Hari senin telah tiba itu artinya aktifitas kembali seperti semula. Padahal tubuh Tyana terasa remuk akibat pindahan hari minggu kemarin, yang berlanjut membereskan barang barang padahal cuma sedikit tapi terasa banyak bagi Tyana yang membereskan semuanya sendirian.
Dasar jomblo.
Dengan langkah lemas Tyana tetap masuk sekolah untuk mengajar anak didik tercintahnya. Karena hari ini senin Tyana memutuskan untuk berangkat ketika upacara sudah selesai.
"Morning Miss Tyana." sapa seorang wanita sebayannya. "Ehh pagi Miss Sarah." jawab Tyana pada salah satu guru Bahasa inggris SMA Garuda Bangsa.
Sebenarnya kebanyakan guru guru disana memanggil Tyana dengan sebutan Bu Tyana. Berbeda dengan guru Bahasa Inggris yang mungkin sudah terbiasa dengan panggilan Miss.
Awalnya Tyana merasa aneh dengan panggilan Ibu, Tyana dia merasa bahwa dirinya masih muda loh enak aja dipanggil ibu nikah aja belom. Begitu pikirnya, namun apa boleh buat namanya juga guru, mau masih muda mau tua tetep aja dipanggil Ibu Bapak kan.
"Istirahat jam kedua Miss Laili ngajak makan siang bareng. Miss Tyana bisa ikut?" tanya Miss Sarah. "Wah dalam rangka apeni Miss?" tanya Tyana antusias.
"Merayakan kehamilan Miss Laili. Nanti ditraktir makan, tapi hanya beberapa guru saja katanya hahaha." ucap Miss Sarah dengan tawanya.
"Wohh mantap nih, siaplah nanti saya gabung juga bilangin ke Bu Laili ya." jawab Tyana, sifat ijo gratisannya ini memang belum juga hilang dari dulu sampai sekarangzl, dari sabang sampai merauke, dari yang sayang sampai yang ditinggalkan eakk.
"Yaudah saya ke kelas duluan ya Miss. Sampai jumpa lagi." pamit Tyana lalu bergegas menuju kelas XII IPA 3.
Seperti biasa saat guru belum masuk suasana kelas seperti pasar malam. Tapi saat guru masuk keadaanya berubah seperti pemakaman umum.
"Assalamualaikum, pagi semua." sapa Tyana pada seluruh muridnya.
"Waalaikumsalam, pagi Bu Tyana." jawab kompak seluruh penghuni kelas.
"Ada yang tidak hadir hari ini?" tanya Tyana seraya mendudukan bokongnya ditempat duduk guru.
"Gara sakit bu." ucap Dani sang ketua kelas.
"Siapa lagi?" Tanya Tyana lagi matanya masih fokus mendata absen mencari nama Gara.
"Tidak bu, semuanya lengkap kecuali Gara." jawab Dani mantap.
"Oke hari ini kita masuk dibab surat lamaran kerja ya. Buka buku paket halaman 162." perintah Tyana memulai mata pelajaran pagi hari ini.
Tyana membahas seluruh materi mengenai cara membuat surat lamaran pekerjaan."Oke seperti yang sudah Ibu ucapkan tadi yang pertama adalah gunakan bahasa yang baik dan benar. pergunakan bahasa yang formal/resmi karena surat lamaran pekerjaan termasuk surat resmi. Jadi, jangan menggunakan bahasa yang tidak patut dalam pembuatan surat resmi." terang Tyana pada murid muridnya.
Namun ditengah semua muridnya memperhatikan Tyana ada sepasang remaja yang sedang memadu kasih tanpa menghiraukan keadaan sekitar.
Termasuk Tyana yang sedang mengajar. Tyana dibuat geram karenanya, sepasang insan tersebut malah mengobrol dimeja yang sama dengan tangan yang saling bertautan.
Bahkan saat Tyana menghentikan kegiatan pembahasanya, mereka berdua masih asik dengan dunia mereka sendiri. Seluruh penghuni kelas mengikuti arah tatapan Tyana yang menuju pada bangku pojok kelas dimana dua siswa siswi itu sedang berpacaran.
"Ekhem iya deh iya, dunia serasa milik berdua. Yang lain cuma numpang mandi." sindir Tyana dengan suara lantang membuat seisi kelas tergelak menertawakan nasib sepasang kekasih itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf siapa ya? [END] ✓
HumorBagaimana rasanya mempunyai keluarga yang absurd dan tiba tiba didatangkan pasangan yang absurd juga? Penasaran baca ajadeh wkwk. Ini bukan cerita humor yang bisa bikin lo ketawa ngakak guling guling. Jangan terlalu berekspetasi tinggi nanti kalo...