→Setelah baca cerita ini diharapkan tekan vote dan mengomentarinya, itu salah satu bentuk dukungan yang sangat berharga←
You know? Setiap aku dapet komen dan vote seneng banget, bikin semangat nulis juga. Kalau aku semangat, uptade-nya pun jadi cepet. Hehe....
Kalau suka ceritanya, bisa tuh promosiin cerita ini
.
.
.♪ Selamat membaca ♪
♪♪♪
Jam menunjukkan pukul setengah dua siang, para murid SMA Nusa Bangsa berhamburan keluar kelas. SMA ini tak melaksanakan KBM secara full day, karena menurut pihak sekolah itu memberatkan para siswa-siswinya dan para orang tua mendukung penuh hal itu. Terlalu lama belajar, juga tidak terlalu baik. Semua kegiatan harus dikerjakan sesuai porsinya.
Gadis dengan seragam yang berbeda dari murid lain tengah berdiri di depan gerbang sambil melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, siapa lagi kalau bukan Dera. Ia tengah menunggu Fiki, lelaki itu izin sebentar karena ingin membuat konten di akun Toktok-nya. Ia memaklumi. Setengah jam sudah berlalu dan lelaki itu belum menghampirinya.
Dera sudah membuat rencana jika sepulang sekolah akan mencari kakaknya sekaligus mencari pekerjaan partime. Ia tak enak bila harus menumpang di rumah Fiki terus-menerus.
Kesabarannya sudah habis, gadis itu nekat mencari kakaknya tanpa memberitahu Fiki. Ia mulai melangkahkan kakinya di sepanjang trotoar sambil melihat sekitar. Dera ingin membuat banner pencarian orang hilang, supaya memudahkan untuk mencari kakaknya. Namun, yang jadi masalah ia tak memiliki foto kakak laki-lakinya. Jadi, dirinya mencari secara manual. Menanyakan kepada setiap orang yang ditemuinya, "Apakah Anda mengenal Yoga Adhi Candramawa?" Begitulah yang ditanyakan Dera.
Memang kemungkinan menemukan seseorang dengan cara seperti itu sangatlah kecil. Jika, kakaknya orang terkenal pasti mudah menemukannya. Tapi, ia tak akan menyerah. Hari ini adalah hari pertama mengawali pencarian kakaknya.
Gadis itu menghampiri wanita paruh baya bertubuh gemuk yang tengah duduk di halte bus sambil menggendong anaknya yang terus merengek meminta untuk cepat pulang. "Permisi, Bu. Apa ibu kenal Yoga Adhi Candramawa?" tanyanya sopan.
"Aku tidak mengenalnya," jawab wanita itu ketus.
"Apa ibu yakin tidak mengenalnya?" tanyanya lagi dengan sesopan mungkin.
"Sudah kubilang tidak! Menyingkirlah dari hadapanku. Apa kau tak lihat anakku dari tadi rewel?! Pergi sana!" usir wanita itu mendorong tubuh Dera, untung saja ada seorang lelaki menahan tubuh gadis itu agar tidak terjatuh ke jalanan.
"Ini bukan Lim lagi, 'kan?" cicitnya pelan.
"Sayangnya iya. Aku Lim." Dera memutar tubuhnya dan benar di hadapannya kini berdiri seorang lelaki berkulit putih pucat sedang tersenyum ke arahnya. Bagaimana bisa Lim selalu ada saat dirinya berada dalam masalah atau bahaya? Ini ketiga kalinya, ia ditolong oleh Lim. Apa jangan-jangan lelaki ini seorang malaikat penyelamatnya? Atau jangan-jangan lelaki ini seorang cenayang?
"Ba-bagaimana bi-bisa?"
"Bagaimana apanya? Ini jalanan ke rumahku, kebetulan saja aku bisa bertemu denganmu. Kamu sedang apa di sini?" balas Lim meneliti wajah Dera yang seperti tersirat rasa kesedihan sekaligus kerinduan yang mendalam. Ia tau dari sorot mata gadis itu, Lim sangat ahli dalam bidang psikologi. Mudah saja untuk mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Bro [END] ✓
Ficção AdolescenteTentang Dera, gadis desa yang mati-matian mencari kakaknya di kota Jakarta. Saat sampai di sana, ia justru mengalami banyak kejadian yang tak terduga. Salah satunya menjadi anggota Ceron yang bermusuhan dengan Geng Mata Elang. Di kota Jakarta, ia bi...