Tujuh

2K 161 5
                                    

1 bulan lebih sudah berlalu dan hidup Kinara kembali tenang seperti semula, tidak ada gangguan dari makhluk sialan bernama Cikal. Sabtu pagi yang cerah ditanggal muda dengan saldo atm baru terisi dengan gaji yang sangat dinanti.

Dengan rok jeans span berwarna abu, kaus oblong putih yang kebesaran, dibaluti oleh sweeter big size berwarna abu senada dengan rok dan dipadukan dengan sneakers putih membuat Kinara sangat percaya diri untuk hari ini.

Dengan wajah riang ,Kinara mengambil totebag miliknya dan mulai berjalan keluar rumah sambil melambaikan tangan pada seorang pria yang sudah berdiri didepan pagar rumahnya dengan senyuman. Dalam hati Kinara hanya berdo'a semoga hari ini ia bisa melepaskan status jomblowati nya dan membuktikan kepada kedua orang tuanya bahwa ia bisa mendapatkan calon suami yang mapan.

"Hai," sapa Kinara saat sudah berhadapan dengan pria yang akan berkencan dengannya hari ini.

"Hai juga," jawab nya dengan senyuman.

"Lama ya nunggunya? Maaf," ujar Kinara namun hanya mendapat gelengan oleh pria itu.

"Engga kok, mau kemana kita hari ini?" Tanyanya pada Kinara.

"Ehm gimana kalo kit-- eh eh eh sialan!" Umpat Kinara saat tangannya ditarik paksa oleh seseorang yang saat Kinara palingkan wajahnya ternyata Cikal, "BOCAH SIALAN!!"

"Woy!" Teriak pria yang tadi sedang bicara dengan Kinara namun Cikal abaikan.

"Berisik lo! Jangan ganggu calon bini orang! Minggat lo sono ke rawa-rawa!" Jawab Cikal sambil teriak dan berlalu masuk kedalam mobil setelah memaksa masuk Kinara ke kursi penumpang.

"Lo mau bawa gue kemana bocah! Udah tenang-tenang hidup gue sebulan lebih ini tanpa gangguan lo, eh lo--- mmpp" ucapan Kinara terpotong oleh Cikal yang tanpa aba-aba langsung melumat bibir Kinara yang berwarna merah muda alami.

"Dari pada dipake banyak ngebacot mending dipake buat cium bibir gue, lebih enak dan bermanfaat," ucap Cikal setelah melepas lumatannya pada bibir Kinara.

"Si-- mmp,"

"Setiap lo mengumpat, setiap itu juga gue lumat bibir lo," ujar Cikal membuat Kinara membungkamkan bibirnya dan melayangkan sebuah pukulan keras tepat dikepala Cikal.

"Kurang ajar banget sih lo!" Gerutu Kinara sambil memalingkan wajahnya dari tatapan Cikal.

"Lo yang kurang ajar, bermain sama laki-laki lain dibelakang gue," balas Cikal santai sambil menjalankan mobilnya.

"Ya hak gue dong, siapa lo berani ngatur-ngatur gue," balas Kinara lagi tak mau kalah namun dengan nada yang mulai normal kembali tanpa ada nada tinggi maupun nada kesal.

"Mbak!!!" Sentak Cikal sambil memberhentikan mobilnya tiba-tiba dipinggir jalan raya yang ramai.

"Astaghfirullah," ucap Kinara sambil mengelus dada dan menempelkan tubuhnya pada pintu mobil.

"Lo kan udah janji mau nikah sama gue kalo gue sanggup kasih lo nafkah sesuai keinginan lo, tapi kenapa lo malah main dibelakang gue sih? Kan gue jadi ngerasa kaya anak tk yang di iming-iming mau dikasih mainan tapi kenyataannya engga, dibilangin gitu cuma biar gue ga rewel doang terus-terusan merengek minta diturutin tau ga," ucap Cikal dengan nada rendah dan mimik wajah yang menunjukkan nasibnya malang bagaikan anak tk yang ia sebutkan.

"Itu lo tau," jawab Kinara acuh sambil kembali membenarkan posisi duduknya dengan nyaman.

"Gue perawanin lo juga deh cepet-cepet, gemesh ini aku," balas Cikal.

"Jangan macem-macem lo!" Ujar Kinara sambil menatap Cikal garang.

"Lo tau mbak, kalo di novel-novel onlen yang adik gue baca itu ya banyak banget orang yang kebelet nikah tapi cinta tak terbalas berujung kepaksa merawanin duluan biar tekdung dan bisa nikah dengan cepet,"

"Novel itu cuma cerita fiktif belaka,"

"Tapi para penulis ga cuma ngayal doang dong pastinya juga liat realita dari kehidupan nyata,"

"Itu sih bego aja,"

"Kalo cinta gue ga terbalaskan terus dan gue maksa buat merawanin lo gimana?" Tanya Cikal sambil memainkan alisnya naik turun.

"Ga semua perempuan yang diperawanin langsung hamil bego," jawab Kinara santai.

"Owh ya, masa sih mbak? Tapi di novel-novel banyak yang gitu d---

"Jadi lo mau sampai kapan ngajak gue bahas novel gituan dipinggir jalan kek gini? Udah ngancurin jadwal pendekatan gue sama cowok mapan tadi, lah sekarang malah diem dalem mobil pinggir jalan dengan tangan kosong tanpa cemilan atau minuman apapun," gerutu Kinara namun malah membuat Cikal tersenyum.

"Iya deh iya monmaap ya," Cikal menyalakan mesin mobilnya dan mulai melaju tak tentu arah.

Selama perjalan sesekali Cikal memperhatikan Kinara yang fokus pada hp nya. Dalam pikirnya Kinara asik bersantai bermain gadget sedangkan dirinya mati kutu memikirkan kemana arah tujuannya sekarang. Karna tidak mungkin jika terus berkeliling kota tanpa tentu arah, hanya akan membuat bensin mobilnya habis.

"Cafe atas bukit," celetuk Kinara tanpa mengalihkan pandangannya dari hp namun dapat dipahami oleh Cikal.

"Wokeh," balas Cikal dengan senyuman lebar.

Ya setidaknya ia sekarang tau arah tujuannya meskinpun ia kurang mengerti dengan salah satu Cafe yang Kinara sebut tadi. Coba kalian pikirkan, bagaimana bisa sebuah cafe yang berada dipinggiran kota dengan dengan sebuah taman luas yang indah bisa dinamakan dengan 'Cafe Atas Bukit' , padahal jalanan datar tidak ada nanjak sedikitpun. Kenapa tidak dinamakan 'Cafe pinggir taman', atau 'Cafe taman asri', atau bisa juga dinamakan dengan nama yang lebih masuk akal.

Cikal hanya menggelengkan kepalanya pelan, semakin dipikirkan semakin rumit kaya hatinya saat ini. Sejak awal pertemuannya dengan Kinara di minimarket, Cikal tidak percaya jika hubungannya bisa sampai seperti ini. Berawal hanya ingin mengisengi tetangganya namun malah dirinya yang kini mulai terperangkap.

"Emang lo udah mikirin mau kerja apa buat nafkahin gue 50jt sebulan?" Tanya Kinara tiba-tiba membuat kesadaran Cikal kembali penuh dari pikiran absurdnya tadi.

"Gue lagi coba usaha kecil-kecilan," jawab Cikal.

"Usaha apa?" Tanya Kinara dengan nada sedikit terlihat antusias.

"Tahuuuuuu bulat digoreng dimobil dinaaaaaaa katel dadakan lima ratus--- aaww,"

"Sialan," umpat Kinara usai mencubit tangan Cikal dengan kesal.

"Gue cium nih," ujar Cikal usai mendengar umpatan Kinara.

"Gue tanya serius bocah!" Balas Kinara dengan nada meninggi dan tatapan kesal.

"Sans dong mbak sans," Cikal berdeham dan melikir Kinara sekilas, "Gue lagi coba usaha online, masih kecil-kecilan masih ngambil barang dari orang dan gue jualin dengan untung yang masih masuk akal lah ga besar tapi ga kecil juga. Gue ga tertarik dengan jalur bokap, jadi gue milih jalan ninja gue sendiri,"

"Lo kira cerita ini ceritanya naruto apa,"

"Iya ya gue lupa kalo cerita ini tentang gue dan lo seorang mbak," ujar Cikal sambil mengembangkan senyumnya membuat Kinara yang melihatnya sedikit terpukau.

Bohong jika ia bilang Cikal tak menarik. Bocah dihadapannya ini sangat menarik, bukan tampan yang hanya sekedar tampan karna kalo dibilang tampan masih banyak pria yang lebih tampan darinya. Namun definisi Cikal bagi Kinara itu laki-laki kece yang menarik dan tak pernah bosan untuk dipandang.

Sssttt Mbak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang