PART 11 - Seorang Fiki Setiaji

1K 181 10
                                    

"Lo pikir hidup menjadi orang terkenal enak? Nyatanya nggak! Lo setiap saat harus kuat ngehadapin para haters"

-Fiki Setiaji

-♠-

Dera ingin menghampiri Fiki yang bersandar di tiang lampu merah. Namun, diurungkannya saat melihat lelaki itu tampak dikerumuni para gadis yang meminta foto. Eh ralat, bukan hanya para gadis. Tetapi para pengendara memberhentikan kendaraannya demi melihat dan meminta foto kepada Fiki secara langsung.

Kemudian datanglah Samuel dengan beberapa anggota Ceron yang turut menyaksikan Fiki yang tampak kewalahan menangani penggemarnya yang semakin lama membludak dan menutupi jalanan di lampu merah. Para pengendara lain menggerutu kesal karena akses jalannya ditutupi oleh orang-orang yang menggilai Fiki.

Ada beberapa pengendara mengumpat ke arah lelaki itu dan justru mendapat amukan dari penggemarnya sampai mobil yang dikendarai lecet dan kaca mobilnya sampai pecah. Suasana makin memanas saat salah satu pengendara melempari Fiki dengan telur dan terjadilah cekcok antara penggemar Fiki dan pengendara tersebut.

"Bahaya kalau gitu terus. Bentar, gue nelpon Bripda Zuan." Dera hanya mengangguk menyetujui ucapan Samuel.

Tak berlangsung lama kemudian datanglah rombongan polisi dengan bunyi sirene keras. Beberapa polisi mulai mengamankan para pelaku sekaligus Fiki. Di sisi lain Dera melihat seorang pria dengan gerak-gerik aneh berdiri di belakang mobil polisi. Dera tak terlalu memusingkannya, ia fokus terhadap Fiki.

"Ini cuma gara-gara nyari aku. Ada keributan kayak gini," ujar Dera lalu berlari ke arah Fiki dan ikut masuk ke dalam mobil polisi. Ia tak memperdulikan beberapa anggota Ceron yang meneriakinya.

Samuel mengumpat karena ada banyak paparazi memotret kejadian itu dan pasti akan menjadi berita hangat esok hari karena ada seorang gadis yang ikut serta masuk ke mobil polisi bersama Fiki Setiaji, artis dunia maya.

Peristiwa itupun tak luput dari pengelihatan seorang pria yang duduk di cafe sambil menyeruput secangkir cappucino ice. Pria itu menyeringai saat mobil polisi semakin menjauh meninggalkan ratusan manusia yang masih diam di jalanan.

Saat di dalam mobil polisi, Dera membersihkan wajah Fiki yang penuh dengan telur menggunakan sapu tangannya. Ia menghiraukan tatapan aneh yang dilempar oleh anggota kepolisian padanya.

"Sapu tangan lo nanti bau amis. Udah nggak usah," tolak Fiki yang sebenarnya sudah terlambat karena gadis itu hampir selesai membersihkan wajahnya.

"Nggak papa, nanti bisa dicuci," balas Dera membuat Fiki menyunggingkan senyum.

Tiba-tiba telpon Fiki berdering dan ternyata itu panggilan telepon dari Samuel yang menanyakan keadaannya dan Dera. Fiki segera memberitahukan kalau dirinya baik-baik saja.

Mendadak gadis itu mengambil alih telpon dan memberitahu Samuel untuk membawa pulang Opin ke rumahnya terlebih dahulu. Ia sampai melupakan Opin karena terburu-buru masuk ke dalam mobil polisi.

Sampainya di kantor polisi para pelaku yang membuat situasi memanas untuk sementara dimasukkan ke jeruji besi sampai menunggu pihak keluarga mereka datang. Sedangkan, Fiki dan Dera menjadi saksi peristiwa tersebut.

Fiki menjelaskan dari sudut pandangnya dan Dera juga menjelaskan dari sudut pandangnya pula.

"Anda kan sudah tau kalau Anda itu orang terkenal. Kenapa malah berkeyuluran di tempat umum tanpa ada pengamanan?" tanya Bripda Zuan.

Me & Bro [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang