"Kumohon. Tolong jangan ambil dia secepat itu"
-Jayden Sebastian Danuarta-🏙️🏙️🏙️
Di rumah sakit keluarga Dirgantara, Rania langsung di larikan menggunakan dragbar. Tentu saja hal itu menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di rumah sakit. Mau itu penjenguk ataupun pasien.
"Astaga. Bukannya itu Rania? Putrinya Pak Hanung?"
"Astaghfirullah. Apa yang terjadi sama dia? Kenapa sama dia?"
"Lukanya parah sekali. Apa yang sebenarnya terjadi sama dia?"
"Ra aku bertahan. Please bertahan Ra. Semuanya bakalan baik-baik aja. Rania please bertahan," ucap Jayden sesegukan sembari terus menggenggam tangan Rania dengan erat.
Setelah cukup lama berjalan mereka akhirnya sampai di ruangan ICU. Rania langsung di bawa masuk ke dalam sementara Jayden harus menunggu di luar.
"Maaf Tuan. Mohon tunggu di luar," ucap salah satu suster lalu menutup pintu ruangan ICU.
"Tolong selamatkan dia!" seru Jayden.
Berhubung Jayden tidak di perbolehkan masuk dia hanya bisa memandang Rania melalui kaca yang ada di ruangan Rania. Di sana dia dapat melihat seluruh tubuh Rania sudah di pasang alat-alat rumah sakit. Mulai dari infus, perban, serta alat bantu pernafasan.
Sementara Jayden? Matanya sama sekali tidak berhenti untuk menangis. Tangisnya semkin pecah saat melihat kondisi gadis kesayangannya di dalam sana.
Beberapa jam yang lalu mereka masih bersama.
Beberapa jam yang lalu mereka masih terlibat perdebatan.
Beberapa jam yang lalu mereka masih tertawa bersama.
Beberapa jam yang lalu Jayden masih mengganggu Rania hingga kesal.
And now?
Jayden harus menahan rasa sakit melihat gadis tercintanya terbaring tak berdaya di dalam sana dengan alat-alat rumah sakit seperti itu.
"Rania maafin aku. Aku belum bisa jagain kamu dengan baik. Bang maafin gue yang belum bisa jaga Rania sesuai permintaan lo,"ucap Jayden sesegukan.
"JAYDEN!!"
Jayden yang merasa namanya di panggil langsung menoleh ke asal suara. Dari kejauhan mereka melihat 2 orang wanita sedang berlari ke arahnya dengan wajah khawatir yang terlihat dengan jelas.
"Jay gimana keadaan Rania? Apa yang terjadi?" tanya Sonia.
Jayden sama sekali tidak menghiraukan pertanyaan Sonia. Dia justru memberi kode pada Sonia ke arah ruangan Rania.
Mereka berdua langsung hambur melihat kondisi Rania didalam sana. Tangis mereka pecah melihat sahabat kesayangan mereka dengan kondisi yang seperti itu.
Bahkan Ghea terlihat ambruk di lantai dengan posisi tubuh bersandar di dinding.
"Astaga Rania. Jay kenapa sama Rania?" tanya Sonia dengan suara yang parau.
"Gue juga nggak tau gimana kronologinya. Kejadiannya berlangsung cepat. Gue nggak sempat nyelamatin Rania. Awalnya gue mau pulang sama dia. Tapi Nyokap gue tiba-tiba nelfon gue. Jadi gue nyuruh Rania untuk jalan lebih dulu. Gue beneran nggak tau kalau di saat itu ada yang lagi ngincar nyawa dia. Tadinya suasana sekolah lumayan sepi. Gue beneran nggak tau sumpah mobilnya datang dari arah mana," jelas Jayden sesegukan.
"Lo nggak liat siapa orangnya? Platnya?" tanya Sonia sesegukan.
Jayden menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Sonia. "Nggak ada yang liat mukanya. Dia juga nggak pake plat mobil. Gue bahkan nggak mentingin itu. Gue lebih mentingin keadaan Rania tadi," jelas Jayden.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COLD GIRL || END
FanfictionJayden Sebastian Danuarta, si raja jalanan yang memiliki bentuk wajah nyaris mendekati kata sempurna sekaligus ketua geng motor paling elit di Jakarta. Galacticoz adalah nama geng besarnya yang saat ini menguasai hampir seluruh wilayah di Jakarta. B...