[xxviii] windsor on messy

381 72 3
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi es yang berkelontang didalam bir yang sedang disesap oleh Mark dan Edward mungkin saja bisa bergema hingga seisi bar dengar. Tangan kanan Edward ia gunakan untuk mengaduk minumannya perlahan dan tangan kirinya ia sandarkan ke atas meja tempat mereka sedang sandarkan tumpuan badan atas sekarang.

Baru beberapa hari yang lalu keduanya kembali dari mengumpulkan pengikut tambahan di luar lingkup kota, tempat dimana Jeffrey serta John yakin akan ada simpati-simpati lainnya yang bisa membantu kelangsungan rencana.

"Ya ampun, kalau saja aku bisa berbaring di lantai detik ini juga, akan aku lakukan dengan senang hati." Edward bersuara dengan lenguhan yang terdengar bersamaan dengan keluhan dan lelah yang ia hadapi selama beberapa waktu ini.

Mark terkekeh ringan mendengar perkataan kawannya yang sudah hadapi banyak hal dengannya belakangan hari. "Lakukan saja."

"Gila." Edward mengatainya dengan wajah yang dibuat seolah-olah khusus untuk mengguyon kawannya itu. Tapi, Mark sudah paham.

"Setelah ini kembali ke Rickman, kan?" tanya Mark, memastikan. "Ku dengar orangnya bahkan tidak disana."

"Yang benar saja. Memang kapan kau dengar Rickman duduk tenang di rumahnya yang bak istana itu?" sindir Edward.

"Ed, kau benar-benar harus menutup mulutmu saja. Kau benar-benar memanifestasikan seluruh kemampuan dan waktumu untuk menyindir seseorang."

"F-"

Belum sempat Edward menyelesaikan perkataan penuh kekesalannya atas balasan telak dari Mark, pintu bar terdengar terbuka dari lonceng yang berada di atasnya dan dua orang pengawal kerajaan masuk.

Kurang cekatan, Mark dan Edward tidak berhasil untuk kabur dan berakhir dengan dua tangan diikat tali yang biasanya digunakan untuk menjadi eksekusi bagi rakyat menengah ke bawah.

"Mark Davis dan Edward Coltrane, kalian ditangkap atas keterlibatan dalam rencana penggulingan Raja dan penghasutan bangsawan serta penyebaran rumor tentang konspirasi Putri."

"Hah?" Edward berlagak tidak tahu apa-apa. "Yang benar saja. Memangnya kau pikir kami sepintar itu untuk membuat rencana konspirasi Putri?"

"Keterlibatan, Tuan-tuan." Desis salah seorang pengawal yang berkumis dan berwajah lebih boros dibanding yang satunya. "Lebih jelasnya lagi akan dikatakan sesampai anda berdua di Windsor Castle."

"Windsor Castle?? Ya Tuhan! Ini anugerah untuk lihat Raja pertama kali dan bukan dari arak-arakan orang atas!" Edward memang gemar buat lawan bicaranya lelah terhadap dirinya.

PORTRAITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang