PART 29 - Lost

653 117 65
                                    

Sebelum lanjut ke ceritanya, aku mau ngucapin makasih banget buat kalian yang masih stay di cerita ini( ◜‿◝ )♡

Kemarin ada yang komen kalau kelamaan up jadi lupa alurnya. Jangankan kalian, aku sebagai authornya aja juga lupa(╥﹏╥)
Makanya aku baca dari part awal sebelum nulis part 28.

Lalu, buat pembaca yang sering spam komen makasih ya. Uhhh sayang kalian banyak-banyak(◕ᴗ◕✿)

Selanjutnya buat kalian pembaca sider, lain kali tinggalin jejak vote/komen. Kalau gabisa komen, tinggal pencet vote apa susahnyaರ_ರ
Gak maksa juga, sih. Tapi itu kan sebagai bentuk ngasih support kalian sebagai pembaca ke author.

Btw, aku pake cover lama lagi hehe'-'

Dahlah, mari lanjut ke ceritanya

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
----------------wait----------------
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

♪♪♪

Di sebuah studio foto tepatnya di daerah Jakpus, terdapat empat orang duduk melingkar sambil memperhatikan seorang laki-laki yang baru saja datang dengan napas terengah-engah. Laki-laki itu ikut duduk di sana, lalu mulai melepas masker yang dia kenakan karena merasa hal itu menganggu pernapasannya. Tanpa dia sadari meperlihatkan luka-luka lebam di wajah tampannya.

"Wajah lo kenapa?" tanya pria berambut pirang keemasan.

"Kena pukul," jawabnya singkat.

"Mending lo pakai maskernya lagi atau lo malah pengen dikeluarin dari agensi," tukas si pria yang memakai setelan jas mahal.

Buru-buru laki-laki tadi memakai maskernya kembali. Namun, sebelum memakainya kembali dia menyempatkan meminum segelas ice tea yang telah dipesankan oleh salah satu temannya. Sayang sekali jika minuman sesegar itu di diamkan begitu saja.

"Jadi, rencana kita selanjutnya apa?" Pria berambut pirang bertanya.

"Gue mau keluar dari Rosebone." Laki-laki bermasker tadi berucap dengan santai tanpa memikirkan akibatnya. Keempat pria yang awalnya sedang berpikir keras menyusun rencana langsung menoleh ke arahnya dengan tatapan tidak percaya.

"Apa? Lo mau keluar?" Pria berwajah layaknya oppa-oppa Korea mengusap wajahnya lalu memalingkan wajah.

"Bukannya tujuan lo belum tercapai?" tanya pria yang memakai setelan jas.

"Percuma gue berusaha keras, kalau hatinya udah jadi milik orang lain. Oke, fine! Gue keluar, jadi kita udah nggak ada urusan lagi," jawabnya beranjak pergi. Tangannya hendak membuka kenop pintu, akan tetapi intrupsi seseorang membuatnya terhenti.

"Oke. Lo boleh keluar Steve Jiro Lim. Tapi sebelum itu, bukankah menyenangkan jika melihat Dera mati di tangan Rosebone?"

♪♪♪

Malam ini Arsen berserta Reno dan Edwin sudah pulang dari rumah sakit. Sebelum pulang ke rumah, mereka mengantarkan Edwin terlebih dahulu ke kontrakannya.

Sesampainya di rumah, Dera begitu terkejut mendapati tempat ini seperti kapal pecah lagi. Bukankah dia sudah membersihkannya? Mengapa berantakan lagi? Pertanyaan demi pertanyaan terus berputar-putar di pikiran gadis cantik ini.

Me & Bro [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang