PART 30 - RIP Steve Lim Hiro

660 116 36
                                    

Yuhuuu(๑˃̵ ᴗ ˂̵)و
Kira-kira kalian mau end di part berapa? Soalnya beberapa scene lagi bakal tamat. Btw, aku ngetik part ini jadi takut sama mati:(

—🐥—

Oh iya, aku ada cerita baru judulnya "TIKUNG?" ceritanya gak kalah asik sama ME & BRO. Cek aja di wall ku.

Poin-poin di cerita "TIKUNG?"
-Temen bangs*d
-Kasih sayang seorang kakak laki-laki
-Keteguhan hati si tokoh utama
-Tidak mudah menyerah dengan keadaan
-Selalu bekerja keras
-Mengikhlaskan seseorang
-dll

—🐞—

"Semua ciptaanNya akan kembali padaNya."

"Kehilangan seseorang yang selalu menemani hari-hari kita, memang menyakitkan. Tetapi, kehilangan sosok yang selalu ada untuk kita dalam suka maupun duka. Namun, kehadirannya saja sudah tidak kita pedulikan lagi itu berjuta-juta lebih menyakitkan. Penyesalan selalu berada di akhir."

—Me & Bro

■□■□■□■□■

Jika saja penyesalan berada di awal, semua orang takkan berlarut-larut dalam rasa penyesalan. Jika saja penyesalan berada di awal, semua orang akan berlomba-lomba memperbaiki keadaan sebelum rasa penyesalan itu hadir.

Tepat pukul 01.00 dini hari seseorang telah menyerah dalam hidupnya. Dia meninggalkan segala urusan di dunia dan semua orang yang menyayanginya. Dia telah terbebas dari penyakit yang selama bertahun-tahun membelenggu dirinya. Dia sudah sehat.

Dia lah STEVE LIM HIRO.

5 jam para dokter berjuang tak kenal lelah untuk menyembuhkannya. Justru laki-laki itu memilih untuk menyerah. Segala alat penunjang hidup sudah dilepas dan kain putih bersih menutup tubuhnya. Kini laki-laki itu sudah dipindahkan ke kamar jenazah, menunggu pagi datang untuk disemayamkan.

Dera sangat syok dengan kematian Lim. Pasalnya saat dia meninggalkan laki-laki itu dalam kondisi baik-baik saja. Gadis itu tengah menangis meraung-raung, seseorang yang berarti dalam hidupnya sudah pergi untuk selama-lamanya.

"Dia pergi, Kak. Kenapa orang-orang yang kusayangi satu persatu meninggalkanku," papar Dera bersamaan dengan air mata yang terus keluar.

Satu jam menangis tiada henti, gadis itu tertidur di paha sang kakak. Arsen ikut sedih merasakan betapa sakitnya Dera saat kehilangan Lim. Bulir-bulir bening mulai menetes dari sudut mata, tangannya bergerak mengelus surai sang adik.

Buru-buru Arsen mengelap air matanya saat mendengar teleponnya berdering. Terpampang lah nama Reno di layar HP pintarnya itu.

"Kenapa sampai sekarang belum pulang? Katanya cuma ambil Opin," tanya Reno penuh selidik.

"Ada yang meninggal," jawab Arsen.

"Hah? Siapa?!"

"Lim. Aku yakin kau pasti tahu dia siapa, tolong pastikan besok kau sudah siapkan acara pemakaman. Mengingat dia hidup sendirian bersama Jiro. Kau bisa minta bantuan ke tetangga sebelahnya, semua biaya aku tanggung."

Me & Bro [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang