•
Dua kereta kuda menuju Average. Tepatnya, gereja St. Mary, Ambleside. Dua kereta itu menampung rombongan gadis yang terdiri dari beberapa orang saja dan rombongan sang pemuda yang lebih banyak, tak menyisakan satu tempat duduk pun disitu.
Jane akan mengingat baik-baik hari ini.
Hari pernikahannya dengan Jeffrey.
"Nona Jane, Anda pasti sangat bahagia hari ini." Ana menatap Jane yang sudah mengenakan gaun pernikahannya serta veil dengan rapi.
Sebagai orang yang mengetahui hubungan mereka berdua sejak awal, Ana merasa bangga dengan dirinya sendiri. Ya, meskipun dia agak merasa aneh karena pasangan yang katanya salah satunya merupakan pacar dari Prancis, mereka berdua juga pernah terjebak dalam keadaan canggung. Padahal, kalau mereka berpacaran, mereka tidak akan canggung layaknya dua orang labil cinta, kan?
Ana menyingkirkan pemikiran itu. Hari ini cukup menyaksikan pernikahan Jeffrey dan Jane saja.
Jane mengalihkan pandangannya dari Ana. Dia merasa malu dengan perkataan sang wanita sebelumnya. "Tentu saja aku bahagia, Ana. Memangnya siapa yang tidak akan bahagia ketika mereka berada di posisiku?" tanyanya.
Ana bisa melihat sang gadis terkekeh. Rupanya dia masih malu untuk mengakuinya. Pipinya bahkan terlihat memerah, walau samar. "Jangan begitu, Nona. Anda boleh memekik kegirangan kalaupun malu. Karena ketika Anda sudah turun dari kereta ini dan berjalan menuju altar, tak ada waktu untuk memekik."
"Ya, ya, Ana. Aku mengerti apa maksudmu." Jane menutup wajahnya dengan dua tangannya dan memekik tertahan.
Ibunya, Lady Katherine, melihat interaksi keduanya dengan senyuman senang, terutama Jane. Setidaknya tiba waktunya untuk menyaksikan anaknya menikah. Ah, betapa gembiranya dia hari ini!
Sedangkan, di kereta kuda lainnya, Jeffrey berusaha untuk tidak terlampau kelihatan bahwa dia sedang berdoa agar mereka segera tiba di Average.
Dia ingin melihat Jane, dan topik tentang gadis itu sedang memenuhi pikirannya, sama sekali tidak peduli dengan apa yang Daniel ocehkan.
"Hei, Green, kau sama sekali tidak menyimak apa yang aku bilang, hah?"
Jeffrey dan Charles memutar bola matanya jengah. "Terserah." Kata mereka berdua, berdampingan.
•
Setidaknya, doa Jeffrey untuk segera sampai di Average segera terkabul. Walaupun sekarang malah dia yang gugup sendiri. Siapa sih, yang tidak gugup ketika sudah dihadapkan dengan altar, menunggu calon istrinya didepan sana untuk mengucapkan janji pernikahan bersama-sama?
KAMU SEDANG MEMBACA
PORTRAIT
Fanfiction[ft. jung jaehyun] "I can even burn the entire land when it comes to you." • Jane, putri sulung Raja Henry VIII memutuskan untuk kabur dari istana dan berakhir di rumah Jeffrey Green, pelukis istana yang juga merupakan penulis. Jeffrey menjadika...