(~ ̄³ ̄)~
Mau up tiap hari, biar cepet tamat
Satu konflik selesai dan konflik lainnya menunggu ditamatkan juga.Polisi sudah mengamankan Niel dan Gio, bukti-bukti di dalam sana serta saksi dari Fiki dan Samuel sudah menjelaskan jika kedua laki-laki tadi pantas ditangkap atas tuduhan penculikan serta tindakan pelecehan anak di bawah umur, karena memang usia Dera belum genap 18 tahun.
Dera masih berada di dekat Fiki, enggan untuk menjauh dari laki-laki itu. Laki-laki itu memberikan jaketnya pada Dera, setidaknya hal itu berguna agar gadis itu tidak terlalu kedinginan meskipun badannya basah kuyup. Dera memeluk erat lengan Fiki saat polisi membawa Niel dan Gio di hadapannya.
"Dera! Dera!" Arsen berlari di genangan air banjir disusul oleh banyak orang di belakangnya.
Ceron, Mata Elang, JMJ berkumpul lagi menjadi satu.
Dera yang mendengar teriakan kakaknya lantas melepas pelukannya pada lengan Fiki kemudian menghambur ke pelukan Arsen. Gadis itu menangis di pelukan kakaknya menumpahkan segala penderitaan yang dialami, padahal beberapa saat yang lalu dia sudah tenang karena Fiki.
Arsen mulai meneliti wajah adiknya yang penuh memar lalu pandangannya beralih ke pakaian yang dikenakan Dera tampak acak-acakan. Arsen tentunya tahu apa yang sudah terjadi pada Dera, dia tidak perlu waktu lama untuk menyadari jika adiknya ini hampir dilecehkan.
Tentu saja Arsen marah, seorang kakak mana yang tidak marah saat mengetahui kondisi adiknya seperti ini? Dia merasa gagal menjadi seorang kakak. Lantas Arsen berjalan menghampiri Niel lalu memberikan bogeman di wajahnya. Para polisi langsung memegangi laki-laki itu, jika diteruskan wajah Niel makin tak berbentuk.
Karena merasa risih, Arsen menyentak tangan polisi agar melepaskan lengannya. Dia mendekat ke arah Niel kemudian menunjuk wajah laki-laki itu.
"Kau! Kau dan obsesi balas dendam mu, hampir membuat adikku menderita. Tidakkah kau malu dengan statusmu sebagai leader geng yang dikenal publik sebagai pimpinan geng paling baik, justru melakukan tindakan yang tak terpuji seperti ini, hah?!" tukas Arsen.
"Aku merasa Mata Elang lebih baik dari pada Ceron. Setidaknya kami tidak pernah melakukan hal yang merendahkan seorang wanita atau melakukan tindakan penculikan sepertimu."
"Dan lo apa gak malu? Selama 5 tahun ini lo bebas ke mana-mana, sedangkan lo itu pembunuh! Lo bunuh kakak gue! Lo bunuh satu-satunya keluarga yang gue miliki!" seru Niel.
"Maka dari itu, hari ini aku akan menyerahkan diri kepada polisi."
"Tangkap aku." Arsen mengulurkan tangannya kepada salah satu polisi menyuruh untuk memborgolnya.
"Jangan lakuin itu, Kak!" pekik Dera tak terima. Gadis ini menarik lengan kakaknya agar tak melakukan hal itu.
"Kakak gak pantas di penjara, lagipula kakak itu gak sengaja bunuh kakaknya Niel," ujar Dera.
"Disengaja maupun tidak, kejahatan tetap kejahatan. Kakak sudah mikirin ini matang-matang, Dera. Kamu gak usah sedih, masih ada Reno dan lainnya." Arsen mengusap punggung tangan sang adik.
Arsen menarik Dera mendekati Fiki kemudian menyatukan tangan adiknya dengan laki-laki itu. "Aku tahu kau mencintai Dera dengan tulus dan kau tidak usah sakit hati, Dera itu adikku. Maka dari itu selama aku di penjara, tolong jaga Dera untukku."
Setelah itu para polisi langsung memboyong Niel, Gio serta Arsen ke kantor polisi. Para anggota Mata Elang begitu sedih menyaksikan pimpinan mereka dibawa oleh polisi, meskipun Arsen semena-mena akan tetapi dia sosok pemimpin yang baik. Sedangkan anggota Ceron yang menyaksikan pimpinan serta wakil mereka diboyong polisi justru begitu malu, sekaligus kecewa. Mereka tak menyangka jika Niel dan Gio akan melakukan hal rendah seperti itu.
Tindakan mereka berdua akan mempengaruhi reputasi Ceron di mata orang-orang, yang awalnya dikenal baik mungkin akan menjadi jelek di mata orang. Bagaimana nasib geng mereka kedepannya?
Reno yang baru saja sampai kebingungan melihat Arsen yang dibawa oleh polisi. Laki-laki ini mendekat ke arah Dera hendak meminta kejelasan. Namun, gadis ini hanya menangis.
■□■□■□■□■
Sudah seminggu sejak peristiwa itu dan hari ini Mata Elang mengadakan acara pertemuan untuk pengangkatan Edwin sebagai ketua dan Dera sebagai wakilnya. Setelah peristiwa itu, Dera menjual rumah tetua Mata Elang yang ditinggali Arsen kemudian membagi uangnya ke anggota Mata Elang guna untuk memberikan modal untuk bisnis.
Hal itu dilakukannya agar Mata Elang memiliki usaha sendiri untuk menghasilkan uang dan tidak melakukan tindakan kejahatan lagi. Kini Mata Elang telah berubah menjadi geng yang lebih baik.
Mendadak markas mereka kedatangan tamu yang tak diundang, Fiki beserta Ceron ada di sini. Dera menghampiri Fiki bertanya apa yang mereka lakukan di markas Mata Elang.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Dera.
"Dengerin semuanya! Kami di sini berniat menggabungkan geng Ceron dan Mata Elang, mengingat kami ini sudah tak memiliki pemimpin lagi. Gue harap kalian mau menggabungkan geng kita menjadi satu." Ucapan Fiki mendapat bantahan keras jadi Mata Elang.
Bersatu? Menjadi satu? Bukankah itu sangat lucu. Dua geng yang sudah sejak lama dikenal bermusuhan menjadi satu. Itulah yang dipikirkan Mata Elang. Dera menghampiri Edwin membicarakan ide Fiki. Mereka berdua merasa itu ide bagus.
"Setelah gue bicarain sama Dera. Gue setuju sama ide Fiki, geng kita akan bersatu dengan Ceron. Gue harap kalian bisa terima, bukankah ini ide bagus? Geng kita akan menjadi besar dan dikenal banyak orang," ujar Edwin.
"Tapi jika digabungkan nama geng ini menjadi apa?" tanya salah satu anggota Mata Elang.
"Tentu saja namanya Ceron. Nama geng kalian kurang bagus. Cih, Mata Elang? Kuno sekali," sahut seseorang di barisan geng Ceron. Hal itu mengundang kemarahan Mata Elang. Mereka hendak adu jotos, akan tetapi intrupsi Dera membuat mereka semua terdiam dan mengangguk setuju.
"Nama geng kita MATELRONCE!" seru Dera.
"MATELRONCE, geng yang akan mengabdi kepada masyarakat. Geng yang akan membuat perubahan di kota ini."
"Kita adalah MATELRONCE!" Mendadak semua bersorak senang dan kubu Mata Elang dan Ceron berpelukan karena merasa bahagia. Sontak itu mengundang tawa Dera dan lainnya.
Setelah pertemuan tadi sudah diputuskan jika pimpinan dan wakil MATELRONCE adalah Edwin dan Dera. Untung saja anggota Ceron menerima hal itu. Semua atribut MATELRONCE akan diurus oleh Samuel, termasuk jaket, pakaian atau stiker dan lainnya sebagai tanda pengenal geng baru mereka.
Kini Fiki dan Dera tengah berada di taman kota. Duduk berdua menikmati indahnya pemandangan sore hari. Menyaksikan interaksi orang-orang di tempat ini.
"Dera." Yang dipanggil pun menoleh, menatap laki-laki di sampingnya yang entah ingin mengatakan apa padanya.
"Gue cinta sama lo. Jadi, lo mau enggak jadi pacar gue?"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Bro [END] ✓
Teen FictionTentang Dera, gadis desa yang mati-matian mencari kakaknya di kota Jakarta. Saat sampai di sana, ia justru mengalami banyak kejadian yang tak terduga. Salah satunya menjadi anggota Ceron yang bermusuhan dengan Geng Mata Elang. Di kota Jakarta, ia bi...