24. KEMBALINYA JAYDEN

176 13 0
                                    


"Jika ada kata lain yang dapat menjadi alasan aku untuk bertahan, maka aku tidak akan memilihnya. Karena dia adalah satu-satunya alasanku untuk bertahan"
-Jayden Sebastian Danuarta-

"Bertahanlah. Walaupun banyak yang mencoba untuk membuatmu lemah. Yakinkan jika kau bisa. Aku membutuhkanmu. Dunia terlalu keras untukku saat ini"
-Rania Callista Dirgantara-

🏙️🏙️🏙️

"Apaan Jordy?" tanya Rania dari dalam.

"Hubungi polisi sekarang!" seru Dirga.

Salah satu dari mereka yaitu Jordy langsung menghubungi pihak polisi untuk mengamankan benda yang sangat berbahaya itu. Benda yang mungkin saja bisa membahayakan seluruh orang yang ada di rumah sakit.

Anak-anak Galacticoz sama sekali tidak ada yang berani menyentuh benda tersebut. Karena mereka tidak mau ambil resiko jika memegang benda tersebut akan berakibat fatal.

"Gimana? Udah telfon polisi?" tanya Dirga.

"Udah. Mereka lagi di jalan kemari. Sebentar lagi juga nyampe. Karena mereka kebetulan lagi ada di jalan," jawab Jordy.

"Brengsek," umpat Willy.

Pria itu menonjok dinding rumah sakit sehingga membuat Rania dan 2 temannya terkejut.

"Bener-bener kehilangan akal ini orang. Udah berani main ekstrim dia sekarang. Dia nggak tau ini bisa bahayain puluhan nyawa di sini. Sial sial sial sial! Gue nyesel nggak bisa cegah dia! Argh!!" ucap Willy geram.

Karena penasaran Ghea memutuskan untuk melihat keluar. Apa isi kotak yang di kirimkan orang tersebut sehingga membuat mereka semua tampak sangat panik sekali.

"Ada ap--" Ghea menggantungkan ucapannya lalu menatap ke arah benda itu dan langsung menjauh mendekati Rey. "Astaga itu apaan? Kok bisa di sini?" tanya Ghea kaget.

"Ini lah yang di kirim sama orang itu tadi. Gila nggak?" jawab Rey.

"Ini bisa ngebahayain seisi rumah sakit guys. Kalian udah hubungi polisi?" ucap Ghea.

"Udah. Mereka lagi di jalan katanya," ucap Rey.

"Gimana bisa sih ada bom di rumah sakit? Sakit jiwa gue rasa itu orang," ucap Ghea.

"Orang yang ngelakuin ini memang udah gila Ghe. Dia mau ngebunuh seisi rumah sakit kayaknya. Ini masih aktif lagi. Waktunya tinggal 30 menit lagi. Astaga," ucap Handy.

"Dia pake pemicu jarak jauh. Gue yakin alat pemicunya ada sama dia. Dia pasti udah nyetel alat ini," ucap Egi.

"Ada apaan sih di luar?!" tanya Rania dari dalam.

"Nggak apa-apa Ra! Mendingan lo di dalam aja! Gue takut lo makin drop nanti kalau ngeliatnya!" jawab Nino.

"Apaan sih Son? Penasaran gue jadinya," ucap Rania.

"Ya udah kita tunggu aja nanti hasilnya gimana dari mereka," ucap Sonia.

Tak lama kemudian beberapa orang polisi beserta satu orang yang berseragam khusus datang ke rumah sakit menghampiri mereka semua yang ada di situ.

"Di mana benda itu?" tanya salah satu polisi.

"Itu di sana," ucap Dirga menunjuk benda tersebut.

Orang yang berseragam khusus itu langsung jongkok melihat benda tersebut. Dia tampak dengan hati-hati memeriksa benda tersebut lalu berdiri menatap mereka dengan pandangan gusar.

"Aku tidak bisa melakukannya di tempat seperti ini. Ini tertutup sekali. Aku harus mematikannya di ruangan yang terbuka. Karena efeknya juga akan sangat beresiko untuk semua yang ada di sini. Bom ini di rakit oleh seseorang yang memang keahliannya luar biasa. Lihatlah komponennya. Komponennya ini bisa meledakkan seisi kota. Rumah sakit ini bisa hancur luluh lantak karena bom ini. Siapa pun yang merakitnya dia pasti sudah merencanakan ini dengan matang."

MY COLD GIRL || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang