21

3K 359 17
                                        

Suasana rumah mendadak menjadi ramai tak seperti biasanya yang ramai juga sih. Tapi ini beda dihalaman rumah terdapat satu mobil tambahan seperti ada tamu.

Tyana dan Saka baru pulang kerumah sekitar pukul tujuh malam. Mereka menghabiskan waktu weekendnya dengan mengunjungi beberapa tempat wisata kuliner.

Kini keduanya sudah berada digarasi rumah mereka. Tyana segera turun dari motor disusul oleh Saka.

"Kak tu mobil siapa ya? apa Ayah beli mobil baru ya?" tanya Tyana heran.

"Mana kakak tahu, kita kan baru pulang. Kuy masuk udah pegel pen rebahan." ajak Saka.

Tyana dan Saka berjalan beriringan menuju pintu depan. Mereka berdua dikejutkan dengan adanya keluarga yang sedang bertamu dirumah mereka.

Terlebih yang bertamu adalah Azfar dan keluarganya omaywow.

"Assalamualaikum." salam Tyana dan Saka bersamaan. Tyana nampak sedikit kikuk.

"Waalaikumsalam." jawab semua orang dalam ruangan serempak. Disana ada Ayah, Bunda, Tante Julia, Azfar juga kedua orang tuanya. Tyana dan Saka lantas segera mencium tangan para orang tua sebagai wujud hormat.

"Asha akhirnya kamu pulang juga, kalian kemana aja sih ini udah pada ditungguin loh." omel Bunda pada Tyana.

"Maaf Bund Asha sama Kak Saka abis jalan jalan barusan." jawab Tyana sedikit merasa bersalah.

"Udah sekarang kamu masuk kamar mandi terus siap siap." Perintah Bunda. Tyana hanya menurut lalu berpamitan kedalam.

Beberapa saat mata Tyana menyorot ke arah Azfar yang tengah duduk santai,mata Tyana melotot meminta penjelasan Azfar hanya menanggapi dengan senyuman.

"Maafkan kelakuan anak saya ya Pak, Bu." ucap Bunda merasa tak enak.

Beberapa saat kemudian Tyana keluar dengan gamis berwarna abu tua dengan khimar senada. Wajahnya hanya diberi sedikit polesan bedak tabur, mascara, dan lip tint.

Riasan sederhana yang mampu menambah sedikit kecantikan Tyana. Sedikit karena Tyana memang wanita biasa saja.

Tak sempurna tapi dia mensyukurinya, contohnya ya mata sipit padahal bukan keturunan orang China, bibir tipis kurang merah merona. Serta hidung minimalis yang berfungsi dengan baikpun sudah syukur Alhamdulilah.

Percayalah tak ada satupun manusia yang sempurna dimuka bumi ini. Karena setiap orang pasti memiliki kekurangannya masing masing. Tugas kita adalah mensyukurinya maka semua akan terasa lebih sempurna.

Azfar menatap Tyana dengan tatapan kagum. Rasanya ingin segera mengahalalkannya malam ini juga. Tatapannya tak bisa lepas dari penampilan Tyana malam ini yang terlihat lebih anggun dari biasanya yang hanya sering mengenakan long pants dan kemeja saja.

"Ekhem biasa aja kali bro ingat dosa belum sah." sindir Saka yang jengah melihat Azfar menatap Tyana kagum. Azfar mengerejap lalu tersenyum kikuk menahan malu karena semua yang ada diruangan terkekeh melihat kelakuan Azfar.

Sementara Tyana hanya diam tak bersuara dan memilih untuk menundukan kepalanya. Untuk kali ini dia bertekad untuk menjadi wanita pendiam demi menjaga martabat keluarganya didepan para tamu.

"Asha sini duduk samping Ayah." titah Ayah, Tyana menurut dan langsung duduk ditengah tengah Ayah dan Bundanya.

"Baik kalo Tyana sudah ada disini kita mulai saja inti dari kedatangan kami kesini. Far ayo!" ucap Papa Azfar lalu mengkode sang anak agar mengutarakan keinginannya.

"Ekhem baik, bismillah jadi kedatangan saya dan sekeluarga ke kediaman Bapak dan Ibu Tyana tak lain untuk melamar putri bapak Tyana Ashalina Akbar untuk menjadi pendamping hidup saya dunia dan akhirat. Itupun jika Bapak dan Ibu mengizinkan juga meridoi. " ucap Azfar dengan suara yang tegas dalam satu tarikan nafas.

Jantung Tyana berdetak tak karuan, selama ini dia belum pernah merasakan detakan jantung yang kencang seperti ini, pernah sekali saat sedang ujian membuat SIM karena takut berhadapan dengan aparat kepolisian :).

"Bagaimana pak?" tanya Papa Azfar pada Ayah Tyana yang nampak sedikit terkejut pasalnya sejak kedatangan keluarga Azfar mereka tak membahas soal lamaran.

Terlebih ternyata ucapan sang anak kemarin malam benar nyata adanya. Tyana benar benar dilamar seorang laki laki. Ternyata dia ada yang mau juga dengan putrinya yang absurd itu, pikir Ayah.

"Ekhem, sebelumnya saya mau jujur, saya sangat terkejut ada seorang pria mapan dan dewasa seperti nak Azfar datang untuk melamar putri saya yang aneh dan absurd ini." ucap Ayah polos membuat Tyana mendengus kesal.

"Ayah." tegur Bunda pelan.

"Saya terima Tyana apa adanya Om, saya juga bukan manusia sempurna. Dan saya rasa dengan segala kekurangan kita berdua bisa melengkapi satu sama lain." jawab Azfar tenang membuat semuanya berdecak kagum.

"Om sih setuju, apalagi ada laki laki yang berani meminta wanita yang dia sukai kepada orang tuanya langsung. Serta memilih jalur pernikahan dari pada mengajaknya pacaran om sangat dukung. Terlebih om ingin Tyana mendapatkan suami yang dapat membimbingnya lebih baik dari segi agamanya. Tapi ya kembali lagi pada Tyana karena bagaimana pun yang akan menjalankan semuanya kalian." ucap Ayah panjang lebar.

"Gimana dek? Kamu siap menerima lamaran nak Azfar?" kali ini Bunda yang bertanya pada Tyana yang baru kali ini tertunduk gugup.

"Bagaimana sayang? Kamu mau kan menjadi menantu Mama." tanya Mama Azfar yang begitu antusias.

Tyana menarik nafas dalam dalam sebelum menjawab pertanyaan dari semuanya. Dia berharap jika semuanya adalah pilihan yang terbaik.

"Bismillah atas izin Allah Tyana bersedia menerima lamaran Pak Azfar." jawab Tyana yakin.

Seruan Alhamdulilah menggema didalam ruang tamu milik keluarga Santoso Akbar. Senyum Azfar semakin mengembang, keinginannya untuk memiliki Tyana seutuhnya sudah selangkah lebih maju.

Setelah penerimaan lamaran dari Azfar. Mama Azfar memasangkan cincin dijari manis Tyana sebagai pertanda tunangan katanya.

Acara berjalan dengan lancar, setelah berbagai macam acara itu dilaksanakan dilanjutkan dengan makan malam bersama.

Rencana pernikahan akan dilangsungkan dua bulan lagi, tentunya semua akan dipersiapkan Azfar sendiri.

...

"Dek itu lo pelet apa si Azfar sampe mau sama lo yang mmm." Saka nampak berfikir sebentar. "Cantik? biasa aja sih. Otak? Lumayan lah. Kelakuan? Kaya orang gila iya. Secara Azfar belom pernah deket sama cewek manapun. Kenapa dia mau sama lo?." lanjut Saka.

"Hush kamu Saka kalo ngomong yo wes tak dipikirin dulu. Ngomong ko sesuai fakta, ya agak bohong dikit lah biar adekmu itu seneng dikit." timpal Bunda menambah nambahi.

"Keluarga macam apa ini." tanya Tyana kesal, pasalnya seluruh anggota keluarga merasa sangat terkejut dengan acara lamaran dadakan tadi.

Makanya sepulangnya keluarga Azfar, Tyana dibully habis habisan. Memang aneh sekali keluarga ini.

"Jadi?" tanya Tante Julia yang juga penasaran.

"Jadi apa sih tante Jupe ku yang cangtip secangtip cimoy mon-toq." jawab Tyana.

"Itu loh kamu pelet apa si Azfar bisa mau ngajak nikah kamu." tanya Julia geram, Tyana ini memang tak pernah absen dalam menjahili tante satu satunya itu.

"Engga sulit sih, cuma kemaren aku ke dukun beranak sama si Lea. Suruh pelet tu Azfar pake pelet ikan koi. Murah loh tan cuma dua ribu lima ratus rupiah itu juga dikasi kembalian gope." jawab Tyana sok serius.

"Tapi tante jupe jangan coba coba ingat bang toyib yang sedang berlayar." lanjutnya membuat semua yang ada diruangan terbahak.

"Berlayar berlayar pala mu." jawab Julia kesal.

Tbc.
Spesial hari ini aku up dua part sekaligus dehh. Jangan lupa divote ya! dishare juga biar temen temennya ikut baca hihi. Ilysm guys :*

Maaf siapa ya? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang