Dua Puluh Tujuh

549 20 2
                                    

"Assalammualikum ibu," Salam Kinara pada Inara saat sambungan telfon terhubung.

"Wa'alaikum salam ayuuuu , ini benar kamu nak? Kamu menjawab telfon ibu? Ayu apa kamu baik-baik saja selama ini?" Jawab Inara dengan suara terdengar sedikit gemetar seperti menahan tangis.

"Ibu maafkan Ayu 2 tahun lebih tidak ada kabar, Ayu baik-baik saja ibu. Bagaimana kabar ibu dan bapak?" Tanya Kinara.

"Ibu dan bapak sehat nak," Jawab Inara.

"Alhamdulillah kalau kalian berdua sehat Ayu senang," Jawab Inara dengan senyuman sedikit mengobati rasa rindu mendengar kedua orang tua nya sehat.

"Nak, jika lelah menghadapi kerasnya dunia kamu tidak lupa kan kalo ibu dan bapak selalu siap jadi tempat kamu bersandar?"

"Ayu tidak pernah lupa bu, hanya saja selama 3 tahun terakhir dunia Ayu benar-benar bagaikan roller coster. Ayu sangat takut membuat Ibu dan Bapak kecewa," Ujar Kinara lirih.

"Ibu dan Bapak lebih kecewa jika Ayu sakit sendirian tanpa membagi apapun kepada kami berdua. Kami masih menjadi orang tua mu nak, jangan sampai menanggung semua nya sendiri bagi lah dengan kami berdua biar bebanmu berkurang," Ujar Inara dengan nada sangat lembut.

Kinara memegang dada nya yang terasa sangat sakit, ia tak bisa lagi menahan tangis nya. Begitu deras air yang mengalir di pipi tirus Kinara, air mata yang selama ini ia bendung akhir nya meluap juga hanya dengan mendengar ucapan Inara - Ibu angkat Kinara.

Meskipun Inara dan Arki hanya orang tua angkat, namun kasih sayang mereka pada Kinara tiada dua. Kasih sayang yang mereka berikan pada Kinara melebihi kasih sayang orang tua kandung. Kenapa Kinara bisa merasa begitu? Karna dari bayi hingga saat ini tidak pernah sekalipun Inara ataupun Arki menganggap Kinara orang asing, bahkan mereka berdua sangat-sangat menyayangi Kinara melebihi diri mereka sendiri.

------------------------------------------
Keesokan hari nya saat hendak berjalan-jalan pagi dengan Langit, Kinara dikejutkan dengan sosok pria yang berdiri mematung didepan rumah nya. Pria yang sudah lama tak saling kontak dengan dirinya, siapa lagi jika bukan Panca.

Dengan ragu tatapan sendu Kinara berdiri didepan pintu menatap Panca yang perlahan berjalan mendekati nya. Tanpa bicara apapun Panca langsung memeluk Kinara dengan erat, terlihat sangat merindukan Kinara.

Hingga sebuh pukulan kecil terus mendarat pada kaki Panca yang panjang, ia melepaskan pelukannya pada Kinara dan melihat sumber pukulan itu. Terlihat wajah lucu Langit yang agak kemerahan seperti menahan amarah.

"Kamu ciapa peyuk ibu?!" Tanya Langit.

"Kamu yang siapa? Kok muka kamu mirip bocil kurang ajar yang udah lama ga gue temui," Jawaba Panca sambil berjongkok berhadapan dengan Langit.

"Ciapa agi itu cil cil uyang ajal?" Tanya Langit dengan wajah bingung.

"Sssuuuttt, jangan berantem. Kita masuk lagi ya nak, ibu ada tamu," Ujar Kinara mencoba melerai mereka berdua.

Sebenernya sih lebih tepat nya mencegah Panca bertingkah random, meski sudah lama tak bertemu tapi Kinara tau karakter seseorang tidak mungkin dengan mudah berubah. Bukti nya Kinara kenal Panca sejak kuliah hingga bekerja dengan panca bertahun-tahun, bukan nya semakin dewasa tapi malah semakin diluar prediksi orang waras.

"Masuk dulu , kita bicara didalam saja," Ajak Kinara pada Panca.

Panca mengangguk dan mengikuti Kinara memasuki rumah dan duduk di karpet ruang tamu. Tak henti Panca memperhatikan Langit yang juga menatapnya.

"Nak," Panggil Kinara lembut membuat Langit mengalihkan pandangannya dari Panca jadi pada Kinara. "Ibu ada tamu, apa boleh ibu minta Langit bermain dulu sendiri dikamar?" Lanjut Kinara pada Langit yang mendapat anggukan kecil dan mulai berdiri berjalan menuju kamar.

"Kamu kemana aja? Selama ini aku mencari kamu kemana-mana, kamu ingat jika terakhir kali aku bilang kalo aku bakal melakukan apapun agar kamu tidak menanggung semua beban ini sendiri? Kita bisa membagi beban nya bersama , tapi kenapa hari itu kamu malah pergi dan memutus kontak dengan semua orang? Kamu tau jika aku sangat khawatir memikirkan kamu dan anak kamu selama ini hm?" Tanya Panca beruntun meluapkan apa yang selama ini ia pendam.

"Aku tau aku salah, tapi aku tidak ingin terus merepotkan kamu Panca. Selama ini kamu sudah terlalu banyak membantu aku, jadi aku..... " Ucapan Kinara terpotong karna Panca memeluknya kembali, namun kali ini pelukannya lebih lembut dan nyaman.

"Gue rindu lo Kinara, sangat," Ucap Panca pelan namun terdengar jelas ditelinga Kinara.

------------------------------------------

Di lain tempat, Cikal duduk terdiam diantara kedua orang tua nya yang kini sedang berhadapan dengan ibu Keysa. Cikal sudah benar-benar memantapkan hati nya untuk mengakhiri rumah tangga nya dengan Keysa, meski jadi duda diusia muda tidak apa bagi nya karna Kinara dan Langit lah prioritas nya sekarang.

"Seperti yang sudah dijelaskan oleh saya tadi , kami harap ibu dapat memaafkan kelakuan anak pertama saya ini," Ujar Kiky setelah menjelaskan kedatangan mereka.

"Nak bagaimana?" Tanya ibu nya Keysa kepada Keysa yang terduduk disampingnya dengan wajah menatap lantai.

"Key, daripada kita terus menerus terluka satu sama lain lebih baik kita akhiri aja. Aku akan tetep jadi temen kamu, kita bisa sahabatan seperti dulu," Ujar Cikal menatap Keysa dengan penuh harap.

"Tapi........ Dengan status aku yang janda diusia sangat muda ga akan ada laki-laki yang mau lagi sama aku," Jawab Keysa lirih.

"Coba kamu buka mata kamu lebar-lebar, buka hati kamu untuk orang lain dan kamu pasti bakal ngeliat ada satu laki-laki yang menaruh hati kekamu dengan tulus dalam diam," Balas Cikal.

"Ga ada laki-laki lain yang bisa ngebuat aku nyaman dan aman selain kamu Cikal!" Balas Keysa dengan nada sedikit kencang dan menatap Cikal dengan air mata menetes sedikit deki sedikit.

"Ada! Gue bilang ada ya ada Keysa! Lo liat Hafidz, lo rasain bagaimana perlakuan dia ke lo Key. Dia lebih dari mampu buat bahagian lo sebagai pasangan daripada gue," Ujar Cikal dengan nada tegas nya membalas ucapan Keysa.

Keysa dan orang-orang seisi rumah terdiam terpaku mendengar ucapan Cikal. Melihat suasana yang hening Cikal dengan tegas mengucapkan Talak Tiga terhadap Keysa saat itu juga.

Tanpa menunggu apapun Cikal berdiri hendak keluar dari rumah itu, namun tangannya di pegang oleh Keysa yang menatap nya dengan sendu.

"Apa ga bisa diperbaiki? Aku yakin kita bisa perbaiki semua nya, aku akan terima Langit sebagai anak kita, kita bisa bahagia hidup bertiga dengan Langit jika kamu tidak ingin jauh dari anakmu. Tapi aku mohon, jangan pergi," Ujar Keysa dengan pipi dialiri air mata.

"Kita ga bisa balik lagi Key, talak tiga sudah aku jatuhkan ke kamu dan kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi dihadapan Allah. Aku mohon, lepasin aku biarin kita bahagia dengan cara kita sendiri," Jawan Cikal seraya melepaskan genggaman tangan Keysa.

"Ta....." Ucapan Keysa terpotong oleh Cikal.

"Ga ada tapi nya Key, sekarang coba kamu lihat laki-laki yang lebih pantas untuk kamu dan lebih bisa menjaga kamu," Ujar Cikal seraya menujuk Hafidz yang tengah berdiri didepan halaman rumah Keysa. "Kita masih bisa ketemu, karna aku menganggap kita semua masih bersahabat. Aku pamit," Lanjut Cikal berlalu pergi menaiki motor nya pergi menjauh dari kediaman Keysa meninggalkan kedua orang tua nya yang masih berada didalam.

.
.
.
.
.

Cikal talak tiga Keysa
Tapi Panca datang dan bilang rindu pada Kinara?????

Gimana ini pembacaaaaa? 😂

Sssttt Mbak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang