PART 12 - Tak Terduga

1K 172 9
                                    

"Dera, matahari yang selalu ku tunggu sudah bersinar terang di hidupku"

—Steve Lim Hiro

—♠—

Setelah sarapan, Fiki beserta Bu Wiwik pergi ke salah satu stasiun televisi untuk menjadi bintang tamu di acara talk show. Bu Wiwik sendiri adalah manager dari Fiki, jadi ia diikutsertakan dalam acara tersebut. Mereka mungkin akan menanyakan perihal peristiwa kemarin malam yang menimpa lelaki itu serta meminta klarifikasi.

Kini hanya Fiko dan Dera saja yang berada di rumah.

Fiko sendiri fokus berolahraga dan berlatih secara mandiri karena bulan depan ia sudah ditugaskan ke luar pulau bersama TNI lainnya.

Dera hanya duduk menyaksikan Fiko yang sedang push up di pinggir kolam. Sedari kecil, gadis ini sangat mengagumi aparat keamanan, entah itu satpam, polisi, atau TNI. Menurutnya menjaga keamanan banyak orang itu perbuatan paling mulia, karena rela mengorbankan nyawa mereka sendiri demi keamanan banyak orang.

"Sembilan puluh tujuh."

"Sembilan puluh delapan."

"Sembilan puluh sembilan."

"Seratus."

Genap 100 kali Fiko push up. Dera menghampirinya lalu menyodorkan segelas jus jeruk. Fiko tersenyum lalu meraih jus tersebut. Ia minum jus tersebut sampai habis hingga hanya menyisakan es batu.

"Kak Fiko," panggil Dera kemudian ikut duduk di samping lelaki itu.

"Iya, ada apa?" Fiko memutar tubuhnya agar berhadapan dengan gadis yang tengah menunduk memainkan ujung kaosnya.

"Anu, Kak. Aku udah dapat kontrakan murah. Jadi, aku mau izin pindah hari ini," tutur Dera mendongak menatap Fiko yang memasang wajah kebingungan atau entah apalah.

"Gue baru aja datang, kok lo pergi sih?"

"Bukan gitu, Kak. Aku udah semingguan tinggal di sini. Aku ngerasa gak enak kalau di sini terus. Tenang aja, aku udah pikir ini dari jauh-jauh hari. Nanti tolong sampaikan ke Bu Wiwik sama Fiki, ya?" terang Dera dibalas anggukan oleh Fiko.

Gadis itu beranjak menuju kamar untuk mengambil tas ransel yang sudah ia kemas pagi-pagi buta. Sebenarnya Dera berbohong, ia belum menemukan kontrakan yang ramah di kantong. Kalau tinggal di kontrakan milik Bu Wiwik kemungkinan besar akan diberi potongan harga dan ia tak menginginkannya.

Ia melangkah ke kandang Opin kemudian melepaskan burung elang itu agar mengikutinya. Saat ingin membuka gerbang, lengannya langsung dicekal oleh Fiko.

"Gue anter," ujarnya.

"Nggak usah, Kak. Makasih. Aku jalan kaki aja," tolak Dera lalu melangkah pergi meninggalkan Fiko yang masih berseru untuk mengantarkannya. Namun, pada akhirnya Dera bersikeras untuk jalan kaki saja.

♪♪♪

Matahari belum terlalu tinggi, namun panasnya sangat menyengat kulit. Suasana kota Jakarta sangatlah panas, berbeda jauh dengan daerah tempat tinggalnya di desa yang sejuka. Gadis itu terus berjalan tanpa merasa lelah demi mencari kontrakan yang harga sewa perbulannya di bawah satu juta.

Keringatnya diseka lalu ia ikat rambutnya yang digerai. Kontrakan di daerah Cempaka Putih rata-rata harga sewanya di atas 1 juta sampai 4 juta, memang mahal tapi sebanding dengan fasilitasnya dan Dera tak mampu membayarnya. Ia ke Jakarta hanya dibekali uang 2 juta yang harus diatur pengunaannya agar mencukupi kebutuhan biaya selama 1 atau 2 bulan.

Me & Bro [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang