Maju sini! Tapi, satu-persatu aja. Gue sendiri sedangkan kalian main keroyokan. Namanya gak adil, Bro.
—Steve Jiro L
—♠—
Siang hari ini Ceron berkumpul di markas, karena Niel akan membagi kelompok untuk berpatroli sekaligus mencari keberadaan markas Mata Elang. Niel membaginya menjadi 8 tim. Yaitu tim CP yang pergi ke wilayah Cempaka Putih, tim G ke wilayah Gambir, tim TA ke Tanah Abang, tim MT ke Menteng, tim S ke wilayah Pasar Senen, tim K ke Kemayoran, tim SB ke Sawah Besar, dan tim JB ke Johor Baru.Niel membaginya dengan random dan ia sengaja tak berunding dulu dengan anggota Ceron. Ia juga sengaja memisahkan Dera dengan Fiki agar tidak satu tim.
Banyak yang menggerutu kesal karena anggota tim mereka tak sesuai yang dibayangkan. Termasuk Fiki, ia protes kepada Niel kepada Dera tidak satu tim dengannya? Mengapa gadis itu malah satu tim dengan Niel?
"Niel, kenapa lo misahin gue sama Dera? Gue pokoknya pengen se-tim sama dia! " geramnya.
"Em, iya. Seharusnya aku sama Fiki satu tim aja. Cuma dia yang aku kenal sekaligus deket sama aku." Dera turut angkat bicara.
"Nggak ada perubahan anggota tim. Di sini gue pemimpinnya, kalian gak berhak ngatur keputusan yang gue buat. Sana bubar!" Perintah Niel yang diangguki oleh semua, kecuali Fiki yang menatap tajam Niel kemudian pergi meninggalkan markas disusul dengan anggota tim-nya.
Tinggalah di dalam markas Dera bersama Niel karena anggota tim mereka berdua sudah diperintahkan lelaki itu untuk pergi terlebih dahulu. Ia perlu bicara empat mata dengan Dera. Ia juga tau gadis ini juga ingin berbicara padanya.
"Pemaksa, semena-mena, dan egois sifat yang terkadang dimiliki oleh seorang pemimpin." Sindiran Dera tentunya tertuju pada Niel.
Niel tersenyum tipis lalu menjajarkan tubuhnya agar berhadapan dengan Dera yang masih asyik mengelus kepala Opin dan sesekali diiringi kekehan karena tingkah lucu burung elang tersebut.
"Kalau para pemimpin tidak memiliki sifat seperti itu, sudah dipastikan para bawahannya akan membangkang dan tidak bisa diatur," balas Niel lalu melipat kedua lengannya di dada.
"Karena kekuasaannya, para pemimpin terkadang lupa memahami perasaan bawahannya. Mengambil sebuah keputusan di tengah-tengah komunitas harus dirundingkan bersama anggotanya. Kamu selalu mengancam mereka dengan kekuasaan yang kamu miliki, terkadang kamu juga perlu memahami apa yang diinginkan oleh anggotamu dan tidak bertindak semena-mena seperti itu." Setelah berkata demikian, Dera menepuk bahu Niel lalu melangkah keluar dari markas diikuti oleh Opin.
Niel diam membeku, perkataan gadis itu seperti pisau yang menusuk jantungnya. Seolah menyadarkannya bahwa yang selama ini dilakukannya itu salah.
♪♪♪
Karena tidak terlalu mengenal rekan satu tim-nya, selama melaksanakan tugasnya Dera hanya berdekatan dengan Ardi. Tim TA kini berada di pasar Tanah Abang yang rawan sekali terjadi pencopetan serta pemalakan.
"Der, yok masuk! Kita lihat ke dalem," ajak Ardi.
"Tapi Niel? Kita nggak nunggu dia dulu?" tanya Dera.
"Nggak usah. Niel gak perlu ditunggu, buat apa nunggu pemimpin yang egois kayak gitu," sahut salah satu rekan tim-nya yang bernama Ibnu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Bro [END] ✓
Teen FictionTentang Dera, gadis desa yang mati-matian mencari kakaknya di kota Jakarta. Saat sampai di sana, ia justru mengalami banyak kejadian yang tak terduga. Salah satunya menjadi anggota Ceron yang bermusuhan dengan Geng Mata Elang. Di kota Jakarta, ia bi...