Season II - Bagian 39

481 76 5
                                    

Wow! Thanks for 13K. Love u so much♡
Spesial 13K hari ini up!
And, then bagi yang sudah baca dari awal sampe sini. Coba komen pendapat kalian tentang cerita ini. Nanti bakal dikasih reward (cuma e-sertif sih wkwk). Haha, intinya gak maksa, yang mau komen sok🦉

┝┈┈───╼⊳⊰ 𖤍 ⊱⊲╾───┈┈
ℍ𝔸ℙℙ𝕐 ℝ𝔼𝔸𝔻𝕀ℕ𝔾!
𝔼ℕ𝕁𝕆𝕐 𝕋ℍ𝕀𝕊 ℙ𝔸ℝ𝕋!
┝┈┈───╼⊳⊰ 𖤍 ⊱⊲╾───┈┈┥

Sudah lama sekali rasanya Dera tak berkunjung ke lapas tempat kakaknya di penjara. Maka hari ini, ia memutuskan datang ke sana bersama Rey. Ia juga membawa rantang makanan yang berisi masakan kesukaan Arsen. Hari ini juga, gadis ini memutuskan untuk memberitahu hal yang penting mengenai ayah mereka dan istri keduanya beserta anak-anaknya.

Beberapa menit menunggu, Arsen pun keluar dengan baju tahanannya. Dera segera memeluk erat kakaknya diikuti Rey yang memeluk kaki Arsen. Dengan perasaan senang, Arsen membalas pelukan sangat adik.

Setelah dirasa puas berpelukan, mereka duduk berhadapan sambil saling melempar tatapan penuh kerinduan.

"Kakak rindu kamu," celetuk Arsen sambil memperhatikan wajah sang adik. Laki-laki ini mengelus pipi Dera kemudian melabuhkan ciuman di kening adiknya.

"Heyyy ... kenapa abang cium Kakakku! Gak boleh ada yang cium Kakak Dera!" protes Rey yang dibalas kekehan oleh Dera.

"Dia siapa?" tanya Arsen penasaran.

"Dia Rey. Anak ini seperti kita, Kak. Tidak memiliki orang tua," jawab Dera mengelus rambut Rey.

"Oh iya, Rey. Ini kakakku, namanya Kak Yoga. Rey harus bertingkah baik dengan Kak Yoga, ya ... Gak boleh dijahatin." Penuturan Dera mendapat anggukan dari Rey, anak kecil itu mengulurkan tangannya hendak mengajak Arsen bersalaman. Arsen tersenyum lalu menerima uluran tangan mungil yang ada di hadapannya.

Dera pun mulai menyiapkan makanan untuk Arsen, ia membuka rantang dan menghidangkannya pada kakaknya. Ia pun turut makan bersama Rey. Setelah makanan yang dimasak Dera habis tak tersisa, gadis itu mulai merapikannya.

"Kak ... Dera mau ngomong sesuatu yang penting. Sebenarnya almarhum ayah kita itu memiliki dua istri," ucap Dera.

"Kakak tahu. Ayah memang memiliki dua istri, tapi kakak tidak tahu siapa mereka dan di mana," papar Arsen.

"Jadi kakak sudah tahu?" Arsen mengangguk.

"Sebenarnya istri kedua ayah adalah ibunya Fiki." Hampir saja Arsen terkena serangan jantung akibat kebenaran yang diucapkan oleh adiknya. Ibunya Fiki? Dunia memang sempit.

Harapan Arsen menjadikan Fiki sebagai adik ipar langsung pupus begitu saja. Dirinya sudah yakin dan seratus persen merestui hubungan adiknya dengan laki-laki itu, namun takdir berkata lain.

"Padahal kakak sudah merestui hubunganmu dengan Fiki. Laki-laki itu berarti bukan jodohmu, sabar ya ... kamu harus ikhlas." Arsen mengusap punggung tangan sangat adik. Terbesit rasa tidak terima di hati Arsen jika Fiki merupakan adik tirinya. Karena fakta itu membuat adiknya merasa sedih sekaligus patah hati.

Tak disadari bulir-bulir bening jatuh dari pelupuk mata Dera.

"Dera cinta sama Fiki, Dera sayang sama Fiki. Tapi ... kenapa takdir tak mengizinkan Dera bersatu dengan Fiki? Kenapa harus Fiki yang menjadi saudara kita? Kenapa, Kak?! Kenapa tidak orang lain saja." Dera menumpahkan semua beban yang selama ini ia sembunyikan dari semua orang di hadapan kakaknya.

Saat bersama Fiki, gadis ini bersikap seolah ikhlas dengan fakta yang menimpanya. Namun, dalam lubuk hatinya yang terdalam ia belum bisa menerima kenyataan yang ada. Ia merasa dipermainkan oleh semesta. Untuk apa rasa cinta hadir di antara mereka jika pada akhirnya ditakdirkan tidak bisa bersatu.

"Sudahlah Dera ... masih ada laki-laki lain yang mencintaimu. Kamu dan Fiki memang tak ditakdirkan untuk bersama, cobalah untuk ikhlas."

"Dera udah coba. Tapi ... fakta itu terlalu menyakitkan untuk diterima."

Rey yang tak mengerti pembicaraan antara kakak adik ini hanya diam memasang wajah ingin menangis. Matanya saja sudah mulai berkaca-kaca, karena ia turut merasakan kesedihan Dera. Rey tak mungkin menangis, karena ia mengingat perkataan Dera yang mengatakan laki-laki tidak boleh cengeng.

■□■□■□■□■

"Baiklah. Mari kita mulai menjalankan misi ini. Oh iya, tak semua harus ikut. Harus ada beberapa yang stay di markas agar saat terjadi masalah kalian bisa datang untuk membantu," cakap Edwin.

"Misi ini dibagi menjadi dua kelompok. Pertama kelompok yang mencari barang bukti yang akan dipimpin oleh Jiro dan kelompok kedua bertugas menjaga target yaitu Fiki dari kejauhan. Usahakan Fiki tak mengetahui tentang ini. Aku tidak bisa ikut dalam misi ini, ya kalian tahu kalau aku menjaga Rey." Dera menatap Rey yang tengah bermain dengan burung elang kesayangannya.

"Rey mau kembali ke panti asuhan. Jadi, kakak gak perlu jagain Rey untuk sementara waktu. Kakak harus ikut misi ini," lontar Rey.

Dera langsung mendekap Rey dalam pelukannya, anak kecil ini sangat pengertian. Ia merasa terharu dengan apa yang dikatakan oleh Rey.

"Kakak sayang banget sama Rey."

Setelah mengantarkan Rey ke panti asuhan. Dera dan Jiro beserta lima anggota MATELRONCE bergegas ke tempat yang biasanya digunakan oleh Rosebone untuk berkumpul. Jiro masuk terlebih dahulu untuk memastikan kondisi aman atau tidak.

Dera beserta lima orang lainnya menunggu di luar sambil melihat-lihat sekitar. Karena tak kunjung keluar dari dalam sana, Dera hendak menyusul Jiro. Tiba-tiba seorang pria datang dengan terburu-buru hingga menabrak Dera, membuat gadis itu terjatuh.

Pria itu buru-buru membantu Dera berdiri, sesaat ia terpaku saat melihat wajah gadis yang dibantunya berdiri ini.

"Are you Dera?" Pria itu bertanya dengan nada tak yakin.

"Ya, aku Dera. Bagaimana bisa kamu tahu namaku?" Dera bertanya balik kepada pria itu.

"Are you serious? wow, this jinjja daebak!"

"Aku Lee Do-Hwa. Salah satu artis di agensi ini. If you know kau menjadi perbincangan hangat di sini. Aku ingin berbicara banyak denganmu, mari pergi ke kedai kopi di pinggir sana," ajak pria yang ternyata bernama Lee Do-Hwa yang merupakan anggota dari Rosebone.

Dera hendak menolaknya, namun ada pesan masuk yang dikirim oleh Jiro.

📩Dia salah satu anggota Rosebone. Lo ikutin aja kemauannya, biar dia gak masuk ke sini. Pokoknya hadang dia jangan sampe masuk.

Gadis itu pun menyetujui ajakan Lee Do-Hwa. Dera beserta laki-laki itu pergi ke kedai kopi di seberang jalan.

Empat orang anggota MATELRONCE masuk untuk membantu Jiro mencari bukti-bukti. Sedangkan satu orang berdiri di luar untuk berjaga-jaga. Di dalam sana Jiro mulai membuka satu persatu laci yang ada. Termasuk di bawah-bawah sofa ia cari.

"Wah ... ada tikus ni." Federico mendadak muncul bersama Novan dan satu orang anggota MATELRONCE yang tadi ditugaskan berdiri di luar. Di belakang mereka pun muncul beberapa preman-preman yang pernah dihajar oleh MATELRONCE saat menyelamatkan Dera di puncak.

"Lo kira, gue gatau pergerakan lo sama MATELRONCE? Haha, lawak!"

Tbc

Me & Bro [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang