[v] people's feast

1.3K 318 23
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jane masih dengan setengah jiwa yang rasanya sudah melayang entah kemana memandang wajah Jeffrey ragu-ragu. Pemuda di hadapannya itu hanya menggaruk tengkuk yang tidak gatal, agak kaku.

Ana sudah selesai menyuapi anaknya makan dan dia sendiri sudah keluar dari ruang makan yang berada di ruangan yang sama dengan dapur. Dia sempat tersenyum pada Jane, seperti seolah menertawakan momen canggung mereka berdua.

"Kamu serius?" tanyanya pada Jeffrey yang langsung mengangguk mengiyakan kalau perkataan Jane itu benar adanya.

Jane kemudian mengangguk juga, beberapa kali. "Baiklah. Tidak apa-apa." Katanya sembari tersenyum tipis.

Jeffrey ikut tersenyum, merasa lega sekali karena sebelumnya sempat takut dengan reaksi putri sulung Raja Inggris itu. Mereka kemudian melanjutkan makan dalam diam sampai Jane izin ke kamarnya duluan, mengganti pakaian tidurnya.

Asal Jeffrey tahu saja. Jane sedang membenamkan kepalanya di bantal dengan perasaan malu sekali, pipinya sudah terlampau merah seperti mawar yang ada di tanam di pekarangan rumah Jeffrey.

Pintu kamarnya terketuk dan ketika dia membukanya setelah berusaha meredamkan pipinya yang merah, Jane kembali dihadapkan dengan Jeffrey. "Ada apa?" tanyanya, agak kebingungan kala Jeffrey memberikan tumpukan pakaian.

"Ini untuk kau kenakan. Cobalah berbaur." Jawab Jeffrey, meraih tangan Jane untuk menerima pakaian yang ia beri sukarela.

Jane mengangguk saja, kemudian mengganti pakaiannya dan turun ke lantai bawah. "Bagaimana?" tanyanya.

"Cantik."

Baiklah. Detak jantungnya benar-benar tidak bisa dimaklumi lagi. Kuda istana saja kalah cepat. "Ayo," Jeffrey menarik tangannya dan keduanya keluar dari rumah, menyusuri jalanan Castle Combe untuk dihadapkan dengan sebuah rumah besar dengan salah seorang pria tua yang mabuk duduk di sisi pintu.

"Tuan Smith, jangan duduk disitu." Jeffrey menghampiri pria tua itu dan mengambil gelas yang dipegangnya dengan erat. Dari baunya saja Jane tahu kalau itu adalah alkohol.

"Di dalam ramai sekali," Tuan Smith terkikik kecil seakan melihat sesuatu yang lucu. "mereka sudah mau mulai menari bersama."

Jeffrey menatap Jane lagi dan mengajaknya masuk ke dalam. "Kau tahu tariannya?" dia bertanya sewaktu keduanya dihadapkan dengan banyak orang di rumah Nyonya Radcliffe, menari-nari mengikuti alunan musik bergaya irish yang kental.

"Bukankah ini gaya Irlandia?" tanya Jane, agak kebingungan.

Jeffrey tersenyum, lalu mengangguk. "Tentu. Jangan heran. Nyonya Radcliffe punya darah Skotlandia juga." Katanya, tampak girang sekali melihat pesta malam ini.

PORTRAITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang