[xxvi] keep your eyes on me

598 96 12
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi, Nyonya. Apakah Tuan Green ada di kediamannya hari ini?"

Ana yang menemukan wajah yang tidak ia kenal merasa gagu ketika ditanya apakah tuan rumahnya ada di  kediamannya saat ini atau tidak. Tapi, daripada dia menggagalkan suatu upaya yang dilakukan oleh Jeffrey bersama relasi-relasinya yang banyak di pelosok Britania, Ana meminta sang tuan pencari untuk menunggu sebentar di tempatnya dan memastikan tentang kedatangan tak terjadwalnya itu kepada orang yang dicari olehnya secara langsung.

"Jeffrey, ada seseorang mencari." Katanya dan Jane yang juga duduk di samping Jeffrey yang sedang memberi putra paling kecilnya sentuhan lembut di pipi itu langsung melihat Ana dan bertanya-tanya siapakah sang tuan pencari.

"Suruh dia masuk, Ana." Ucap Jeffrey, masih setengah sadar usai berargumen penuh dan berusaha menenangkan Jane sejak kejadian di ruang bawah tanah kediaman Rickman kemarin sore.

Ana keluar lagi dan tak lama kemudian kembali, kali ini dengan orang yang dikatakan bermaksud bertandang ke Castle Combe karena Jeffrey.

"Green!" sapanya dengan riang, khas seperti tuan-tuan di pelosok pasar yang menjual aneka produk antik.

Jeffrey membuka matanya dan langsung sigap berdiri. "Branagh. Senang berjumpa."

"Ya, tentu. Senang bisa membantu juga." Kemudian mata orang bernama keluarga Branagh itu jatuh kepada Jane yang menatapnya kebingungan. "...ah, benar. Keponakanku yang menggantikanku untuk datang ke pernikahanmu, ya?"

"Benar. Vio, ini Jane dan Jane, ini Viontin Branagh, paman James."

Jane dengan agak kesusahan mengenyampingkan Albert dalam gendongannya dan berjabat tangan dengan orang yang kata Jeffrey itu adalah paman James. "Jane." Katanya, sebagai manner untuk mengenalkan dirinya.

"Vio. Branagh, atau siapapun mau kau panggil, Lady. 'Paman' juga tak masalah."

Jane bergegas ke kamarnya setelah berjabatan dengan Paman Vio untuk menidurkan Albert yang mulai mendengkur dalam gendongannya, untuk yang kembali kepada Jeffrey di ruang keluarga--membicarakan langkah pertama yang akan mereka ambil dalam memasuki jalan pemerintahan.

"Aku sudah melakukan pengamatan dalam jarak yang terbilang dekat di Skotlandia dan jujur, disana, Raja belum berhasil meraup serta memeluk mereka semua dalam rangka persetujuan reformasi. Entah karena disana terbilang masih kental atau cukup kolot, tapi banyak juga orang atas yang masuk barisan Dewan untuk membantu kita dengan harapan bahwa--" Paman Vio melirik Jane barang sekilas. "--putri sulung Raja bisa memegang kendali monarki sebagai Ratu pertama dalam sejarah Britania."

"...tapi, tentu tidak semua Dewan setuju, kan? Ada beberapa dari mereka yang benar memihak kepada Raja. Entah itu takut di eksekusi di Tower of London atau karena seutuhnya percaya ke dalam pemerintahan Raja, memberi loyalitas mereka sebagai balasan." Jane berkomentar, berharap bahwa setidaknya kedatangannya dalam rencana Jeffrey dan kawan-kawannya ini tidak hanya karena beberapa alasan terkait hati mereka masing-masing.

PORTRAITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang