13

3.3K 401 9
                                    

Didalam mobil keduanya tak mengeluaarkan suara satu sama lain. Azfar sibuk mengendarai mobilnya, sedangkan Tyana sibuk dengan ponsel digenggamanya.

"Lo lo lo, pak ini bukan jalan ke rumah saya. Bapak mau ajak saya kemana hah?" tanya Tyana kesal.

"Memang bukan." ucap Azfar santai membuat Tyana bergidik ngeri.

"Bapak mau culik saya,mau bunuh saya gara gara suka bikin ulah sama bapak? Jangan pak saya masih kuliah amal ibadah saya juga masih kurang buat menghadap sang ilahi." cerocos Tyana membuat Azfar menahan tawanya.

"Kalo saya mau nikahin kamu gimana?" tanya Azfar. Tyana membulatkan matanya terkejut tercengang.

"Ayokk pak kita nikah." Jawab Tyana serius, matanya menatap Azfar tajam. Azfar sedikit terkejut dengan ucapan Tyana barusan

"Tapi boong HAHAHA." lanjutnya sambil terus tertawa sesekali memegang perutnya yang kesakitan.

Azfar menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah ya lumayan mewah lah. Tapi gak mewah mewah amat tapi taulah.

"Udah selesai ketawanya? Ayok turun!" ajak Azfar lalu berlalu keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Tyana.

"Pak ini kita dimana huh?" tanya Tyana sambil menengok kanan kiri memperhatikan sekeliling rumah.

"Ini rumah Papa, mama saya ayo masuk!" perintah Azfar.

"Heyy mau ngapain saya dibawa kerumah bapak. Terus didalem ada orang gak? Nanti sepi lagi terus diapa apain ihh ngeri saya balik aja lah pak." ucap Tyana sambil berusaha melangkahkan kakinya menuju gerbang keluar.

"Tunggu dulu Tyana, didalam ada adik sama mama saya, mungkin sebentar lagi papa pulang kamu gak usah khawatir." ucap Azfar sambil menarik tas Tyana.

"Jelasin dulu dong ini ada acara apa saya dibawa kerumah bapak? Janji mau nganterin pulang malah dibawa kesini gak waras ni dos-"

"Tyana jaga ucapan kamu, saya masih waras. Ayo masuk saya gak akan berbuat apapun." ucap Azfar lalu menarik tas Tyana yang mengakibatkan pemiliknya ikut terseret masuk.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, udah pulang lo bang." jawab seorang laki laki yang umurnya kira kira diatas Tyana satu tahun. Dia adalah adik Azfar, Muhammad Asraf Gibran.

"Menurut lo?" jawab Azfar ketus.

"Yaelah santai kali bang, lagi lo kan jarang pulang, ngerem terus di apart lo."

"Mama sama papa ada dirumah?" tanya Azfar.

"Mama lagi kedepan katanya mau beli makanan ga tau dari tadi belom balik lagi. Kalo Papa mungkin bentar lagi balik." jawab Adik Azfar.

"Eee ada cewek cakep nih." ucap Asraf ketika melihat sosok perempuan yang tak lain adalah Tyana berada dibelakang sang kakak.

"Hai, kenalin nama gue Muhammad Asraf Gibran, panggil gue Asraf lo?" tanya Asraf.

"Tyana." jawab Tyana singkat.

"Tyana kamu tunggu disini sebentar, saya mau ke kamar dulu ganti baju. Asraf lo jangan gangguin dia. Bikinin Tyana minuman gih." perintah Azfar. Azraf hanya mencebikkan bibirnya kesal lalu segera menuju ke dapur mengambilkan minuman untuk Tyana.

Tyana duduk dikursi tamu memandangi satu persatu foto yang ada diruang tamu. Disana ada foto keluarga, dan foto foto Azfar juga Asraf yang mendominasi.

"Ekhem, Tyana ini minumannya." ucap Asraf yang kini sudah ada dihadapanya.

"Terima kasih." ucap Tyana singkat lalu meminumnya.

Maaf siapa ya? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang