20. KEPERGIAN ARIS KE NEW YORK

243 11 0
                                    

🏙️🏙️🏙️

Di rumah Rania, dia sedang duduk dengan Kakaknya di ruangan keluarga. Dengan posisi Rania sedang duduk dengan kaki bersila dan satu tangannya memegang sebungkus snack.

Sedangkan Kakaknya terlihat berbaring di pangkuan Rania dengan matanya yang terus memandang luka pada dahi Rania dengan pandangan penasaran. Bagaimana bisa peneror tersebut mulai berani menyakiti Rania.

"Kenapa gitu banget ngeliatinnya? Aku tau kalau aku itu cantik. Jadi nggak usah kayak gitu mandangnya," ucap Rania dengan mata yang fokus pada televisi.

Karena kesal Aris mencubit pipi Rania dengan geram. "Kamu itu jelek. Masih cantik Ghea juga," ucap Aris.

"Oh jadi ceritanya Abang suka nih sama Ghea?" ucap Rania.

"Bukan gitu. Cuma dia sekarang keliatan berubah banget waktu terakhir kali Abang ngeliat dia dan sekarang Abang aja pangling ngeliatnya," ucap Aris.

"Dia udah ada yang punya. Cari yang lain sana. Bukannya cewek-cewek New York itu cantik?" ucap Rania.

"Kamu bener sih. Tapi Abang lebih suka cewek lokal dari pada cewek luar," ucap Aris.

"Sebentar lagi juga Abang pasti bakalan bawa salah satu dari mereka," ucap Rania.

"Oh ya kamu belum jawab pertanyaan Abang. Ini jidat kenapa?" ucap Aris menunjuk dahi Rania.

"Tadi waktu aku lagi nunggu jemputan ada orang yang ngelempar botol kaca ke arah aku. Tapi untungnya cuma kena kening," ucap Rania.

"Hah? Kamu di teror lagi gitu maksudnya?" tanya Aris.

"Maybe. Temen aku juga bilang gitu," jawab Rania.

"Keterlaluan. Ini udah melewati batas. Membahayakan nyawa seseorang. Kamu harus laporin ini ke pihak yang berwajib," ucap Aris.

"Tapi Bang aku rasa yang neror aku ini orang-orang kuat yang mungkin pasti kebal hukum atau bisa jadi di lindungi hukum. Abang nggak tau? Sekarang kalau ada uang semuanya mudah," ucap Rania.

"Kamu ada benernya. Tapi kan----"

"Aaaaaa!!!!"

Mereka berdua langsung berlari mengejar asal suara tersebut. Mereka yakin asal suara tersebut berasal dari dapur rumah mereka. Saat mereka sampai di sana, mereka melihat sang ART sudah berdiri di atas meja dapur mereka.

"Bibi ada apa? Kenapa bibi teriak kayak gitu?" tanya Aris.

Sang ART tidak menjawab pertanyaan Aris dan dia menunjuk sesuatu di lantai tepat di lemari pendingin mereka. Betapa terkejutnya Aris melihat ada kalajengking di sana.

Dengan cepat Aris langsung menarik Rania ke belakangnya agar menjauh dari hewan tersebut.

"Astaga kok bisa ada kalajengking di rumah ini? Rania menjauhlah. Tetap di belakang Abang," ucap Aris.

"Abang ih minggir. Aku mau liat," ucap Rania.

Saking geramnya Rania dia memutuskan untuk berdiri sejajar dengan Kakaknya. Betapa terkejutnya dia saat melihat apa yang ada di sana.

"Abang! Kok bisa ada hewan itu di rumah kita?" ucap Rania.

"Abang juga nggak tau Ra. Kamu minggir dulu coba dari sini. Nanti disengat," ucap Aris menarik kembali Rania ke belakang.

Aris lalu meraih mancis yang terletak di meja dapurnya. Dia langsung meraih bensin yang berada di bawah meja dapur lalu menyiramkan bensin itu ke hewan tersebut dan langsung membakarnya.

"Bibi coba turun dulu," pinta Aris.

Sang ART langsung turun dan menghampiri mereka berdua dengan wajah pucat dan tubuh gemetaran.

MY COLD GIRL || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang