Satu tahun kemudian
Azfar dan Tyana benar benar gagal menikah. Tyana memang terus melanjutkan pendidikannya, setelah kejadian itu Tyana berusaha bangkit dari keterpurukannya.
Tyana sempat tidak masuk kuliah selama satu minggu setelah kejadian dicafe tahun lalu. Azfar juga memutuskan untuk resign dari kampus Tyana.
Entah apa penyebabnya namun itu sedikit membantu Tyana untuk melupakan kisah cintanya yang kandas oleh keegoisannya sendiri.
Dirinya juga memutuskan untuk tidak tinggal bersama Ayah dan Bunda.
Dia tinggal bersama Saka di Apartemen Saka. Ayah dan Bunda sempat membujuk Tyana untuk pulang namun nihil keputusannya sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat.Dengan berat hati Ayah dan Bunda menyetujui permintaan sang anak. Dengan syarat semua biaya kuliah dan uang jajan tetap harus dibayar oleh Ayah dan Bunda.
Anggap saja sebagai bentuk tanggung jawab dari Ayah dan Bunda yang telah mengecewakan anaknya. Meskipun tidak sepenuhnya kesalahan mereka.
Tyana pun menyadari itu, menyadari dan memahami bahwa itu semua sudah terjadi, mau diulangi pun tak akan bisa, keadaannya akan tetap sama. Apalagi yang harus dicari selain ikhlas dan bangkit kembali.
...
Tyana baru lulus dua bulan yang lalu. Dan memutuskan untuk mengajar disalah satu SMA swasta di Jakarta. Dia mengajar mapel Bahasa Indonesia sesuai dengan jurusannya.
Awalnya Tyana hendak menghonor di salah satu sekolah Negeri. Namun niatnya diurungkan karena salah satu Om nya menawarkan Tyana untuk mengajar ditempat dimana Om nya menjadi kepala sekolah disana.
"Dek." panggil Saka pada adiknya itu. Tyana dan Saka memang sedang berada diapartemen karena sedang weekend.
"Hoy."
"Lo beneran mau pindah besok?" tanya Saka lagi, ini merupakan pertanyaan yang amat sangat basi yang dilontarkan Saka sejak malam tadi.
"Gosa mancing mancing ya. Gue udah jelasin secara jelas, terperinci, hingga mudah dipahami dari semalem." jawab Tyana kesal.
Tyana memang berencana untuk tinggal disalah satu perumahan yang lokasinya dekat dengan sekolah tempat ia mengajar. Katanya lumayan irit ongkos.
Perumahan tersebut merupakan hadiah ulang tahun dari neneknya dijogja. Meskipun hanya perumahan kecil tipe 21 sederhana namun cukup untuk ditinggalinya sendirian.
Kata nenek itung itung belajar mandiri. Mengurus rumah sendiri sejak dini, lagipun Tyana memang belum berumah tangga, sekalian belajar aja kan biar jadi istri idaman wkwk.
"Ya kali gitu mau berubah pikiran. Lagian ya, kok nenek sayangnya cuma ke lo doang si. Gue sampe umur dua tujuh gini paling banter dikasi kado ulang tahun baju atau sepatu doang. Lah lo kadonya rumah woy gila gatuh. Patut dipertanyakan gue dianggap cucunya gak sih." ucap Saka panjang kali lebar sama dengan kesal.
"Mangkanya kak lo rajin rajin ibadah biar gak solimi." jawab Tyana sambil cekikikan.
"Iya deh cucu kesayangan." jawabnya kesal. Lalu membaringkan tubuhnya diatas karpet berbulu diruang tv.
"Lo kapan nikah si kak? Ni gue keburu ngantuk nungguin lo nikah." selorohnya membuat saka memutar bola matanya malas. Lagi lagi membahas tentang pernikahan terakhir kali pdkt belum juga jadi udah disuruh move on aja.
"Ngantuk ya tidur udel." jawab Saka asal.
"Gue mau nanya umur lo dah berapa kak tiga tujuh ya? Njay lah tiga tujuh mah dah mateng banget tinggal kupas terus celupin ke sambel." ledek Tyana.
"Dikata gue mangga kali. Lagian umur gue baru dua tujuh. Sembarangan nambahin umur orang." jawabnya tak terima. "Lo juga sadar woy, belom nikah padahal umur udah otw dua tiga." lanjutnya."Dua tiga makan tomat, ya bodo amat." jawab Tyana sambil menjulurkan lidahnya. "Yang penting gue pernah ngerasain rasanya mau nikah. Meskipun gak jadi sih ahahah." lanjutnya seraya tertawa hambar.
"Gagal juga karena ulah sendiri." jawab Saka menimpali.
"Iyalah mangkanya ni gue tanggung sendiri sakitnya." ucapnya bangga.
"mbocah syarap." ucap Saka geleng geleng kepala.
"Kak lo tau kenapa sayap burung ada dua?" tanya Tyana, saka hanya mengedikan bahu acuh.
"Gue juga gak tau sih." jawabnya sambil cengengesan.
"Kak lo tau ga.. "
"Kalo lo gak tau jawabanya gak usah nanya, karena yang semua lo tanyain itu gue pasti gak tau jawabanya." potong Saka cepat tak mau mendengarkan ocehan tak berfaedah sang adik. Yang diberi tau hanya terkekeh menatap wajah kesal sang kakak.
"By the way lo beneran gak mau tau mantan calon suami lo pergi kemana? Lo gak kepo gitu." ucap Saka serius.
Tyana menghembuskan nafas lelah. Kakaknya selalu saja bertanya seperti itu padahal Tyana kan sedang dalam tahap move on.
"Gue gak mau cari perkara sama hati gue Kak. Kesian dia sakit mulu kalo bahas mantan, apa lo gak kasian sama hati gue?" tanya Tyana memelas.
"Sakit hati tu diobatinya sama orang yang bersangkutan, gue jamin langung sembuh." ujar Saka mantap.
"Kan ada diabetasol. Cintai hatimu minum realgood tiap hari. Diabetasol dan realgood dijual secara terpisah ayok beli sebelum kehabisan." Tyana menyanyikan sountrack sountrack iklan dengan nada alay :v.
"Depan gue lo kek gitu, coba depan murid lo kek gitu. Gue jamin Om Baska pasti langsung pecat lo sebagai tenaga pengajar di sekolahnya." seloroh Saka.
"Didepan orang tuamu kau malukan diriku, kau bandingkan aku dengan dirinya, leu leu leu eyyy. Kau hina diriku kau sebut tentang harta kasih kau tiada berguna sekali. Hiiii haaa."
Dia malah menyanyikan lagu yang berjudul Berbeza kasta dihadapan Saka dengan gaya memelas jyjyq.Saka berpura pura menelpon seseorang dihpnya lalu berkata. "Hallo Far, gue dukung keputusan lo buat nikah sama cewek pilihan bonyok lo. Adek gue udah gak bisa diarepin lagi, kewarasanya udah mulai menipis." ucap Saka mendramatisir.
Sontak Tyana melototkan matanya.Dengan segera merampas ponsel Saka secara paksa lalu melihat apa benar Kakaknya sedang menelpon Azfar. Sejauh ini mereka memang masih berhubungan baik, Saka sama Azfar ya bukan si Tyana :v.
"Sial gue dikerjain." Tyana mengumpat setelah melihat ponsel Saka yang ternyata tidak sedang menelpon Azfar.
Terlihat Saka tertawa puas melihat ekspresi sang adik yang menyedihkan itu.
"Ehh tapi kenapa lo panik? Ohh gue tau lo masih ada rasa kan?" ujar Saka menggoda adiknya yang kini malah jadi salah tingkah.
"Ada rasa yang tak biasaa yang mulai ku rasa dan entahh mengapaa. Mungkinkah ini pertanda aku-" Saka bernyanyi dengan nada dibuat mellow guna mengerjai sang adik.
"Gosa nyanyi, suara udah kek kentut badak aja so soan nyanyi." ucap Tyana kejam, oh sungguh mulut Tyana sangat tidak berperikehewanan.
"Iya deh yang gak bisa move on padahal udah mo setaun eakkk." Saka kembali meledek lalu berlari kearah kamarnya. Bersembunyi karena sebentar lagi Tyana akan meledak melepuh meleleh.
"TORA ARSHAKA AKBAR EDAN!" teriak Tyana pada sang kakak yang terkikik geli dibalik pintu kamarnya.
Tbc.
Hai i'm back wkwk janlup vote sama komen ya biar aku semangat up :(
Ini tu nyempetin waktu buat bikin cerita sapulang kerja susah bett wkwk suka keburu ngantuk woy :v

KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf siapa ya? [END] ✓
HumorBagaimana rasanya mempunyai keluarga yang absurd dan tiba tiba didatangkan pasangan yang absurd juga? Penasaran baca ajadeh wkwk. Ini bukan cerita humor yang bisa bikin lo ketawa ngakak guling guling. Jangan terlalu berekspetasi tinggi nanti kalo...