[xxix] no win today

462 87 9
                                    

kebanyakan monolog, kalau merasa bosan, lihat di bagian pengumuman di akhir bab sebagai tanda menghargai penulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kebanyakan monolog, kalau merasa bosan, lihat di bagian pengumuman di akhir bab sebagai tanda menghargai penulis.

Raja geram.

Dengan gusar ia menyangga kepalanya sedari tadi, memikirkan apa langkah pertama yang harus ia lakukan selagi Green dan kawan-kawannya itu melanjutkan gelombang berikutnya.

Haruskah dia dari depan? Atau dari belakang? Jelas bukan menyambar dua yang berhasil di tangkap karena itu hanya akan membuat Jeffrey Green kembali melancarkan gelombang-gelombang berikutnya tanpa ragu demi sahabat mereka.

"Cromwell." Panggilnya, ketika akhirnya menemukan apa yang harus ia hadapi terlebih dahulu. Matanya menerawang kepada kumpulan-kumpulan orang yang ada di depan Kastil Windsor, meminta Raja untuk segera turun, didesak oleh rumor-rumor yang berseliweran dimana-mana.

"Ya, Tuan?" sahut sang tangannya.

"Aku sangat kesal karena mereka banyak gaya. Apa yang harus aku lakukan?"

"Bagaimana saya harus menjawabnya, Tuan?"

"Jawablah kau tidak tahu saja."

"Saya tidak tahu, Tuan. Bagaimanakah caranya?"

Sang pria yang dielu-elukan sebagai Raja itu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menyusuri lorong ruang utama dengan senyuman penuh kepercayaan diri. Perlahan seolah-olah dia akan membawakan sebuah nasihat dan perbincangan singkat sebagai pemimpin perang yang berhasil kembali dengan membawa kemenangan.

Ia melihat ke arah warga, yang masih saja menyuarakan pendapat mereka dengan tidak sabaran, bergegas agar Raja juga turun secepatnya dari takhta.

Girang sekali seakan baru menang semacam lomba di kalangan bangsawan atas, Raja Henry melihat ke arah Cromwell sambil menunjuk kerumunan orang-orang di depan Kastil Windsor.

"Lihat baik-baik, Cromwell. Mereka sudah didepanmu begitu saja." Katanya. "Bubarkan mereka. Bebas kau mau gunakan cara apapun, aku perbolehkan. Selagi bisa berlaku halus, berlakulah. Kalau ada yang keras kepala, tunjukkan kalau penjara kita pun tak kalah dengan penjara Jerman yang berhasil 'siksa' anak keluarga Rickman itu selama berwaktu-waktu."

Cromwell memahami perkataannya dan langsung undur diri, meninggalkan Raja Henry dengan tatapan menerawang, seringai dan gelengan di kepala saat sadar mungkin Putrinya lupa dia punya otak sampai menyeberang kepada Jeffrey Green itu.

Cromwell mematuhi apa yang diturunkan kepadanya dan langsung menurunkan perintah lainnya juga untuk mempontang-pantingkan penuntutan yang ada di depan Kastil Windsor.

PORTRAITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang