10

3.8K 446 0
                                    

Tyana mengendarai motornya begitupun dengan Azfar setia mengikuti Tyana dibelakangnya.

Tyana merasa risih ada yang mengikutinya seperti ini. Dia merasa seperti anak paud yang sedang belajar naik motor dengan bapaknya mengikuti dari belakang.

Tyana menambah kecepatan motornya membuat Azfar sedikit kaget karena pergerakan motor Tyana yang mendadak cepat. Segera Azfar mengejar Tyana.

Tyana yang melihat Azfar tetap mengejarnya terus menambah kecepatan. Jadilah sepasang manusia ini kejar kejaran seperti sedang balap liar.

"TYANA BERHENTI!!!" perintah Azfar saat berhasil menyeimbangkan posisinya disamping Tyana. Azfar terus berteriak berharap Tyana berhenti, bahaya jika dibiarkan mengingat Tyana yang barbar itu kemarin saja jatuh ini lagi.

Tyana menghentikan motornya menyamping ke bahu jalan. Karena Azfar terus berteriak membuat malu Tyana karena menjadi pusat perhatian dijalan.

"Bapak kenapa sih teriak teriak gak ada kerjaan banget!" sarkas Tyana saat Azfar sudah berhenti disampingnya.

"Kamu gila Tyana? Baru aja keluar dari rumah sakit tadi pagi sekarang sudah kebut kebutan dijalan lagi." bentak Azfar membuat nyali Tyana sedikit menciut catat sedikit ya tidak banyak.

"Ya-ya suka suka saya lah pak, lagian masalahnya buat bapak apa sih?" jawab Tyana ketus, jujur saja dia sedikit kaget atas bentakan Azfar barusan.

Azfar mengacak rambutnya kasar dia tak habis pikir dengan isi otak mahasiswinya ini.

"Kamu mau mati hah?" nada ucapan Azfar semakin meninggi membuat Tyana memejamkan mata berusaha mengontrol diri untuk tidak menangis. Ya wanita mana yang tidak menangis jika dibentak laki laki.

Melihat perubahan raut wajah Tyana yang menjadi sendu membuat Azfar tak enak hati. Sepertinya ucapannya sudah terlalu berlebihan.

"Stop pak. Mau bapak sebenernya apa sih? Saya minta bapak stop tiba tiba ada dihadapan saya!" ucapnya penuh penekanan. Mata Tyana sudah berkaca kaca namun dia tetap menahan tangisnya.

Pantang bagi Tyana menangis gara gara seorang laki laki. Dibentak Tyana Azfar mengacak rambutnya kasar, dia semakin merasa bersalah terlebih dia melihat Tyana menahan tangisnya.

Bukan bukan ini maksud Azfar dia hanya tak ingin terjadi sesuatu lagi pada Tyana.

"Tyana Maaf." lirih Azfar yang masih didengar Tyana, namun Tyana memilih untuk segera pergi meninggalkan Azfar segera. Azfar tak lagi mengejar, membuat Tyana merasa lega.

Sesampainya didepan gerbang rumahnya Tyana membereskan wajahnya yang sedikit sembab karena sepanjang perjalanan pulang Tyana menangis. Dia berkaca di kaca spion motor milik Saka.

Tanpa Tyana sadari Azfar memperhatikan gerak gerik Tyana sedari tadi. Oke sekarang Azfar merasa sangat bersalah pada Tyana. Dia merutuki kebodohannya mulutnya itu tak bisa diajak kompromi sekali.

Setelah selesai Tyana segera membuka pagar agar dirinya bisa segera membawa masuk motor saka.

"Assalamualaikum guys" teriak Tyana seceria mungkin. Dia terlalu gengsi jika orang tuanya atau kakaknya tau dirinya menangis karena laki laki.

"Waalaikumsalam, ck si Ariana lo bawa kemana sih? Lama banget bensinya lo isi lagi gak?" tanya Saka.

"Berisik lo kak, bentaran doang ge elah. Udah Asha isi air got barusan gosa bawel Asha mau istirahat dulu bye." ucapnya lalu segera masuk kedalam kamar takut takut jika kakaknya menyadari kondisi matanya yang aga sedikit merah.

...

"Tyana tumben lo diem diem bae?" tanya Evan heran. Yang kini sudah duduk dimeja samping Tyana. Sejak masuk kelas tadi Tyana hanya berdiam diri.

Maaf siapa ya? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang