26

3K 344 5
                                    

Tok tok tok

"Assalamualaikum." salam seseorang dari balik pintu rumah Tyana.

"Waalaikumsalam, siapapun yang diluar masuk aja gue lemes sumpeh." jawab Tyana masih dengan posisi tengkurap lemas menunggu makanan datang.

"Jangan dibiasain kalo ada tamu disuruh langsung masuk. Kalo orang jahat gimana?" tegur Azfar.

"Ahh bapak bawel banget siniin pak makanannya saya laper banget ya ampun." ucap Tyana lalu segera merebut keresek yang dibawa Azfar.

Tangan Tyana sedikit gemetar, sumpah kalo kalian liat ni si Tyana udah kaya manusia yang belom makan sebulan.

"Kamu makan kok gemeteran gitu udah kaya lagi ijab kobul aja." Azfar terkikik geli melihat Tyana yang sedang makan.

"Elahh terserah saya kalik ah. Btw pak dirumah gak ada siapa siapa, bapak mending pulang takut ada setan lewat apalagi tetangga lewat bisa jadi fitnah nanti." ucap Tyana mengingatkan.

Azfar nampak sedang berfikir. "Mm saya bukan mau ngusir ya pak. Ya cuma mempersilahkan pulang aja hehe." ucap Tyana lagi.

"Iya saya ngerti, saya juga mau pulang kok. Tapi nanti kalo kamu sudah selesai makan." jawab Azfar.

"Oke deh terserah." pasrah Tyana.

Tyana memakan sate padang dengan khidmat sampai tak ada sedikit pun tersisa.

"Alhamdulilah kenyang. Makasi ya pak hehe." ucapnya sambil cengengesan.

"Nih minum." Azfar menyodorkan segelas air mineral dan obat, entah obat apa itu.

"Loh saya gak sakit pak." ucap Tyana menyerit heran.

"Coba kamu pegang dahi kamu." Tyana menuruti perintah Azfar untuk memegang dahinya. Agak sedikit panas sih tapi mungkin ini efek dari telat makan jadi agak pusing aja.

"Jangan mengelak tidak sakit, saya tau badan kamu panas kamu juga pusing kan?" tanya Azfar membuat Tyana melongo.

'Fiks ni dosen punya kerja sampingan jadi cenayang ni.' batin Tyana.

"Saya bukan cenayang Tyana. Sebenernya saya cuma nebak aja diliat dari gelagat sama muka kamu yang pucet." ucapnya lagi menjelaskan.

"Hmm makasi pak." Tyana berterima kasih pada Azfar dan Tuhan yang telah memberikan calon suami yang begitu pengertian.

'semoga nanti kalo udah jadi suami gakan berubah dah.' batinnya lagi.

"Saya pulang ya, kamu hati hati dirumah sendirian. Ayah sama Bunda kapan pulang?" tanya nya sebelum pulang.

"Semingguan doang mereka disana." jawab Tyana.

"Tora dirumah kan nanti malam?"

"Kak Saka gak pulang, katanya sih lagi diluar kota." jelas Tyana.

"Kamu ajak Leana menginap disini Tyana,biar ada yang temani kamu. Gak baik anak gadis sendirian dirumah." usul Azfar sungguh Azfar khawatir akan Tyana ingin rasanya menemani lebih lama namun apadaya statusnya hanya sebatas calon yang belum resmi.

"Hmm boleh juga tuh, nanti deh saya telfon dia." Azfar hanya mengangguk mengiyakan.

"Oh iya saya sampai lupa nih." Azfar mengeluarkan kertas kecil lalu diberikan pada Tyana.

"Loh ini." belum selesai Tyana bicara  Azfar sudah pamit duluan

"Saya pamit, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam hati hati dijalan." ucap Tyana. Dirinya tersenyum lebar lagi lagi Azfar sangat perhatian padanya. Azfar memberikan Voucher Kuota untuk Tyana barusan. Seakan tahu Tyana kalo dikasih gratisan ijo matanya.

Maaf siapa ya? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang