Enam

2.2K 157 13
                                    

Kinara menggeleng kepala pelan membuat Cikal menyeringai dan mulai kembali memajukkan bibirnya untuk menyentuk bibir Kinara, namun diluar ekspektasi. Kinara tersenyum miring dan menendang adik Cikal kencang membuat sang empu langsung terjatuh kesamping.

Kinara langsung bangkit dan membereskan penampilan nya sebelum menarik telinga Cikal dengan kencang dan menyeretnya keluar rumah tanpa bicara sepatah katapun. Cikal yang masih terpengaruh sedikit alkohol tak bisa melawan selain mengikuti Kinata berjalan sambil menundukkan kepala karna telinganya yang masih ditarik erat oleh Kinara. Kalian ingat kan jika Kinara itu mungil dan Cikal itu tinggi?

Saat melihat Kinara mulai melangkah memasuki rumahnya Cikal hanya bisa pasrah dan mulai memasang raut wajah menderita seolah dia seorang korban. Kinara mengetuk sopan pintu rumah orang tua Cikal tanpa henti hingga seorang wanita paruh baya membukakannya.

"Astaghfirullah kakak," panggil wanita paruh baya itu pada Cikal yang masih dengan posisi yang sama sejak tadi dan juga ternyata mamah dari seorang Cikal.

"Hai moms," balas Cikal sambil meringis.

"Ada apa ya mbak sampai menjewer telinga anak saya seperti ini?" Tanya Ranti.

"Harusnya saya yang bertanya, ada apa hingga anak ibu menyelinap ke rumah saya tanpa permisi dan dengan lancangnya melakukan pelecehan pada saya," jawab Kinara dengan nada tegasnya.

"Mbak ini lepasin dong sakit," pinta Cikal sambil mencoba melepaskan tangan Kinara yang semakin kuat menjewer telinga Cikal. Sang empu mulai pasrah entah seberapa merahnya telinga berharga miliknya saat ini.

"Maksud anda apa ya? Jangan memfitnah anak orang tanpa bukti!" Ucap Ranti terpancing emosi karna tidak terima atas ucapan Kinara.

"Bukti? Anda butuh bukti? Saya punya buktinya," Kinara menujukkan sebuah vidio CCTV kamarnya pada Ranti membuat wanita paruh baya anak 4 itu tiba-tiba mengelus dadanya tak percaya.

Cikal yang baru saja tau jika kamar Kinara memiliki CCTV semakin pasrah menerima amukan kedua orang tuanya. Ranti menjewer sebelah telinga Cikal dan menariknya kencang memasuki rumah membuat tangan Kinara lepas dari telinga anaknya itu. Kinara yang melihat hpnya dibawa masuk pun mengikuti dari belakang ,karna tidak mungkin ia meninggalkan hp yang baru ia beli sebulan lalu dirumah tetangga baru yang memiliki anak tengil nan menyebalkan.

Ranti mendorong Cikal hingga sedikit tersungkur hampir mengenai meja diruang keluarga. Tanpa melawan ataupun pergi Cikal mulai duduk diatas lantai dengan posisi kepala menunduk dan kedua tangannya mengusap kedua telinganya yang terasa panas.

Kinara yang melihat itu hanya terdiam sambil menyender pada tembok menatap datar bocah tengil dihadapannya. Hampir saja dia kehilangan mahkota berharga sebelum kata SAH terucap oleh semua orang. Kalo dengan pria tampan nan mapan sih ga apa-apa Kinara ikhlas, lah ini bocah tengil baru beres UN yang dapet ijazah juga belum tapi udah mau coba-coba merawanin dirinya. Mau dikasih makan apa coba nanti Kinara jika hal tadi benar terjadi dengan Cikal dan Kinara mengandung anak bocah itu? Yang ada Kinara harus bekerja untuk memberi makan Cikal serta membiayai kuliahnya.

Kinara bergidik ngeri menghapus bayangan hal buruk yang hampir saja terjadi. Tak lama terdengar suara langkah kaki cepat dan dalam beberapa detik Ranti sudah datang kembali bersama dengan Kiky yang menatap Cikal tajam.

"Papah sudah bilang untuk berhenti bergaul dengan teman-teman kamu yang ga bener itu, tapi kamu masih saja tidak mendengarkan perkataan orangtua!" Ujar Kiky to the point yang mungkin sudah mendengar apa yang terjadi dari Ranti, "dan mbak Kinara saya minta maaf atas apa yang dilakukan oleh anak saya kepada anda."

"Pah berhenti ngelarang Cikal ini dan itu, Cikal sudah besar dan tau apa yang baik dan harus Cikal pilih," ucap Cikal menjawab perkataan Kiky.

"Cikal! Sekarang bukan waktunya membeala diri, tapi kamu berpikir hal apa yang harus kamu lakukan saat ini," balas Kiky mencoba untuk tidak terpancing emosi oleh anak sulungnya itu.

"Cikal tau apa yang harus Cikal lakuin pah, bertanggung jawab atas apa yang Cikal lakukan pada mbak-mbak tetangga," jawab Cikal sambil berdiri dan menghampiri Kinara.

"Mau ngapain lo bocil!?" Tanya Kinara sedikit teriak saat Cikal tiba-tiba merangkulnya mesra.

"Bertanggung jawab. Nikah yuk biar halal ah uh ah uh nya," jawab Cikal dengan senyum tampannya berharap Kinara luluh.

Namun yang terjadi malah Kinara menggeplak kepala Cikal cukup keras yang selanjutnya mendorong Cikal hingga tersungkur. Dengan tatapan tajam Kinara bertolak pinggang dengan kaki menginjak paha Cikal yang masa bodo jika aksinya disaksikan langsung oleh kedua orang tua bocah kurang ajar itu.

"Nikah? Lo pikir nikah cuma soal bersetubuh aja hah?! Lo ga mikir anak bini nanti mau dikasih makan apa?! Lo pikir cinta aja cukup buat ngebangun rumah tangga?! Lo mau bilang kalo kita jalanin aja nanti juga ada jalan keluarnya, iya?!! Ga segampang itu woy!!" Kinara berjongkok dan semakin menatap Cikal tajam.

"Tapikan emang biasanya juga dijalani aja dulu nanti juga cocok dan pasti ketemu sama kebahagiaan bersama," jawab Cikal mengabaikan wajah tajam Kinara.

"Kebahagiaan bersama? HAHAHA Bulshit taik! Lo sadar diri dong! Batang baru segede biji jagung aja udah sok-sokan mau merawanin anak orang ditambah tiba-tiba mau ngajak nikah dengan alasan nanti juga cocok dan ketemu kebahagiaan bersama! Zaman sekarang tuh ga cukup cuma dengan omongan dan realistis aja wanita itu bukannya matre tapi beli beras dan lauk-pauk sandang pangan itu pake duit bukan pake daun kelor!! Dari pada sibuk gangguin gue mending lo pikirin aja selanjutnya hidup lo mau gimana! Ijazah aja belum megang tapi udah sok-sokan sanggup nafkahin anak orang."

Kinara bangkit dan berjalan keluar dari rumah tanpa pamit pada sang empu. Dengan kesal Kinara berhenti didepan pagar rumah Cikal dan mengacak-ngacak rambutnya melampiaskan kekesalannya. Meskipun dirinya sudah berumur hampir kepala 3 tapi demi apapun dia masih laku pada pria seumurannya ataupun lebih tua, walaupun ada yang lebih muda tapi jangan seperti Cikal berjarak hampir 10 tahun dengannya.

"Kalo gue bisa buktiin kalo gue bisa nafkahin lo apa lo mau nerima ajakan gue tadi!!?" Ucap Cikal sedikit berteriak dari depan pintu rumahnya.

"50! Kasih gue 50jt sebulan dan gue akan pikirin soal ajakan lo tadi bocah!" Jawab Kinara sambil bertolak pinggang dengan wajah meremehkan.

Cikal berlari menghampiri Kinara dan berhenti tepat berjarak beberapa senti saja dari wajah Kinara membuatnya mendadak terpaku, "Gue pegang ucapan lo mbak," ucap Cikal yang selanjutnya dengan cepat melumat bibir Kinara kecil sebelum berlari memasuki rumah dan meutupnya dengan kencang membuat kesadaran Kinara kembali.

"Bocah sialan!!" Umpat Kinara.

Sssttt Mbak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang