Malam harinya, Kinara yang baru selesai mandi berjalan menuju lemari dan memakai baju dengan cuek tak peduli sekitar. Pikirnya tidak akan ada siapa-siapa yang mengintip, tapi nyata-nya pintu menuju balkon terbuka hingga seorang Cikal yang nyelonong aja masuk ke balkon kamar Kinara melongo tak berkedip melihat pemandangan indah nan gratis.
"Tanteeeeeee oooh tante! Tante! Tante! Tanteeeeee!" Ujar Cikal dengan nada ala tokoh kartun kembar kepala botak asal negara tetangga membuat Kinara langsung terlonjak kaget refleks membalik badan sambil menutupi badannya yang hendak memakai baju namun belum sampai.
"Bocil sialan! Ngapain lo?! Ngintip ya!!" Kinara langsung memakai baju kaos kebesarannya tanpa memakai dalaman terlebih dahulu sambil berlari menuju Cikal, beruntungnya Kinara sudah memakai celana sebelumnya.
Namun Cikal cukup gesit untuk menghindar, dengan cepat ia kembali berjalan melewati pijakan kecil ditembok yang dapat menghubungkan balkon kamarnya dengan balkon kamar Kinara. Dapat dilihat oleh Cikal muka merah padam milik Kinara yang sangat menggemaskan. Kinara yang ia kira seumuran namun nyatanya berumur jauh diatasnya sangat membuat ia penasaran.
"Tante! Padat-padat kenyal ya uwuuuuu banget yang atas!" Teriak Cikal pada Kinara dengan nada jahil.
"Sialan lo dasar mesum! Dan gue bukan tante-tante!!" Balas Kinara tak kalah teriak.
"Iya deh bukan tante tapi mbak-mbak yang hampir menjai tante-tante," balas Cikal yang kini mulai menurunkan nada bicaranya tidak sekencang tadi.
"Memang bocil sialan ya lo ga tau sopan santun sama yang lebih tua," ucap Kinara dengan nada kesal namun ikut menurunkan nada bicaranya.
"Bocil-bocil juga tampan dan menawan looohhh, yakin ga ke goda?" Cikal menaik turunkan alisnya secara bergiliran dengan nada jahil.
"Menawan? Lo bilang lo menawan? Pede banget hidup lo woy ngaca!" Balas Kinara sambil menunjukkan mimik meremehkan.
"Gue bakal buat lo jatuh cinta sama gue dalam waktu 3 bulan, liat aja!" Cikal berjalan memasuki kamarnya.
"Coba aja kalo bisa!" Balas Kinara sambil ikut memasuki kamarnya.
Namun baru tiga langkah , Kinara terhenti saat mendengar Cikal berteriak kencang membuatnya tiba-tiba kesal sekaligus malu, "Tapi gue jujur mbak soal padat-padat kenyal buah delima!"
Dalam satu gerakan Kinara berlari menuju kamarnya dan membaringkan tubuh diatas kasur sambil menutupkan wajah pada bantal. Sungguh ia malu akibat ucapan absurd Cikal, namun ia mengerti maksud ucapan absurdnya itu.
"Kayanya gue ga bisa anggap remeh itu bocah, bener-bener bikin gue naik darah sama tingkah dan tutur katanya yang absurd dan mesum," ucap Kinara pada diri sendiri sambil menatap langit-langit kamar.
***
Pagi harinya, Kinara sudah bersiap hendak berangkat ke kantor namun saat sedang akan menjalankan mobilnya terasa sangat berat. Kinara kembali keluar dari mobil dan dapat dilihat semua ban mobilnya kempes padahal ia yakin jika kemarin semua ban mobilnya tidak ada yang kempes sama sekali.
Dengan kesal kinara menghubungi bengkel langganan nya untuk memperbaiki ban mobilnya, terpaksa Kinara memesan taxi online dan menunggu tepat didepan pagar rumah. Namun tak sampai disitu kekesalan Kinara pagi ini, Cikal dengan wajah jahilnya menatap Kinara yang juga sedang berdiri didepan pagar rumahnya menyender pada jok motor maticnya itu.
"Mau berangkat kerja ya mbak? Kok ga pake mobilnya sih?" Tanya Cikal namun diabaikan oleh Kinara.
"Udah hampir jam 9 loh mbak, ga akan telat nih? Padahal ini hari senin jalanan padat merayap," ujar Cikal lagi yang mulai melangkah menghampiri Kinara.
"Berisik banget sih tong kosong," jawab Kinara dengan nada ketus.
Cikal hanya tersenyum miring mendengar jawaban Kinara, ia berdiri disamping Kinara dengan jarak satu langkah. Cikal tau Kinara pasti menunggu ojek online ataupun taxi online, dan Cikal tidak akan membiarkan nya.
Tepat saat taxi itu datang, Cikal mendahului Kinara menghampiri supir dan memberikan beberapa lembar uang lima puluh ribu yang tak lama membuat supir itu kembali menjalankan taxi nya meninggalkan Kinara yang hendak membuka pintu belakang mobil.
"Apa-apaan sih lo? Gue udah nungguin itu taxi dari tadi , dan seenak jidat lebar lo itu lo suruh taxi itu pergi lagi? Dasar sialan gue jadi kesiangan!" Kinara berjalan sambil mencak-mencak meninggalkan rumahnya.
Cikal hanya tersenyum dan mengikuti Kinara dari belakang namun sambil mengendarai motor matic nya. Hingga Kinara melihat jam dan sudah pukul 9 lebih padahal pagi ini ada rapat dengan perusahaan papahnya Cikal. Kinara langsung melepaskan heels nya dan berlari berharap cepat sampai pangkalan ojek.
"Yakin mbak kuat lari sampe pangkalan ojek? Ga akan naik si boy nih?" Tanya Cikal santai yang mengendarai motornya disamping Kinara.
"Sialan lo! Kenapa ga nawarin dari tadi sih? Buruan ke kantor gue sekarang, gue ada rapat sama perusahaan bokap lo," ujar Kinara yang dengan gesit sudah duduk dibelakang Cikal.
"Tumben lo ga banyak bacot dulu mbak?" Tanya Cikal sambil menjalankan motornya dengan kecepatan lumayan tinggi.
"Lo pikir di jam segini gue masih harus nolak lo gitu? Pliss deh gue juga tau diri, mending nerima tawaran lo daripada gue harus terus lari sampai pangkalan ojek sampe kaki gue gempor tapi tetap telat ke kantor," jawab Kinara sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan.
Hp Kinara terus berbunyi namun ia abaikan, bukan tanpa sebab tapi Kinara tau jika bos nya itu yang menelpon dirinya sejak tadi. Dari pada harus dimarahi melalui telpon dan saat dikantor pun tetap kena marah, Kinara lebih baik tidak menjawab telpon itu sekarang dan mendengar semua ocehannya nanti sekalian.
Tidak sampai setengah jam Kinara sudah berada di loby kantor dan mulai berjalan cepat mengabaikan semua orang, bahkan tak sadar jika Cikal masih saja mengikutinya dari belakang. Dari dalam lift bahkan sampai ke depan meja nya Kinara masih tidak sadar jika salah seorang karyawan tidak bertanya pada Cikal tentang siapa dan ada keperluan apa hingga berdiri dibelakang Kinara sejak tadi.
"Lo masih ngikutin gue dari tadi? Oh iya gue lupa ongkos nya," Kinara mengambil uang seratus ribu dari dalam tas nya dan memberi pada Cikal sebelum berlalu merapihkan penampilannya serta membawa berkas yang diperlukan menuju ruang rapat yang sudah mulai sejak 20 menit yang lalu.
"Emangnya gue tukang ojek apa ngasih duit seratus ribu segala," gerutu Cikal namun tetap memasukkan uangnya kedalam saku celana miliknya.
Cikal berjalan cepat mengikuti Kinara hingga kedepan pintu ruang rapat dan ia menunggu sambil bermain game online sampai tak sadar jika sudah hampir dua jam berlalu. Cikal mulai bosan, menyimpan hp nya kedalam saku dan mulai memejamkan mata namun ia urungkan saat mendengar pintu terbuka dan satu persatu orang keluar dari ruang rapat. Bahkan Cikal dapat melihat papah nya dan beberapa pegawainya menatap Cikal heran.
"Sedang apa kamu disini?" Tanya papahnya pada Cikal.
"Tuh," jawab Cikal sambil menunjuk Kinara yang berjalan dibelakang Panca namun sambil menundukkan kepala.
Sepertinya Cikal tau apa yang terjadi dan apa yang membuat Kinara seperti itu. Ia mendengar jika alasan Kinara kemarin datang kerumahnya untuk bekerjasama, tapi sepertinya karna ia terlambat membuat beberapa hal berpengaruh pada kerjasama yang akan terjalin antar dua perusahaan itu kembali ditunda, atau mungkin batal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sssttt Mbak!
RandomKinara Ayu (28thn), seorang sekretaris disebuah perusahaan swasta yang sedang berkembang. Anak tunggal yang jauh dari sanak saudara. Wanita yang manis, perfectsionis, cuek yang selalu dihindari oleh beberapa karyawan wanita karna ke-ketusannya yang...