16

3.1K 402 1
                                        

Saka memutuskan untuk segera menuju apartemen Azfar. Karena dia yakin Tyana pasti ada disana.

Tok tok tok

Ceklek

"Eh lo Tor, ada apa malem malem gini tumben ke apart gue?" tanya azfar.

"Tyana dimana?" tanya Saka dingin, dia berusaha mengontrol emosinya saat ini.

"Loh, kok lo tanya gue? Tunggu maksud lo Tyana belom balik sampe sekarang?" jawab Azfar sedikit panik sebab gadis yang dicintainya belum pulang.

"Sepulang dari kampus lo ada janji kan sama adek gue. Dimana dia sekarang?." Ucap Saka dengan nada yang sedikit meninggi.

"Sorry Tor gue gak paham maksud lo apa. Gue sama Tyana emang ada janji buat ketemuan pas balik ngampus. Cuma pas gue ke parkiran adek lo gak muncul juga padahal gue udah nunggu diparkiran sampe dua jam. Gue fikir dia udah balik dan gak mau ketemu sama gue." jelas Azfar berusaha meluruskan kesalah pahaman ini.

Iya Azfar datang setelah Tyana pulang jadilah Azfar dan Tyana tak bertemu.

Saka tetap diam tak bergeming. Kini ia semakin kalut bingung dimana adiknya berada sekarang. Bahkan waktu juga sudah hampir menunjukan pukul satu dini hari.

"Gue udah coba buat hubungin adek lo dari tadi sore cuma gak diangkat terus." lanjut Azfar.

"Thanks infonya gue pamit." ucap Saka seraya berlalu pergi.

"Tunggu Tor!, gue ikut cari adek lo." ujar Azfar yang diangguki Saka. Bagaimana pun Azfar sama paniknya saat mengetahui Tyana menghilang.

...

"Tor hp Tyana masih aktif itu tandanya kita masih bisa ngelacak keberadaan dia dimana sekarang." ujar Azfar yang sedang mengendarai mobil. Saka tersadar kenapa dia bisa sebodoh itu.

"Biar gue lacak." jawab Saka cepat lalu segera melacak keberadaan adiknya.

"Tyana dibawa kedaerah Bogor Far. Ini lokasinya. Kita langsung kesana sekarang!!" perintah Saka yang langsung diangguki Azfar.

...

"Awshh sakit pala gue." ringis Tyana sambil mencoba bangun dari tidurnya. Dia melihat keadaan sekitar. Ruangan kumuh yang hanya diterangi lampu lima watt saja.

"Ya Allah gue baru inget, gue disekap Dhea. Ini gimana cara gue bisa balik. Aduh tolong dong, gue masih mau hidup bebas woy. Gue salah apa sih perasaan belom pernah gue maling dirumahnya si Dhea iblis itu kenapa gue kaya dipenjara gini." racau Tyana dirinya sebenarnya sudah panik hanya saja dia berusaha mengalihkan agar lebih tenang.

"Dheaa ibliss. Hehhh botak, kritingg. Lepasin gue. Lepasinn guee. Gue mau pulang tolonggg gue mau balikk disini banyak nyamuk gue takut DBD woyy Dhea gilaaa." teriak Tyana menyalurkan kekesalannya pada Dhea.

"BERISIK." bentak Parto membuat Tyana meringis ngeri. Untuk saat ini Parto bukanlah lawannya mau tidak mau dia harus diam.

"Om botak. Tolong lepasin gua om lo mau duit kan? Gue ada banyak duit, gue bisa jual tanah Bokap gue buat bayar lo. Asal lo lepasin gue Om pliss gue mau balik." mohon Tyana.

"DIAM. KALO LO GAK MAU DIEM GUE PASTIIN BESOK LO UDAH GAK PERAWAN." ancam Parto penuh penekanan. Sontak Tyana terdiam dia takut sungguh takut saat ini.

Bersentuhan saja sudah membuat Tyana resah apalagi ini bisa membuat Tyana stres bahkan gila mungkin. Tyana menundukan kepalanya menahan tangis.

"Gue mau tidur lo jangan treak treak berisik." peringat Parto sebelum keluar dari ruang penyekapan Tyana.

...

"Selamat pagi Princes Santoso Akbar." ucap Dhea sambil menendang nendang kaki Tyana yang tertidur dilantai beralaskan tikar.

"Eunghh" Tyana melengguh terbangun karena tendangan Dhea.
"Dhe, lepasin gue Dhe salah gue apa kenapa lo tega sekap gue kaya gini hah?" tanya Tyana kali ini dia sudah tak tahan Tyana menangis.

Sekujur tubuhnya terasa sangat sakit. Tyana lemas karena tidak makan dari kemarin sore, sudah dipastikan Asam lambungnya naik.

"Salah lo apa? Bentar gue inget inget dulu. Mmm" Kata Dhea sambil mengetuk ngetukan dagunnya berulang.

"Dhe-"

"Sttss sekarang gue inget salah lo apa. Salah lo itu BANYAK!! lo inget Daniel? Pasti inget lah ya kan Tyana Ashalina Akbar!!!" bentak Dhea. Tyana terdiam dalam tangisnya. Tenaganya sudah habis bahkan untuk sekedar membalas ucapan Dhea.

Plak

Bugh

"Awww" teriak Tyana tak kuat menahan sakitnya.

Dhea melayangkan tamparan dipipi dan pukulan di tengkuk Tyana.
"Itu buat lo karena udah ngambil Daniel dari gue." ujar Dhea murka.

"Gue gak per-nah rebut Daniel da-ri lo. Gue bah-kan udah berusaha jauhin di-a karna gue tau dipa-car lo." jawab Tyana terbata bata.

"Iya lo jauhin dia sampe dia pindah ke Ausie. Dan itu cuma bikin gue semakin jauh sama dia. Paham gak lo?!" Dhea terus membentak Tyana juga menendang tubuh lemah Tyana.

"Keja-kejadian ini ud-ah berlalu sekitar satu tahun yang lalu ke-napa lo baru ngela-kuin ini ke gue se-sekarang?"

Bugh

"Itu buat lo karena bisa bisanya lo ulangin kesalahan yang sama. Dulu lo rebut Daniel dari gue, gue diem gue berusaha ikhlas. Sekarang lo mau rebut orang yang gue suka lagi. Lo itu munafik dasar jalang." teriakk Dhea seraya terus menerus menendang tubuh Tyana.

Bugh

"Awww sa. "

Bugh

"Dhe Awww"

Bugh

"Stop dhe. "

Bugh

"TYANA" teriak dua orang laki laki dari balik pintu. Dhea terkejut mendapati Saka dan Azfar yang sudah ada dibelakangnya. Dhea segera keluar melarikan diri dari ruangan saat kedua laki laki itu fokus pada Tyana.

Saka lantas mendekap tubuh ringkih Tyana yang lemah tak berdaya. "Dek kamu yang kuat ayo kita rumah sakit ya. Kakak sayang kamu, kamu harus bertahan." ucap Saka bergetar dirinya tak menyangka akan menemukan Tyana dengan kondisi memprihatinkan.

Azfar meringis orang yang sangat ia cintai setelah ibunya ditemukan dalam kondisi wajah lebam. Darah mengalir deras dari sudut bibir dan hidungnya. Pakaiannya terdapat banyak jejak sepatu akibat ulah tendangan Dhea tadi.

Dirinya ingin mendekap memeluk erat tubuh Tyana menyalurkan kehangatan memberikan ketenangan. Sayang dirinya bukan siapa siapa yang bisa memeluk Tyana bebas.

"Kak, ma-maafin As-Asha." ucap Asha lalu tak sadarkan diri.

"Asha dek bangun dek Asha." teriak Saka panik.

"Tor ayo kita bawa ke rumah sakit sekarang Tyana butuh penanganan cepat." ucap Azfar panik.

Saka segera menggendong tubuh Tyana ala bridal style menuju mobil dengan Azfar dibelakang membuntutinya.

"Asha sayang kamu harus bertahan dek, kakak sayang kamu." racau Saka tak kuasa menahan tangisnya air matanya terus berjatuhan.

Azfar tertegun, Saka adalah Kakak yang sangat baik untuk Tyana. Selama berteman dengan Saka baru ini pertama kalinya Azfar melihat Saka sehancur ini.

"Far buruan far." desak Saka. Azfar yang paham lantas buru buru menambah kecepatan mobilnya segera menuju rumah sakit terdekat.

Tbc.
Jangan lupa vote juga ya hihi,
Thx buat yang udah nungguin kelanjutan dari kisah Tyana & Azfar. Ilysm

Maaf siapa ya? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang