—♪♪♪—
Fiki menghiraukan ancaman tersebut, buktinya sekarang ia sedang bersama Dera di pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta. Di pikirannya cuma satu, kalau itu orang beneran ngancem seharusnya langsung ke dia. Bukannya malah ngirim pesan kayak gini, ini sama saja membuktikan si pengirim pesan sangat pengecut.
Mereka tidak berdua saja, melainkan bersama Samuel, dkk. Mereka ke mall karena ingin merayakan kesembuhan Dera yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Ide ini bermula dari Azzam yang ingin pergi ke mall setelah melihat story IG kawan selebgramnya. Akhirnya lelaki ini menyeret teman-temannya dengan alasan merayakan kesembuhan Dera.
Dera bersama kelima lelaki itu sedang berada di salah satu tempat makan di pusat perbelanjaan. Lebih jelasnya tempat makan yang isinya cuma seafood.
Gadis itu membolak-balikkan lobster yang tersaji di hadapannya. Selama hidupnya, ia belum pernah memakan lobster. Dera tak mengerti harus makan dari mananya. Fiki yang menyadari gelagat aneh dari Dera langsung membantu mengeluarkan isi daging lobster ke piring gadis itu. Dera tersenyum ke arah Fiki, lelaki ini memang sangat peka. Ia akui tentang itu.
"Ayo dimakan," ujar Fiki dan Dera mengangguk.
Baru saja Dera hendak memasukkannya ke mulut, tiba-tiba dihentikan oleh Azzam.
"Bentar, Der. Kita foto dulu. Buat story IG." Azzam meminta salah satu pengunjung mall untuk memfotokan mereka berenam. Dera tersenyum manis ke arah kamera, Rangga seperti biasa selalu menampilkan wajah cool-nya. Sedangkan Samuel, Ardi, Azzam, dan Fiki memasang wajah konyol mereka. Dari mereka berenam yang waras saat berfoto cuma Dera dengan Rangga.
Setelah berfoto, mereka melanjutkan acara makan yang sempat tertunda. Azzam hendak memposting foto tersebut di Instagram setelah mengeditnya beberapa kali sehingga tampak lebih aesthetic.
"Der, gue mau tag lo nih. Nama IG lo apa?" tanya Azzam melirik ke arah Dera.
"Lo pikun atau gimana sih?! Dera kan nggak punya HP kayak kita-kita, dia punyanya HP jadul doang." Entahlah, Dera merasa sedikit tersinggung mendengar penuturan Ardi. Tapi memang benar apa adanya, ia hanya mempunyai ponsel jadul.
"Yaudah gue bikinin lo akun IG di HP gu—"
"Gue aja yang bikinin Dera akun IG," potong Fiki cepat kemudian membuka aplikasi berlogo kamera.
"Nama panjang lo siapa?" Dera melirik Fiki kemudian menjawab, "Defanty Candramawa."
"Berbulan-bulan kenal lo, gue baru tau nama panjang lo. Kok bisa sih dipanggil Dera?" tanya Samuel penasaran.
"Kalau dipanggil Defan atau Candra nanti dikiranya aku laki-laki. Jadi, almarhum ayahku menyingkatnya jadi Dera, gabungan dari Defan dan Candra," jelas Dera dan semua mengangguk paham.
"Bentar, bentar ... Lo tadi bilang Candramawa? Gue kayak pernah denger tuh nama," ujar Rangga akhirnya ikut angkat bicara setelah beberapa saat hanya diam dan menyimak pembicaraan teman-temannya. Dera hanya mengangguk sebagai tanggapan.
"Gue juga kayak pernah denger," sahut Ardi menyetujui ucapan Rangga.
"Si Niel yang ngasih tau ke kita kalau dia punya dendam sama cowok yang namanya Candramawa. Masa kalian lupa sih." Samuel menggerutuki kepikunan para sahabatnya. Padahal Niel setiap peringatan hari kematian abangnya selalu bercerita pada anak-anak Ceron. Itu seperti sebuah tradisi di dalam sana.
"Oh, gue inget. Kalau enggak salah nama panggilannya Yoga," timpal Fiki.
"Sampai sekarang Niel masih nyari tuh cowok. Gara-gara si Yoga, abangnya Niel jadi meninggal. Padahal udah bertahun-tahun Niel tetep ngotot nyari Yoga. Gak habis pikir gue," ujar Samuel yang kemudian meminum jus jeruk yang ia pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Bro [END] ✓
Teen FictionTentang Dera, gadis desa yang mati-matian mencari kakaknya di kota Jakarta. Saat sampai di sana, ia justru mengalami banyak kejadian yang tak terduga. Salah satunya menjadi anggota Ceron yang bermusuhan dengan Geng Mata Elang. Di kota Jakarta, ia bi...