Season II - Bagian 35

532 88 4
                                    

Tau gak? Tau gak?

I'm so happy, guys! Because, ni cerita tiap hari ada yang baca + ngasih vote🥺 Cerita ini di buat 2020 akhir, rame nya baru bulan september 2021🥺 Pengennya sih ada yg komen gitu:" tapi gapapa lah.

Spesial thx untuk readers yang selalu komen + ngasih vote di setiap part( ˘ ³˘)♥

Kuy komen next =>
Btw, aku next kalau views udah 50/100 lebih

( ◜‿◝ )♡

MATELRONCE pun mulai berkumpul di markas, seharusnya setelah mereka membantu mengevakuasi korban banjir, mereka pulang untuk mengistirahatkan tubuh. Tetapi, keadaan berkata lain. Mungkin sore ini hingga malam MATELRONCE akan begadang mencari wakil ketua mereka yang telah diculik.

Kejadian penculikan Dera tentu saja membuat MATELRONCE terkejut, tak terkecuali Fiki. Bagaimana bisa di tengah-tengah musibah seperti ini, ada saja orang yang berniat jahat.

Penculikan Dera tentu saja mengundang rasa curiga, bukankah di sini Dera tak memiliki musuh? Kalaupun ada, itu adalah Niel dan Gio.

Jika penculikan ini untuk meminta tebusan, seharusnya sudah ada panggilan telepon dari si penculik.

Edwin pun menyimpulkan jika ada geng lain yang dendam dengan MATELRONCE dan bisa jadi geng tersebut hanya dendam kepada Dera.

"Lo berdua ke kantor polisi cari keterangan soal mobil yang punya nomor plat kendaraan B 7005 DH." Edwin memerintahkan Samuel dan Fiki untuk pergi ke kantor polisi.

Namun, dengan keras Fiki menolak. Laki-laki ini ingin ikut pencarian Dera bersama anggota MATELRONCE yang lain. "Nggak! Gue gak ikut ke kantor polisi. Gue mau ikut cari Dera sama anak-anak lain," ujarnya pada Edwin.

"Oke, lo berdua ke kantor polisi." Edwin menunjuk Samuel dan Azzam.

"Mulai pencarian dari lokasi pengungsian dan gue harap gak ada yang ngasih tau soal penculikan Dera ke Arsen atau dia bakal marah ke kita-kita," titah Edwin dan semua mengangguk.

Sudah pukul satu dini hari, namun Dera belum diketemukan. MATELRONCE pun beristirahat sejenak dan melanjutkan pencarian di esok hari. Saat perjalanan pulang ke rumahnya, Fiki tak sengaja melihat Jiro yang duduk melamun sendirian di bangku kios yang telah tutup.

Fiki terus memperhatikan Jiro dari kejauhan, setelah sekian lama hanya memperhatikan ia memutuskan untuk menghampiri laki-laki itu.

Ia menepuk pundak Jiro kemudian duduk di sebelahnya.

"Lo ngapain di sini sendirian?" tanya Fiki basa-basi.

"Bukan urusan lo." Jiro hendak beranjak pergi, tetapi pergelangan tangannya ditahan oleh Fiki.

"Kita gak sedekat itu. Jadi, lo gausah sok kenal sok deket sama gue." Perlahan Fiki mulai melepaskan lengan Jiro.

"Gue pikir lo harus tau tentang ini, Dera menghilang. Lebih tepatnya diculik." Ucapan Fiki membuat Jiro menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Fiki. Memang mereka tidak terlalu dekat, bahkan bermusuhan dalam memperjuangkan Dera. Tetapi, Fiki tau kabar mengenai penculikan Dera harus diketahui oleh Jiro. Bagaimanapun juga laki-laki itu mencintai Dera seperti dirinya.

Me & Bro [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang