27

3.1K 327 7
                                        

"Kebakarannn kebakarann tolonggg api apiii apiii woyyy kebakarannn." Teriak Tyana tepat ditelinga Lea yang sedang tidur.

"Ya Allah gak bangun juga ni bocah. Gue yakin semilyar persen kalo kebakaran beneran pasti ni anak gak akan selamat." gerutu Tyana.

"Polisiii polisiii Le Lele ikan Lele, kita digrebek polisi Le." ucap Tyana lagi sambil menarik selimut yang dipakai Lea.

"Astagfirullah gue gak pake narkoboi pak, jangan tangkap saya pak saya mohon." racau Lea dengan mata yang masih tertutup.

Tawa Tyana meledak menggema diseluruh ruangan. "HAHAHAHA gila HAHAHAHA itu lo HAHAHA ngakak Ya Allah HAHAHA." ucap Tyana terpotong potong tawanya.

Lea membuka matanya lalu menatap Tyana tajam. Bisa bisanya dirinya dipermainkan anak konda macam Tyana.

"Sialan lo Tyana." ujar Lea seraya melempar lemparkan bantal dan guling kearah Tyana.

"Aw aw HAHAHA." Tyana turun dari kasur lalu meninggalkan Lea yang masih duduk dikasur kesal.

"Ikan Lele jangan lupa mandi kita berangkat ke kampus jam enam. Terus sholat lo jangan males, gue gak mau reuni dineraka bareng lo!! ." teriak Tyana dari luar kamar.

"Berisik Solimin."

"Kamu itu sudah berdosa." ucap Tyana sambil menyembulkan kepalanya dipintu kamar tamu.

"Sekali lagi lo ngomong gue tampol lo biar jadi rengginang." ancam Lea dan yang diancam hanya tertawa keras dibalik pintu kamar tamu.

...

"Sumpah Tyana lo ini mahasiswi paling teladan yang pernah ada, ini masih jam enem pagi lebih lima belas menit lo udah ngajak gue otw kampus." cerocos Lea tak ada hentinya.

"Sumpah ya, anaknya Bu Sarah bawel banget kek kang parkir yang kalo dikasi serebu minta nambah." omel Tyana sambil terus melajukan motornya menuju kampus tercinta.

"Ya enak lo udah biasa kaya gini. Lah gue bisa masup angin nii mana dingin bat lagi." ucap Lea yang padahal hanya tinggal duduk manis saja dibelakang.

"Gini nih kalo anak yang udah kaya sejak lahir. Lagian salah lo sendiri kenapa gak bawa mobil lo yang cakep itu. Masi untung gue ajak berangkat bareng ya Le. Udah deh lo jangan bawel ini kita mau sarapan dulu kan." jawab Tyana jengkel.

Lea mencebikkan bibirnya kesal. "Yodah si kita sarapan bubur deket kampus ajalah kata orang orang enak." jawab Lea antusias.

"Nih gini nih kalo sultan Kw kebiasaan makan diresto, gue udah tau dari jaman gue baru masup ni kampus Le. Tu bubur mang kole emang seenak itu." timpal Tyana bangga karena sudah mengetahui tempat yang dimaksud Lea.

"Ckk sombing bat lu." semprot Leana.

...

Sesampainya ditukang bubur Mang Kole, Tyana lantas segera duduk dibangku yang telah disediakan.

"Assalamualaikum, selamat pagi Mang Kole yang ganteng kata ibunya sama istrinya hehe." Tyana tak menghiraukan orang disekitarnya yang terkekeh mendengar sapaan Tyana yang terbilang aneh.

"Waalaikumsalam Neng Tyana, lama gak ngebubur disini Neng. Kirain teh Neng Tyana udah lupa sama Bubur Mang Kole." jawab Mang Kole ramah Lea yang melihat interaksi keduanya yang terbilang cukup akrab, menjadi percaya bahwa Tyana memang sudah tau lebih lama tentang Bubur yang terkenal enaknya dikalangan Mahasiswa kapusnya.

"Hehe gak akan atuh Mang, btw mang Tyana pesen bubur yang biasa ya. Masih inget kan mang?" tanya Tyana was was takut takut karena sudah lama tak berkunjung Mang Kole lupa pesenanya.

"Inget atuh Neng. Bubur ayam tanpa kacang, tanpa kecap, terus pake sate ampela sama sate telur puyuh yakan?" jawab Mang kole cepat membuat Tyana mengacungkan kedua jempol tangannya.

"Ehh buset, apal bener Mang. Emang lo udah langganan berapa lama disini sampe si mamangnya hafal bener." tanya Lea heran.

"Ya dari pertama kali masuk kuliah, seperti apa yang aku ucapkan dijalan tadi wahay Ikan Lele." jawab Tyana seraya memukul pelan lengan Lea membuat si empunya meringis sakit.

"Assalamualaikum guys ehh lupada ada disini semua?" seru Evan lalu duduk dihadapan Tyana dan Lea yang sedang menikmati buburnya.

"Waalaikumsalam." jawab keduanya serempak tanpa menoleh kearah Evan.

"Njayy gue disini woy, dijawab kali ah." ucap Evan kesal.

Tyana dan Lea memutar bola matanya malas. "Basa basi yang basi, udah tau gue ada disini nanya juga lo." jawab Tyana tajam membuat Evan menelan salivanya susah payah.

"By jangan marah marah atuh, Evan teh jadi takut." ucapnya dengan nada manja membuat kedua wanita dihadapanya menatap jijik.

"Ba bi ba bi emang gue bagong." semprott Tyana kesal.

"Ty bagong itu apa?." Tanya Leana polos membuat siapapun yang melihat akan gemas dengan ekspresinya sekarang.

"Babi!!." jawabnya tegas. "Ehh seloww dong gue manusia ya bukan Babi lagian gue cuma nanya bagong itu apa ko lo malah ngegas." jawab Lea tak terima, Evan yang mengerti hanya terkikik geli menahan tawanya.

"Ya ampun Le ikan Lele maksud gue tu. Bagong itu artinya Babi, bagong tu kayak basa sundanya babi." jelas Tyana membuat Lea melongo tak percaya.

"Ihh bahasa lo kasar banget, gak boleh ya Ty lo ngomong bagong atau babi lagi. Itukan termasuk bahasa kasar yang harus dihindari muslimah." tegur Leana membuat Tyana sadar akan ucapanya segera dia beristigfar berulang kali memohon ampun.

"Lagian si Evan ada ada aja panggil gue by by apaan coba." cercanya pada Evan yang sedari tadi hanya diam menyaksikan kedua wanita dihadapanya.

"Ya deh cowok emang selalu salah dah." pasrahnya. "Oh ya Ty tugas dari Bu Sinta udah?" tanya Evan.

"Lo udah tau jawabannya van." bukan Tyana yang menjawab tetapi Leana bagaimana tidak semalaman Tyana tak mau diajak menonton drama china kesukaan Lea dengan dalih sedang mengerjakan tugas. Jadilah Lea yang kesal menonton dramanya sendirian.

"So pasti and so jelas udah dong." ucap Tyana bangga.

...

Didalam kelas Tyana tidak mendengarkan penjelasan Bu Sinta. Kupingnya sengaja ia jejali headset lalu menyetel musik dangdut yang sedang hype abiezz seperti lagu Los Dol - Denny Caknan.

Tyana sengaja duduk paling pojok agar tidak ketahuan sedang memakai headset bersama Evan yang setia disampingnya dan jika tiba tiba Tyana tertidur Evan akan menutupi tubuh Tyana dengan badannya yang lumayan besar dan tinggi itu.

Karena tak jarang Tyana tertidur akibat terlalu asik mendengarkan musik.Memang sahabat terthebestt bukan Evan Gembel ini. Tyana hanya akan menggunakan headset saat moodnya sedang tidak baik.

"Ty Tyty, titi dj, dj melon, woy." panggil Evan berbisik berusaha memanggil Tyana. Lalu tangannya mengambil sebuah pulpen lalu memukulkannya keras membuat Tyana terperanjat kaget.

"Van lo gila ya." bisik Tyana takut takut Bu Sinta melihatnya saat ini.

"Buka." ucap Evan sambil menunjuk kupingnya mengisyaratkan Tyana agar membuka Headset yang ia kenakan. Tyana hanya menuruti permintaan Evan dengan segera melepaskan Headsetnya.

"Apa?" tanya Tyana to the point.

"Balik ngampus mau kemana?." tanya Evan, sungguh pertanyaan Evan barusan sangat sangat tidak berfaedah sekali dan itu hanya mengganggu Tyana.

"Jangan paksa gue ngomong kasar ya Van gue udah insaf. Pertanyaan lo itu gak guna, lo ganggu tidur gue!!!" semprott Tyana dengan suara pelan namun penuh penekanan. Evan yang melihatnya terkekeh rencananya mengganggu Tyana kali ini berhasil.

Tbc.
Hai semwa bantu author yup pembacanya udah otw 1k nih wkwk :v bantuin vote juga ya biar nambah semangat nih. Ilysm :*

Mau spoiler next part bakalan ada yang uwu uwu gemoy wkwk.

Maaf siapa ya? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang