Tiga Belas

2.1K 104 12
                                    


Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 21.38 sedangkan dirinya masih terduduk diam dikursi balkon kamarnya sambil terus menatap layar hp menunggu sebuah pesan atau kabar dari seseorang, tanpa sadar jika sejak tadi ada seseorang yang terus menatapnya dari dalam kamar terduduk diatas lantai sambil menyenderkan tubuh pada kasur.

Drrttt drrttt

Mbak tetangga:*
Apaan sih berisik banget lo, udah malem tidur sana bocil

Melihat sebuah pesan singkat dari Kinara membuat Cikal tersenyum tipis dan langsung mendial nomor Kinara tak sabar ingin mendengar suara pujaan hati.

"Mbak!" teriak Cikal saat mendengar panggilannya tersambung.

"Apaan sih berisik!" balas Kinara disebrang sana.

"Gue kangen bego!" balas Cikal tak kalah kencang.

"Berisik bego!"

"Iye iye dah hahahaha, gue kangen sayang," ujar Cikal dengan tawa renyah nya seperti biasa mengabaikan seseorang yang sejak tadi menunggu nya masuk kedalam kamar malah mendapat sebuah luka baru dihatinya.

Dengan menahan tangis Keysa bangkit dari duduknya dan membaringkan tubuhnya diatas sofa menghadap ke punggung sofa berharap agar tidak ada yang melihat jika tiba-tiba air matanya jatuh tak tertahan. Hingga beberapa saat lalu terdengar suara langkah kaki dan pintu balkon yang tertutup membuat Keysa semakin memejamkan matanya dan telinga berharap tak mendengar apapun.

Namun Cikal yang tersadar kembali ke kenyataan menghela nafas panjang saat melihat Keysa yang sekarang telah menjadi istri sah nya sedang tertidur diatas sofa tanpa selimut ataupun baju hangat. Dengan pelan ia melangkah menghampiri Keysa dan coba mengelus lembut rambut hitam panjang itu dengan perlahan.

"Key," panggil Cikal tapi tak mendapat jawaban dari sang empu. "Kalo mau tidur dikasur jangan disofa, nanti pas bangun tidur kamu bisa sakit badan semua," lanjutnya sambil menyelipkan kedua tangannya pada tubuh Keysa dan mulan mengangkat tubuh kecil itu memindahkan nya ke atas kasur sambil menyelimutinya juga.

"Kamu boleh jatuh cinta, tapi jangan sampai nyakitin diri kamu sendiri Key," ujar Cikal sebelum dirinya kembali bangkit dan membaringkan dirinya disofa dengan posisi seperti Keysa tadi.

"Aku ga akan sakit kalo kamu balas perasaan aku Kal," lirih Keysa sangat pelan hingga meneteskan air matanya.

***

Di lain tempat, Kinara termenung memandang sebuah foto dari hp nya Panca yang didapat dari status whatsapp Kiky. Ia sudah tau tapi berpura-pura tak tau saat tadi Cikal  langsung menghubunginya setelah ia membalas spam message dari pria remaja itu.

"Gue bicara sebagai kating lo nih ya, nasib lo itu bagaikan jeruk tau. Habis sari manis langsung dilepeh," ujar Panca sambil menepuk-nepuk pundak Kinara pelan.

"Gue bicara sebagai adik tingkat lo nih ya, omongan lo itu kaya sampah rumah tangga yang ditimbun sebulan tau ga. Bau, jijik, meresahkan," balas Kinara dengan nada datar namun malah mendapat tawa kencang dari Panca. "Lo emang gila, sejak dulu," lanjutnya.

"Iya iya gue juga tau kok sayang, terus lo mau gimana sekarang?" tanya Panca.

"Pulang?" jawab Kinara namun dengan nada bertanya.

"Lo ngejawab atau malah bertanya? nada nya begitu membingungkan,"

"Gue ga tau," jawab Kinara sambil mengasongkan hp kepada Panca.

"Pait-paitnya ini mah ya pait-paitnya, kalo lo hamil gimana?" tanya Panca.

"Ya gue hamil, terus gimana?" jawab Kinara datar.

Sssttt Mbak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang