"Tyana keluar sayang, kamu udah siap kan?" panggil Bunda dari balik pintu kamar Tyana.
"Iya bund bentarr." jawab Tyana.
Ceklek
"Masya Allah cantik sekali anak bunda, sini peluk." puji Bunda lalu memeluk tubuh sang anak erat seolah akan berpisah.
"Awss mososeh aku cantik." ucap Tyana bangga karena dipuji sang Bunda.
"Ya udah yuk, semuanya udah nunggu didepan." ajak Bunda.
"Bentar Bund, aku masih belum tau ini ada apa." tahan Tyana.
"Nanti kamu bakal tau sendiri, ayo cepetan orang orang pada kesel nunggu kamu dandan kek nunggu jodoh datang." jawab Bunda mengalir pembicaraan lalu menarik tangan sang anak menuju ruang tamu.
Derap langkah kaki Tyana menuju ruang tamu menjadi pusat perhatian seisi ruangan. Semua takjub dengan kecantikan Tyana yang padahal hanya bermakeup natural saja.
Seketika langkah Tyana terhenti tak kala melihat seseorang yang tengah terduduk menatap Tyana kagum.
"Pak Adam?." tanya Tyana syok, telebih seisi ruangan penuh dengan orang orang yang sepertinya teman Bunda Tyana.
Sementara Adam hanya tersenyum manis saat Tyana terkejut.
"Bu ibu mari kita mulai saja ya pengajiannya." intrupsi ustadzah Khodijah "De kamu nanti kebagian pimpin baca sholawat ya." bisik Bunda.
"Hah? Oh iya iya deh." dengan perasaan bingung tak karuan Tyana hanya mengiyakan permintaan sang bunda.
Acara demi acara pengajian berjalan dengan lancar. Kini seluruh teman teman Bunda telah pulang ke rumah masing masing.
Tersisa Ayah, Bunda, Saka, Tyana, dan juga Adam diruang tengah.
"Jadi Pak Adam kesini mau ajak saya ke Mall tapi malah disuruh ikutan pengajian bulanan sama Bu Leha ahahahahaha. Ya Allah ngakak hahhaha ini aduhhh hahahha." seru Tyana tertawa begitupun dengan yang lainya.
"Dek udah lah kasian itu Adamnya." tegur Bunda.
"Ahahha aduh aduh maaf maaf abisnya lawak bener Bund." ucap Tyana seraya berusaha menghentikan tawanya.
"Gapapa Bund saya udah biasa diketawain abis abisan sama anak Bunda yang satu ini kalo lagi ngajar disekolah." Ujar Adam pada Bunda.
"Maafin ya Dam, bocah ini emang gada akhlak suka banget ngetawain orang." ucap Bunda tak enak.
"Elahh Bund becanda doang kalik ah, ya gak pak." ucap Tyana membela dirinya sendiri.
"Ehh nak Adam udah makan belum?" tanya Ayah.
"Udah Yah tadi bareng sama ibu ibu." jawab Adam sopan.
"Bhukann mhaennn Pak Adam sekarang gabungnya sama ibu ibu doang dong." girang Tyana sementara yang lain hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan Tyana.
"Udah udah kalian kan mau beli kado ke Mall udah gih sana pada pergi. Pusing pala gue lama lama liat ni bocah kalo dirumah." usir Saka yang sedari tadi menyimak seraya bermain game online.
"Ilehhh dasar upil badak lu. Kemaren aja bilang kangen nyuruh nginep diapart biar ada temen maen catur. Sekarang malah diusir dasar anak paus. Wlee." cerca Tyana seraya menjulurkan lidahnya meledek sang kakak.
"Yah, mulut Tyana harus digadein ke Bank noh. Gak sopan beud ama kakak sendiri." ucap Saka tak terima.
"Udah udah, sana gih berangkat." ucap Bunda melerai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf siapa ya? [END] ✓
HumorBagaimana rasanya mempunyai keluarga yang absurd dan tiba tiba didatangkan pasangan yang absurd juga? Penasaran baca ajadeh wkwk. Ini bukan cerita humor yang bisa bikin lo ketawa ngakak guling guling. Jangan terlalu berekspetasi tinggi nanti kalo...