[i] i'm tudor

3.6K 482 98
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oxford, 2020

Kalau tahu akan seperti ini jadinya, lebih baik Joan ikut keluarganya jalan-jalan ke Tokyo saja daripada diam di Oxford untuk mengiyakan perkataan pamannya tentang mengurus studio foto.

Keluarganya pergi ke Jepang untuk berlibur, untuk libur musim panas ini. Sedangkan, Joanna Elizabeth Smith hanya duduk-duduk, menunggu orang yang mau difoto di studio milik pamannya, sendirian.

Entah apakah pamannya, Paman Daniel memiliki sihir yang membuat studionya ramai dan terkenal ketika beliau sendiri yang menjaganya sedangkan ketika orang lain yang menjaga studio foto akan menjadi sangat sepi atau tidak, Joan tidak pernah tau.

Cuaca Inggris terbilang ekstrem, semua orang juga tahu itu. Panas menyengat sebentar, tak lama kemudian hujan. Begitu pun sebaliknya. Untungnya Oxford tidak seekstrem di daerah utara, membayangkannya saja Joan sudah bersyukur.

Joan hanya membaca-baca ulang buku tua yang ceritanya sering dibacakan oleh ibunya dulu, waktu dia masih kecil sekali.

Kisah-kisah tua, katanya.

Tak lama setelahnya, bel di pintu berbunyi, menandakan ada seseorang yang masuk ke dalam studio. Pemuda berwajah rupawan, tampak masih kuliahan dan menenteng tas kusam berjalan perlahan.

"Halo, selamat pagi. Ada yang bisa dibantu?" Joan menyapa ringan, ramah.

Pemuda berkemeja putih polos dan celana katun hitam itu tersenyum balik, tipis sekali hingga terlihat samar-samar saja.

"Aku sedang dikejar-kejar oleh waktu. Bisa kita mulai saja? Aku sudah membuat janji sebelumnya dengan pamanmu, Nona." Jawab sang pemuda berambut hitam acak-acakan.

Joan mengangguk mengerti. "Permisi, saya periksa terlebih dahulu." Katanya, dijawab anggukan saja.

Setelah selesai memastikan pria dengan marga Grint itu, Joan kembali menghampiri pemuda itu dan mempersilahkannya. "Lewat sini saja."

Pemuda Grint mengangguk lagi, seperti tergesa-gesa waktu duduk di salah satu kursi empuk gaya lama. "Katanya, Anda meminta untuk disiapkan satu kursi kosong lagi disini. Apakah tidak salah?" tanya Joan, sedikit kebingungan.

Tapi, tidak dijawab apa-apa hingga Joan merasa canggung, menyiapkan dirinya dibalik kamera analog kesayangan Kakeknya.

"Ah, benar," katanya sebelum bersiap mengambil foto. "Kalau boleh tau, siapa nama Anda?"

Pemuda Grint tidak menjawab lagi, hanya memiringkan kepalanya beberapa centimeter ke samping. "Langsung saja," Katanya.

PORTRAITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang