14

3.3K 392 1
                                        

"Pak seharusnya saya gak usah ikut sama bapak tadi. Ini gimana ceritanya kita harus nikah cuma gara gara kecoa." Tyana terus mengulang ucapannya. Ia frustasi diusianya yang masih muda akan menikah.

'Oh NO NO NO gue masih pengen bebas. Nikah itu gak bebas.' batin Tyana.

"Saya minta maaf, saya juga gak tahu ini semua akan terjadi." ucap Azfar lirih. Ia pun sama pusingnya dengan Tyana.

"Terus ini gimana pak, saya gak mau nikah sekarang ini. Saya lulus aja belom, saya juga masih pengen jalan jalan ke luar negeri ke turki, ke dubai, kemana mana lah. Saya masih pengen bebas pak." tegas Tyana.

"Saya akan coba untuk membatalkan semua ini kamu tenang saja." jawab Azfar dingin. Membuat Tyana memekik riang, itu artinya masih ada kesempatan baginya untuk bisa terbebas dari pernikahan konyol ini.

"Sudah sampai, kamu gak usah terlalu mikirin soal ini." ucapnya datar.

"Makasi pak saya duluan, Assalamualaikum." pamit Tyana.

...

"Far, kapan kita akan melamar Tyana? Mama udah gak sabar pengen punya menantu." tanya Mama saat Azfar baru saja datang hendak masuk menuju kamarnya.

Melihat wajah sang Mama yang terlihat sangat bahagia kala mengetahui putra sulungnya memiliki calon menantu untuknya.

Azfar jadi tidak tega untuk mengatakan jika calon menantu yang sedang Mamanya sebut sebut menolak pernikahan ini terjadi.

"Nanti Azfar obrolin dulu sama Tyana. Lagi pun yang nikah nantinya kita berdua. Azfar gak bisa langsung mutusin sekarang." jawab Azfar setenang mungkin.

"Oke jangan lama lama bilang sama Tyana. Gak baik menunda hal baik." ucap Mama dengan senyum yang tak pernah hilang sejak tau anaknya akan menikah.

"Azfar masuk kamar dulu ya mau bersih bersih." izinnya.

...

"Astagfirullah cobaan apa lagi ini Ya Allah." Azfar mengeram frustasi. Azfar memang menyukai Tyana. Tapi Tyana juga gak bisa dipaksa seperti ini.

Tyana sosok perempuan yang sulit untuk ditaklukkan oleh Azfar. Padahal sebelum sebelumnya Azfar tak akan sesulit ini mendapatkan hati seorang wanita.

Meskipun Azfar belum pernah dekat dengan wanita manapun. Tapi wanita wanita yang sering mendekatinya.

Permintaan Mama Papanya pun sulit untuk ditolak. Terlebih mereka sudah sangat menginginkan ini sejak lama.

Ia terus mengacak rambutnya kasar. Kondisinya saat ini sangatlah kacau dia terjebak dalam permainanya sendiri. Memang sejak awal Azfar ingin memperkenalkan Tyana pada Papa mama nya sebagai calon istri gadungan.
Karena semenjak tunangan Dela Mama terus meneror Azfar untuk segera membawa calonnya kerumah. Itulah sebabnya ia mengajak Tyana dan menjadikan Tyana sebagai Calon istri gadungannya.

Namun sangat disayangkan kejadian Tyana terjatuh dan berakhir dipangkuannya malah membuat semua semakin rumit.

Dimana Papa dan Mama nya menganggap dirinya dan Tyana ada hubungan sehingga dengan mantap menyuruh mereka menikah setelah kejadian pangku memangku tadi.

"Kecoa Sialan!" pekik Azfar lalu segera bangkit menuju kamar mandi untuk siap siap sholat magrib.

...

"Ayahanda Asha mau cerita boleh?" tanya Tyana sambil bergelayut manja disamping sang Ayah. Mereka berdua tengah terduduk dikursi teras depan rumahnya.

"Ck biasanya juga suka langsung cerita aja, pake izin segala." Ucap Santoso sambil mengusap kepala sang anak yang terbalut hijab instan berwarna peach.

"Yah, Asha gak sengaja sentuhan sama cowok yang bukan mahrom. Tyana ngerasa bersalah banget, Tyana ceroboh." ucapnya dengan nada penuh penyesalan.

"Maksud kamu, kamu udah." ucapan sang ayah menggantung.

"Ihh bukan gitu yah." Tyana menceritakan semua kejadianya dengan Azfar. Tapi Tyana tidak menyebut siapa nama laki laki itu.

Jika kalian bilang ini lebay maka tidak bagi Tyana. Ya kalian bisa fikir sendiri Efek dari tak sengaja sentuhan tadi malah membuat Tyana harus menikah dengan Laki laki yang tidak ia sukai.

"Ayah percaya kalo tadi cuma gak sengaja. Sekarang kamu mohon ampun sama Allah. Itu juga bisa jadi peringatan buat kamu lebih baik dan lebih hati hati lagi. Kamu gak mau kan Ayah sampai masuk neraka gara gara perbuatan kamu karena Ayah yang gak bisa didik kamu dengan baik. Hm" ujar Ayahnya menenangkan dengan nada yang sangat lembut.

"Maaf Ayah." Lirih Tyana, langsung memeluk Ayahnya dari samping. Tyana memang sering bercerita tentang apapun yang membuatnya resah pada Ayahnya. Karena sedari kecil dirinya lebih dekat dengan sang Ayah.

Juga karena Tyana merupakan putri bungsu satu satunya Santoso. Membuat Santoso Akbar selalu memanjakannya.

"Masuk yuk, udaranya makin dingin." Ajak Ayah Tyana hanya mengangguk mengikuti sang Ayah dari belakang.

...

Setelah kejadian dirumah Azfar kemarin, Tyana selalu menghindar dari Azfar. Dirinya seakan enggan terlibat lebih jauh dalam rencana yang Azfar lakukan.

Meskipun dirinya telah jatuh kedalam rencana Azfar. Tapi sekuat tenaga yang Tyana punya dia akan membatalkan rencana pernikahan konyol ini.

"Baik saya sudahi pertemuan kita hari ini. Saudari Tyana saya tunggu kamu diruangan saya setelah ini. Assalamualaikum." ucap Azfar datar.

"Ck mau apa lagi sih tu dosen gak cukup apa nyusahin gue terus. Masalah kemaren aja belom ada titik terangnya. Arghhh." gerutu Tyana sepelan mungkin sambil memasukan buku catatan miliknya kedalam tasnya.

"Ty lo mau ke ruangan Pak Azfar?" tanya Evan.

"Hooh gue ke ruangan Pak Azfar dulu ya. Lo duluan aja tar gue nyusul. Bye Assalamualaikum." jawab Tyana lalu segera menuju ruangan Azfar.

...

Tok tok tok

"Masuk!"

"Assalamualaikum pak."

"Waalaikumsalam. Duduk!"

Tyana hanya menuruti permintaan Azfar. Dia tak bicara satu kata pun, benar benar berbanding terbalik dengan sikap asli Tyana yang barbar itu.

"Tyana." tanya Azfar mencairkan suasana.

"Hm" jawab Tyana datar

"Maaf."

"Untuk?"

"Telah melibatkan kamu dalam permasalahan hidup saya. Soal pernikahan, saya mau jujur sama kamu. Saya benar benar menyukaimu. Jauh dari sebelum terjadinya kejadian dirumah saya kemarin. Saya memang sudah berencana untuk mengajak kamu menikah tapi tidak secepat ini."

Prang

Tyana dan Azfar mendongkak kearah pintu masuk. Disana ada seorang mahasiswi yang dikenali Tyana dia adalah Dhea mahasiswi yang telah menjatuhkan gelas diambang pintu. Lalu gelagapan karena tertangkap basah menguping pembicaraan Azfar dan Tyana.

"Ma maaf pak, permisi." ucapnya lalu berlalu pergi dengan cepat.

"Tyana." panggil Azfar lagi.

"Kita bisa bicarain ini nanti lagi kan pak, saya ada kelas. Permisi, Assalamualaikum." ucapnya.

"Selesai kelas saya tunggu kamu diparkiran. Ini semua harus segera diselesaikan." tukas Azfar akhirnya.

Tyana keluar dari ruangan Azfar dengan perasaan campur aduk. Pernyataan cinta dari Azfar tadi sukses membuat Tyana bimbang.

Tbc.

Maaf siapa ya? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang