8

3.9K 470 2
                                    

Sudah dua hari Tyana dirawat dirumah sakit. Penyebab dia harus dirawat sedikit lebih lama karena cidera dikakinya lumayan serius. Tyana juga sedikit kesulitan dalam berjalan normal.

Itu karena terlambatnya penanganan luka yang ada dikaki Tyana. Mengingat gadis absurd itu memaksakan diri untuk tetap ngampus padahal kondisi tak memungkinkan.

Hari ini Tyana sudah diperbolehkan pulang. Dirinya bahagia bukan main, sebab tebakan Tyana tempo hari tentang Azfar yang akan timbul tiba tiba itu benar adanya.

Setiap pagi sebelum ke kampus dan sore setelah pulang dari kampus Azfar tak pernah absen mengunjungi Tyana.

Tyana merasa sudah sangat jengah dengan sikap Azfar. Karena dosen muda tampan itu tetap melayangkan nyinyiran terhadap Tyana meskipun gadis itu sedang sakit.

Saat mengetahui hari ini Tyana boleh pulang dia sangat excited. Jika Tyana sudah boleh pulang itu artinya dia akan terbebas dari bayang bayang Azfar setiap pagi dan sore.

Mengingat Azfar hanyalah dosen pengganti yang sebentar lagi akan musnah dari hadapan Tyana setiap hari. Karena Pak Yosep akan kembali mengajar minggu depan membuat Tyana bersemangat kembali.

Kemungkinan seratus persen tak akan ada lagi dosen aneh yang akan menyinyir setiap hari pada Tyana.

...

"Assalamualaikum ya ampun harum khas rumah ini aku rindu, harumnya mengalahkan parfum impor China yang b aja." ujar Tyana sambil mengendus endus setiap sudut ruangan.

Menyengir lebar dengan mata terpejam sudah seperti apa menurut kalian?

"Udah pulang lo dek?" Suara Tora yang santai lantas membuat Tyana membulatkan matanya mencari sosok yang ingin dia hajar detik ini juga.

"Maaf anda siapa ya? Ada perlu apa datang kesini? Oh mau melamar pekerjaan jadi asisten rumah tangga orang? Maaf disini tidak membuka loker! Permisi pemilik rumah mau rebahan dulu." cerca Tyana membuat Tora berekspresi datar. Ia sudah menduga akan acara merajuknya Tyana.

"Oke fine, Kakak minta maaf dek. Kakak gatau kamu dirawat kakak baru tau tadi pagi pas mau kesana kata bunda kamu udah mau pulang." ujar Tora menjelaskan.

"Helloww kakak hidup dizaman megantropus elektromagnetik hah? Punya gadget kan kenapa gak digunakan sebaik mungkin?" sinis Tyana.

"Hp kakak udah tiga hari ini ilang Asha. Kakak mau beli lagi juga emang kamu pikir kakak ini konglomerat yang kalo hp ilang bisa langsung beli baru!" jawab Tora mencoba terus menjelaskan.

"Mangkanya gak usah sok soan beli hp iphone apel dah ilang tau rasa kan. Mending kaya Asha Hp kentang tapi gak ada yang niat buat nyuri." ujarnya berbangga diri.

"Ya iyalah emang siapa yang mau nyuri hp kentang kamu, udah kentang kentang busuk pula." ejek Tora diiringi tawa yang meledak.

"Kanjeng Prabu Dimas Santoso Akbar anter Asha yuk.!" ajak Tyana pada sang ayah yang baru saja masuk menyeret koper Tyana.

"Kemana nak ku"

"Pegadaian. Mau gadain Kak Saka Asha mau beli Hp Iphone Apel codet." ucapnya asal sambil terus mencebik kesal pada sang Kakak yang terus mengejeknya.

"Gak deh dek Ayah malu." jawab ayah sambil memperhatikan anak sulungnya.

"Kok malu sih yah?" tanya Tyana heran.

"Kakak kamu sama cewek aja gak laku ini lagi mau di gadein belum masuk juga udah ditolak satpam penjaga pegadaianya dek." ucapnya santai. Tyana yang mendengar itu tertawa terpingkal pingkal.

Maaf siapa ya? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang