cikal mencoba mencintai aku dan rumah tanggaku berjalan normal seperti yang lainnya," gumam Keysa sambil menatap keluar jendela disisi lainnya.
Kalian bisa bayangkan bagaimana rasanya menjadi Keysa? Mungkin apa yang dialami Kinara sangat sangat sakit namun dari sudut pandang Keysa itu lebih lebih sakit lagi. Suaminya yang ia cintai sejak dulu malah mencintai wanita lain yang lebih tua 10 tahun darinya yang bahkan mereka berdua pernah melewati malam indah bersama, sedangkan dirinya saja yang berstatus istri sah tidak pernah disentuh sekalipun, bahkan berciuman atau saling mencium pipi hal yang lumrah pun tidak pernah. Apa takdir selalu sebercanda itu?
.
.
.
.
.
Double up nih sebagai permohonan maaf udah sangat lama banget ga up hehe (:
Gimana nih sejauh ini? emosi? kesel? atau malah kasihan??
![](https://img.wattpad.com/cover/216956097-288-k414772.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sssttt Mbak!
RandomKinara Ayu (28thn), seorang sekretaris disebuah perusahaan swasta yang sedang berkembang. Anak tunggal yang jauh dari sanak saudara. Wanita yang manis, perfectsionis, cuek yang selalu dihindari oleh beberapa karyawan wanita karna ke-ketusannya yang...