PART 13 - Akhirnya Ketahuan

1K 158 30
                                    

"3-2, aku menyelamatkanmu tiga kali Steve Jiro Lim"

—Defanty Candramawa


—♠—


Dug!

Bug!

"Aduh."

Terdengar suara orang mengeluh kesakitan di balik pintu pagar, hal itu terpaksa menghentikan perbincangan antara dua orang yang sudah larut membicarakan tentang satu sama lain. Dera mengkode Lim untuk bersama-sama mengecek ke sana, siapa yang berani menguping pembicaraan mereka.

Mereka berdua saling tatap kemudian mengangguk melangkah menuju sumber suara.

Dera terkejut melihat Jiro tersungkur dengan kedua sikutnya yang berdarah. Sedangkan Lim mengumpat dalam hati, adiknya sangat ceroboh. Alasan apa yang akan diberikan Dera jika gadis itu bertanya kenapa Jiro bisa ada di sini dan ketahuan menguping pembicaraan mereka.

Jiro berdiri lalu mengeluarkan jurus cengirannya saat tertangkap basah menguping pembicaraan kakaknya dengan Dera. Sebenarnya ia ingin pergi saat melihat kakaknya sedang bersama seorang gadis, namun rasa penasarannya sangat tinggi akhirnya ia memilih untuk menguping. Demi apapun ia juga tak mengetahui kalau gadis itu adalah Dera.

"Jiro!" pekik Dera terkejut.

"Eh, Dera," balas Jiro setenang mungkin serta raut wajah yang dibuat datar. Meskipun tak menutup kemungkinan jika dalam dirinya sangat panik dan menggerutuki kebodohannya.

Lim memijat pelipisnya, kalau sudah ketahuan seperti ini mau gimana lagi? Mau tak mau harus berkata jujur pada Dera. Lagipula gadis ini baik, otomatis tak mungkin bila dia koar-koar pada semua orang jika Jiro adalah adiknya.

Kini mereka bertiga duduk dan Dera berada di tengah-tengah sambil membersihkan luka di kedua siku Jiro. Untung saja tidak parah, hanya lecet karena bergoresan Langsung dengan aspal. Lelaki itu meringis saat Dera tak sengaja menekan lukanya.

Setelah mengobati luka Jiro, kini gadis itu meminta penjelasan dari mereka berdua. Ia memasang wajah garangnya seolah seorang polisi yang sedang menginterogasi pelaku penjahatan.

"Dera,  sebenarnya Jiro itu adek aku." Dera membulatkan matanya tidak percaya mendengar penuturan dari Lim.

"Kami kakak beradik."

"Dan yatim piatu," timpal Jiro sedikit memelankan suaranya.

"Nasib kita sama. Aku juga yatim-piatu yang hidup sendirian di tengah-tengah kota yang keras ini," ujar Dera dengan mata berkaca-kaca.

"So, ada 3 anak yatim-piatu di sini. Kuharap kita bisa saling mengerti dan mendukung satu sama lain. Ya 'kan, Jiro," ujar Lim menyenggol lengan adiknya.

"Ah, iya," sahut Jiro.

"Dan tolong jangan sebarin kalau gue adiknya Kak Lim." Jiro menambahi dan dibalas anggukan oleh Dera.

"Berarti Lim juga anggota Mata El—" Jiro langsung mendekap mulut Dera. Hampir saja gadis ini membongkar statusnya sebagai anggota geng Mata Elang. Kalau kakaknya tau biaya pengobatan selama ini dari uang haram, dia pasti sangat kecewa padanya.

"Apaan sih?!" Dera berkata dengan kesal setelah mulutnya di dekap oleh Jiro.

"Anggota Mata apa?" Lim bertanya sambil menatap wajah adiknya yang kelihatan panik.

"Mata Hati maksudnya, ya 'kan, Dera?" Jiro menyenggol kaki Dera. Gadis itu yang mengerti Jiro tak ingin kebenarannya diketahui Lim hanya menganggukkan kepalanya.

Me & Bro [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang