[xxii] tea afternoon and her highness

636 132 26
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Castle Combe, 1536 menjelang musim dingin

"Sudah tercium ke hidung Raja."

Jeffrey menjulurkan kakinya ke meja dengan santai. Wajahnya tidak terlihat seperti orang yang bisa mati kapan saja. Teh yang diseduh oleh Ana masih hangat dan ia menyesapnya dengan raut yang masih saja tampak tidak terdistrak oleh kabar yang dibawa Matthew. "Lalu?" tanyanya.

"Yang benar saja, More!" Matthew mengusap wajah piasnya dengan tangannya. Terlampau jelas kalau Matthew ketakutan, dia gelisah sekali. Gerak-geriknya juga tidak setenang biasanya.

"Lalu, kau mau aku melakukan apa, Watson?" Jeffrey melihat lawan bicaranya itu dengan raut kebingungan. 

Jeffrey yakin sekali dia sudah pernah mengatakan keseluruhan rencana tanpa celahnya kepada seluruh temannya yang menjadi anggota dalam pemberontakan gila ini. Seharusnya, Matthew hanya perlu mengatakan kepadanya tentang kelanjutan serta apa yang dilakukan oleh Raja beserta antek-anteknya dibantu oleh Bentley.

"Ada yang mau kau sampaikan lagi?" tanyanya lagi. "Ada yang ingin kau sampaikan kepadaku, kan? Selain tentang kabar perihal kita yang sudah mulai tercium ke pihak atas, masih ada yang kau sembunyikan, kan?"

Matthew mengeruk kukunya--sebuah kebiasaan yang sering dia lakukan saat gelisah dan tidak tenang, Jeffrey bisa melihatnya dengan matanya yang jeli.

"Rumor mengatakan.." Matthew menimbang-nimbang, apakah dia harus mengatakan hal ini kepada Jeffrey atau tidak. Tapi, dia memutuskan untuk mengatakannya, agar pria dihadapannya ini membuat rencana untuk semua kemungkinan terburuk yang mungkin saja terjadi kedepannya, biarpun tentang sebuah rumor yang masih berenang pelan di balik bayang-bayang istana. "Raja akan mengambil kembali putri yang diambil darinya."

Jeffrey berhenti menyeruput teh manisnya. Ia mengernyit dan menelengkan kepalanya ke kanan, memandang Matthew dengan sarat pandang ingin menghabisi. Matthew Watson bahkan bisa menciumnya, darah dari makanan anjing gila kerajaan ini. "Maaf? Bisa kau katakan sekali lagi?"

"Itu masih rumor!" Matthew langsung menjawab cepat-cepat, takut dengan reaksinya. "Dayang, pelayan-pelayan sampai pejabat-pejabat membicarakan tentang itu. Raja Henry VIII akan mengambil kembali anak satu-satunya. Mereka tidak membicarakan apa yang akan dilakukan pihak istana terhadap pelarian serta pembangkangan putri kerajaan. Tapi, kau tahu kita--dan seluruh warga Inggris--tahu apa yang akan terjadi."

Jeffrey menaruh kembali gelas tehnya yang hampir ia remukkan dalam genggaman saat Matthew bercerita tentang rumor yang ia dan Bentley dengar di kawasan pusat. Ia berjalan ke arah jendela, sambil memandang orang-orang yang berjalan di jalanan Castle Combe dengan riang. Anak-anaknya berlarian kesana kemari sambil berbagi roti mereka bersama dan orang tua mereka akan meggerutu sebentar kepada anak mereka perihal "Tidak boleh makan sambil lari!" tapi beberapa saat kemudian akan tertawa melihat tingkah laku anak-anak mereka yang gembira.

PORTRAITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang