PART 20 - Jiro dan Aksinya

767 126 4
                                    

"Selamanya lo bakal jadi milik gue.  Mereka semua yang deket sama lo bakal gue hancurin hidupnya"

—Pengagum Dera

—♪♪♪—

Mata Elang? Sekarang bukan hanya uang atau perhiasan yang dicuri. Melainkan barang-barang berharga jutaan seperti; televisi, motor, laptop, ponsel pintar, dan lain-lainnya. Kini geng tersebut semakin berani merampok ke dalam rumah orang. Tentunya ini perintah dari atasan mereka, Arsenik.

Malam ini jiro melaksanakan aksinya mengendap-endap masuk ke dalam sebuah rumah mewah di pusat kota. Rumah bertingkat dua dengan gaya klasik mewah. Perlahan dia membuka pintu utama rumah ini lalu berjalan melewati ruang tamu. Pencahayaannya sangat minim sehingga ia tak mengetahui jika pemilik rumah sedang duduk dengan santai di sofa sambil meneguk minuman sirupnya.

Lelaki itu terus berjalan masuk ke salah satu bilik paling ujung. Jiro mengeluarkan senternya kemudian melihat-lihat isi dari kamar ini. Bilik yang cukup luas yang dilengkapi AC, televisi layar lebar, sebuah komputer di salah satu meja dan kasur king size. Dindingnya didominasi abu-abu serta berkeramik marmer, beberapa lukisan mahal juga tertata rapi di dinding.

Puas melihat isinya, Jiro membuka lemari besar di kamar ini. Dia menemukan sebuah brankas yang tidak dikunci. Orang gila mana yang tidak mengunci brankas disaat rumah sepi seperti ini?

Matanya berbinar saat melihat bertumpuk-tumpuk uang berwarna merah tertata rapi di dalam sana yang  ditafsir berjumlah 19 juta. Jiro mulai memasukkan semua uang ke dalam tas ransel yang dibawanya tanpa basa-basi.

Tak puas dengan uang saja, Jiro mendekati meja yang di atasnya ada sebuah laptop keluaran terbaru. Perasaannya berkali lipat senang melihat sebuah ponsel pintar tergeletak di sebelah laptop. Sebut saja Jiro tamak, karena masih belum puas dengan semua itu. Dia membuka sebuah laci berniat menemukan barang berharga lainnya, namun yang ditemukan justru membuatnya kalang kabut.

Jiro mengamati foto tersebut dengan seksama, tangannya bergetar dan reflek menjatuhkan foto itu setelah mendengar suara bariton seseorang.

"Sudah puas ngambilnya?" Jiro memutar tubuhnya perlahan, seketika ia merasa lemas melihat seseorang lelaki bersandar pada pintu bilik sambil bersedekap menatapnya tajam.

"Ar-arsen?" Sekarang yang gila adalah dirinya. Dia gila karena berani merampok rumah pemimpinnya sendiri. Ya, Jiro merampok rumah Arsenik. Katakan dia gila sekaligus ceroboh. Eh, tapi. Ini bukan kesalahan Jiro sepenuhnya, salahkan Arsen yang tak pernah memberitahu alamat rumahnya.

Arsen mulai mendekati Jiro menarik kerah baju pemuda tersebut kemudian menghempaskan tubuhnya ke lantai. "Berani-beraninya kau masuk ke dalam rumahku dan menyentuh barang-barang di kamarku," geram Arsen.

"Ma-ma-maaf Arsen, aku tak tau jika ini rumahmu," balas Jiro terbata-bata. Dia bangkit kemudian bersimpuh di depan Arsen.

"Bangun!" bentak Arsen.

Jiro langsung berdiri menundukkan kepalanya. "Sekali lagi maaf, Arsen."

"Kali ini kau ku maafkan. Untung yang kau pecahkan hanya fotoku, jika kau memecahkan foto .... Sudahlah kau pergi dari sini dan tinggalkan tas ranselmu!" perintah Arsen yang mendapat anggukan dari Jiro.

Jiro keluar dari rumah Arsen dengan nafas memburu. Ia memegangi dadanya menormalkan deru nafasnya. Lelaki ini tak menyangka jika sosok pemimpin mereka ternyata seorang miliarder. Apa semua kekayaan itu hasil dari tugas mereka selama ini? Ah, tapi rasanya tidak mungkin. Selama ini Arsen mengambil tak sampai separuh dari hasil mereka.

Me & Bro [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang