[iv] deep down in wiltshire

1.4K 337 49
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hawa malam benar-benar menusuk ke dalam tubuh Jane sepanjang mereka di kereta kuda itu, hanya terlindungi oleh kain terpal di atas kepala, berjaga-jaga siapa tahu tiba-tiba hujan dalam perjalanan dan kayu keras yang diduduki oleh sang gadis pula.

Baru kali ini dia benar-benar merasa tersiksa hanya karena bokongnya yang kesakitan. Mungkin efek dari hal pertama yang dia rasakan selama dua puluh empat tahun hidup didalam istana.

Jeffrey tertidur sedari tadi, membiarkan Jane untuk menaruh kepalanya bersandar pada bahu lebar pemuda Green. Deru nafas Jeffrey pelan sekali, terdengar sangat samar tapi berhasil menjadi lagu pengantar tidur terbaik untuk Jane selagi bulan masih malu-malu di balik awan tipis.

"Kalian berhenti dimana?" Jane dikejutkan oleh suara seorang wanita yang sejak tadi dilihatnya sedang memeluk erat anaknya agar tak kedinginan.

"Dekat pedalaman Wiltshire, Nyonya." Jawabnya sambil berbisik pelan, takut beberapa orang lainnya akan terbangun mendengar suaranya.

Wanita itu mengangguk mengerti. "Saya hanya bercanda." Katanya.

"Maaf?" tanya Jane, sedikit bingung.

Dia menyelipkan rambut pendeknya di belakang telinga. "Saya tinggal bersama Tuan Green." Jelasnya setelah tertawa singkat beberapa waktu lalu melihat reaksi Jane yang sempat kebingungan.

"Anda ibunya?" Jane semakin terlihat kaget, setengah tak percaya.

Wanita itu menggeleng. "Saya tinggal di rumahnya, tapi tidak punya hubungan keluarga biologis sama sekali, Nona. Saya lihat, Anda juga ikut bersama Tuan Green, benar?"

"Ah, saya Josephine. Biasa dipanggil Jane tapi, iya. Saya akan tinggal bersama Jeffrey juga, Nyonya." Jane melihat Jeffrey sekilas saat dia menyebutkan nama samarannya dan membenarkan perkataan sang wanita setengah baya dihadapannya itu.

"Ya ampun! Saya lupa mengenalkan diri. Saya Anastasia, Nona. Ana juga tidak masalah. Nona silahkan tidur saja, kita akan sampai pagi ini. Pastikan agar tidak kelelahan." Wanita bernama Ana itu tersenyum simpul, kemudian memejamkan matanya.

Ketika Jane membuka matanya yang berat karena masih mengantuk, sinar matahari pagi yang cerah langsung menerpa wajah kurang tidurnya itu.

"Sudah bangun?"

Jane terkaget-kaget sewaktu Jeffrey tidak merubah posisinya sejak semalam, menandakan kalau sang pemuda tidak enak membangunkan Jane yang sudah terlalu nyaman tidur dalam posisi itu.

PORTRAITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang